Minggu, 02 Desember 2012

MENGENAL CIPTA RASA DAN KARSA

Dalam definisi tauhid rasa atau hayat adalah sifat yang didapat disegala sifat . Rasa atau hayat adalah sifat yang memiliki kecenderungan untuk menguasai sifat yang lainnya sebagaimana tanaman benalu yang mudah tumbuh melekat disegala pohon , akhirnya pohon tak nampak karena tertutup rimbunnya benalu bahkan pohon yang ditumpangi dapat mati kekeringan .

PITULUNG

Semua insan memperoleh Anugerah Ilahi yang sama keadaannya dari semenjak kelahirannya didunia .Pitu atau tujuh adalah jumlah Anugerah sekaligus pertolongan atau pitulung dari Dia Yang Maha Pengasih dengan pitulung atau tujuh (7) anugerah itulah insan hidup didunia ini , pitulung itu adalah roh atau sistem yang menyebabkan terjadinya ; “ diam atau bergeraknya manusia “

Tujuh rangkaian dasar ( roh ) itu adalah : 
  1. Kehendak atau kemauan . 
  2. Tenaga atau kekuatan 
  3. Perasaan 
  4. Pengetahuan atau Ilmu 
  5. Pendengaran 
  6. Penglihatan 
  7. Perkataan 
Tujuh rangkaian dasar pergerakan manusia inilah yang bekerja secara otomatis dan berulang-ulang dari pagi (ketika bangun tidur) sampai petang ( tertidur kembali ) sebagaimana tersirat dalam ayat berikut :
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang di baca berulang-ulang dan al-Qur’an yang Agung “( QS.al Hijir 7)
Sayangnya pengetahuan manusia semakin maju justru telah mengabaikan dan malah menghancurkan sistem yang sejak awal diberikan oleh Yang Maha Kuasa , kerusakan demi kerusakan telah dibuat oleh manusia dan ini adalah kufur nikmat yang paling berbahaya . 

7 rangkaian ROH atau anasir roh itu jika dipandang dari kenyataan manusia adalah termasuk sesuatu yang Ghoib atau tak terlihat , maka setinggi apapun pengetahuan manusia modern hanya dapat menghitung dengan angka ( simbul ) nya saja tapi tak akan dapat mengetahui dengan pasti bagai mana wujud dan keadaan dari ke tujuh anugerah tersebut , sebagai contoh kecilnya : adalah sesorang perancang mesin ,dia telah berhasil merancang sebuah motor dengan kekuatan 100 PK , adakah dia bisa menjawab jika kita tanya pernahkah dia melihat tenaga yang ada dalam mesin rancangannya ?

jawabannya tentu hanyalah berupa uraian dari rangkaian simbul-simbul yang ditangkap daya nalarnya sendiri.

Keberadaan Kehendak , Tenaga , Perasaan , ilmu pengetahuan semua dalam keadaan abstrak tak dapat dilihat dan direka bentuknya , manusia hanya dapat merasakan adanya dan menggunakan saja , namun sayang kebanyakan orang lupa kepada anugerah nikmat ilahi maka sudah pasti jarang juga orang yang mensukuri nikmat yang telah ada dalam dirinya ini. 

MEDAHULUKAN RASA :

Larangan membuat kerusakan dimuka bumi sangatlah luas sekali maknanya apalagi jika menyangkut keberadaan bumi diri manusia , siapa yang dapat mengadilinya selain dirinya sendiri.

Pelanggaran yang tidak disengaja adalah ketika seseorang bertindak atau berbuat hanya mengikuti perasaan , sehingga orang banyak berbuat ( beribadah ) berdasarkan Rasa yang seharusnya tidak didahulukan karena ada diurutan ke tiga sehingga yang terjadi dalam jiwanya adalah :
  1. Berbuat dengan / demi rasa. 
  2. Perfikir dengan rasa 
  3. Melihat dengan rasa 
  4. Mendengar dengan rasa 
  5. Berkata dengan rasa 
Semua itu adalah hasil dari :
  1. Rasa yang menguasai perkataan 
  2. Rasa yang menguasai pendengaran 
  3. Rasa yang menguasai penglihatan 
  4. Rasa yang menguasai fikiran 
  5. Rasa yang menguasai perbuatan . 
Sepertinya sudah menjadi kelaziman saat ini orang berbuat dimuka bumi dan beribadah hanya berdasarkan tuntutan rasa yang ada dalam dirinya saja . sebagai mana benalu semakin lama sang rasa telah menguasai diri dan menjadi raja didalam diri ia menjadi tuhan baru didalam diri .

Bagaimana mungkin seseorang dapat bertauhid kalau didalam diri senantiasa bermunculan benalu ketuhanan , bukankah dalam ber-tauhid seseorang itu dituntut untuk menafikan adanya tuhan .

Salah yang telah menjadi kaprah , dewasa ini banyak orang beriman dan beribadah hanya didasari dengan rasa dirinya.

HIMPUNAN RASA = NAFSU 

Rasa penasaran , rasa ingin tahu , rasa marah dan rasa senang dan rasa kecewa adalah bias dari adanya nafsu amarah dan nafsu amarah.

Mendengar dengan rasa mengakibatkan Rasa ingin tahu bergejolak di dalam diri dan hasil yang didapat dari berbuat atas dasar rasa ingin tahu adalah rasa penasaran , marah dan kecewa.

Cipta Rasa Karsa (Versi A)

Mungkin banyak dari kita pernah mendengar kata-kata TRIDAYA yaitu Cipta, Rasa dan Karsa. Tetapi sangat sedikit dari kita memahami secara mendalam tentang Tridaya ini. Inilah sebuah kekuatan maha dahsyat yang ada pada diri kita yaitu kekuatan Cipta, Rasa dan Karsa/Kehendak. Kekuatan inilah yang sebenarnya menggerakkan setiap aktifitas yang kita lakukan setiap hari mulai dari bangun tidur yaitu saat pertama kali kaki menginjak tanah/lantai hingga saat ketika kita melepas semua kepenatan hidup dan membaringkan tubuh kita untuk tertidur lelap. Semuanya itu adalah berkat kreasi dari Tridaya ini. Apakah Tridaya itu? Inilah yang ingin kita ulas dalam tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.

Cipta 

Ialah kekuatan yang membuat gambar-gambar terhadap rencana dan segala sesuatu yang telah terjadi berupa Citraan (gambaran) yang ada di benak kita. Kemudian

Rasa

Ialah kekuatan halus yang menyelimuti dan menyatu dari setiap gambar-gambar atau citraan terhadap segala sesuatu yang membawa kesan, hal ini sering kita namakan perasaan (emosi pribadi). Dan yang terakhir adalah

Karsa atau kehendak/tekad. 

Inilah kekuatan yang menggerakkan segala Cipta dan Rasa itu menjadi terlaksana.

Bagi orang-orang yang telah mengenal diri pribadinya, seharusnya sudah bisa mengatur Tridaya ini sehingga menjadi suatu kekuatan yang manunggal/menyatu. Dalam bukunya Karya Agung, Ki Ageng Nitiprana menjelaskan bahwa sangat sulit untuk menentukan dari ketiga daya ini yang bergerak lebih dahulu. Memang ada kalanya Cipta, adakalanya Rasa, tapi ada kalanya juga Karsa/tekad yang menggerakkan kekuatan-kekuatan yang menimbulkan pekerti dalam diri kita.

Untuk mendapatkan pembuktian dari kekuatan Tridaya yang ada dalam diri kita, alangkah baiknya setiap dari kita selalu meneliti atas tindak-tanduk dan perbuatan yang kita lakukan. Apakah tindakan yang kita perbuat bermula dari adanya Cipta, Rasa atau Karsa. Hal ini diperlukan untuk bisa lebih memahami kekuatan yang lebih dominan dalam diri kita. Apakah Cipta, Rasa atau Karsa yang muncul lebih dahulu? Hal ini penting, sehingga dikemudian hari kita lebih bisa memanfaatkan kekuatan Tridaya tersebut agar lebih optimal. Untuk memudahakan memahami masalah tridaya ini, kita bisa lihat dari contoh berikut;

Sebagai contoh ada seseorang bernama si fulan yang sudah mengenal diri pribadinya, mencoba mendapatkan apa yang ia cita-citakan. Ia mencita-citakan ingin mendirikan sebuah penerbitan. Si fulan yang saat itu tidak mengetahui sama sekali tentang penerbitan kemudian menggunakan Ciptanya. Ia mulai menggambarkan dalam batinnya sebuah buku yang bisa ia cetak dan terbitkan sendiri, ia menggambar detail dari proses membuat buku tersebut. Tetapi karena tidak didukung dua kekuatan tridaya yang lainnya maka cita-citanya tersebut agak tersendat. Kemudian ia memperbaiki caranya. Pada saat menggambar kembali terhadap cita-citanya tersebut, ia mengikutsertakan kekuatan Karsa/kehendak yang menggebu-gebu, sehingga muncullah perasaan yang menyelimutinya atas cita-cita itu. Jadi setelah Tridaya itu menyatu, antara gambar yang ia buat, kemudian tekad yang membaja, serta persaan yang membuat yakin atas cita-citanya maka seketika itu pintu terbuka dan dihadapan terbuka jalan untuk mewujudkan cita-citanya, seakan dimudahkan proses terwujudnya mendirikan penerbitan, ia melaluinya dengan mudah. Sehingga cita-citanya terwujud dan menjadi kenyataan.

Jadi setiap orang dan setiap kasus berbeda-beda dalam menggunakan Tridaya ini. Hampir setiap hari, setiap detik kita menggunakan kekuatan tridaya, tapi sayangnya kita tidak pernah memperhatikan prosesnya dan menyadarinya. Apabila kita mampu mengelolanya dengan baik sehingga mampu memanunggalkan tridaya tersebut, maka tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini. Kita adalah mahluk yang paling sempurna, dan mendapat mandat sebagai khalifahNya. Maka kita dan Tuhan berkreasi bersama di Bumi ini untuk kemajuan dan keharmonisan alam semesta.

Dalam perkara yang lebih luhur lagi, bagi mereka yang sudah mengenal NUR ILAHI disaat mi’raj. Dapat menggunakan dan membiasakan kekuatan Tridaya ini untuk bisa manunggal saat memasuki alam keluhuran. Bisa menggunakan kendaraan Cipta, Rasa atau Karsa disaat memulai memasuki alam keluhuran tersebut. Hingga tiba saat dimana Tridaya ini kita tinggalkan. Bila sudah tiba waktu yang tepat dan saat yang tepat, kekuatan Tridaya ini luluh dengan sendirinya menjadi kekuatan TRIDAYA SANG MAHA AGUNG. Tidak ada lagi cipta, rasa dan karsa insan. Kepasrahan total, yang menarik kuat untuk terus memasuki lorong-lorong CAHAYA. Hingga hampa tak ada apa dan siapa, suwung dalam hening yang membahagiaakan. Cahaya tanpa warna, berkilau tanpa dapat diberi nama lagi.

Cipta Rasa Karsa (Versi B)

Ketika The Secret terbit, gemanya nyaris memenuhi planet ini. Dunia seolah tersentak, The Secret tidak lagi menjadi rahasia bagi siapapun. Dalam pandangan Rhonda, The Secret adalah rahasia kesuksesan yang dimiliki tokoh-tokoh besar dan sejumlah orang sukses dari berbagai belahan dunia sejak zaman 3000 tahun sebelum Masehi hingga abad modern sekarang.

Berpijak pada Hukum Ketertarikan (Law of Attraction), Rhonda Byrne berhasil mengemas The Secret menjadi sebuah karya menakjubkan dalam bentuk buku, website dan DVD. Pundi-pundi uangnya pun bertambah. Apa yang dikatakan Rhonda benar adanya. Setiap bangsa di dunia memiliki resep sukses yang cenderung memiliki kesamaan dengan bangsa lainnya di dunia, termasuk Indonesia.

Dalam tradisi budaya Nusantara, resep sukses itu terangkum dalam istilah cipta, rasa dan karsa. Tiga komponen kata tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan (tritunggal). Pada masa lalu, kemampuan manusia dalam mengolah cipta, rasa, karsa telah menghasilkan peradaban menakjubkan. Cipta, rasa dan karsa merupakan kekuatan manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Inilah yang melahirkan peradaban besar di masa lalu, sebagaimana ditunjukkan orang-orang yang hidup pada masa Majapahit, Mataram, Singasari, Demak, Sriwijaya, dll. Begitupula dengan tokoh-tokoh besarnya, seperti Gajah Mada, Hayam Wuruk, Sultan Agung, Prabu Siliwangi, Wali Songo, Sukarno, Arupalaka, Diponegoro, dll.

Itulah sebabnya, umumnya orang-orang tua dahulu sering mengatakan bahwa apabila kita bisa menyelaraskan 3 komponen kata di atas, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya kehidupan (kemakmuran dan kebahagiaan).

Ketiga komponen (cipta, rasa dan karsa) tersebut merupakan bagian dari sistem kebudayaan Nusantara yang tak terpisahkan dari bingkai utamanya, yaitu spiritualitas.

Penyederhanaan Makna

Makna cipta, rasa dan karsa memang terkesan sulit dipahami. Terutama pemahaman hakekatnya. Banyak yang mengetahui ketiga istilah tersebut, tetapi tidak banyak yang mengetahui cara menggunakannya. Penyederhanaan diperlukan untuk lebih memahami maknanya, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila dikaji lebih jauh, ternyata makna ketiga kata itu sederhana. Meski begitu, terdapat perbedaan cara dalam menerapkannya. Perbedaan itu terletak dalam tradisi daerah masing-masing (budaya turun temurun, seperti ritual-ritual, tapa brata, kaharingan, kejawen, dll.) dan dalam tradisi dengan unsur keagamaan samawi, seperti puasa, zikir, tarekat dan ajaran tasawuf. Tetapi hakekatnya tetap sama.

Secara singkat dapat dikatakan, cipta berarti keinginan menciptakan sesuatu (tahap awal berada dalam pikiran). Dibutuhkan kekuatan visualisasi atau daya cipta terhadap keinginan itu.

Tahap berikutnya adalah rasa atau merasakan sesuatu yang tercipta dalam pikiran. Sesuatu yang kita ciptakan dalam pikiran seolah-olah sudah maujud dan kita dapat merasakan kehadirannya.

Setelah sesuatu tercipta dalam pikiran yang disusul dengan merasakan hasil ciptaannya, maka dilanjutkan dengan karsa atau berupaya mewujudkan keinginan tersebut secara nyata, sehingga dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan (berdaya guna).

Cipta

Proses penerapan cipta ini menggunakan kekuatan pikiran dan imajinasi. Pada saat berdoa atau memohon kepada Tuhan, maka kita harus mengetahui apa yang kita minta atau mohonkan itu.Sehingga kita harus memahami arti dan makna dari doa-doa yang kita panjatkan. Selain memanjatkan doa sebagaimana diatur dalam syariat agama, kita biasanya juga berdoa untuk hal-hal khusus yang diinginkan. Misalkan, keinginan memiliki pekerjaan, uang, rumah, pendamping hidup, dll. Umumnya doa itu diucapkan dalam bahasa ibu.

Dengan kata lain, ketika kita menginginkan sesuatu dalam kehidupan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah harus jelas apa yang sungguh-sungguh kita inginkan.

Agar daya cipta terhadap apa yang kita inginkan menjadi jelas, tulislah apa yang diinginkan tersebut dengan jelas. Tidak ada batasan terhadap apapun yang diinginkan, sepanjang untuk kebaikan sendiri. Buatlah skala prioritas dalam catatan keinginan dan tumbuhkan hasrat terhadap keinginan.

Kemudian lakukanlah visualisasi terhadap keinginan itu. Untuk mempermudah visualisasi, gunakanlah gambar atau foto. Katakanlah kita menginginkan rumah, maka ambillah gambar rumah, lalu letakkan di manapun kita dapat melihatnya setiap saat. Gambar tersebut akan membantu kekuatan daya cipta terhadap apa saja yang kita inginkan. Visualisasi adalah salah satu daya cipta yang sangat kuat dalam benak kita. Ketika memvisualisasikan sesuatu, seolah-olah kita sedang membentuknya.

Rasa

Cara menerapkannya menggunakan kekuatan perasaan batin atau emosi jiwa. Setelah kita menggunakan daya cipta terhadap keinginan, maka dilanjutkan dengan merasakan dalam batin bahwa keinginan tersebut telah hadir dan dirasakan. Inilah sebenarnya yang dimaksud agar dalam berdoa harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan yakin doanya pasti dikabulkan. Apapun permohonan kita tidaklah sulit bagi Tuhan untuk mengabulkannya. Kita harus selalu berprasangka baik kepada Tuhan, karena Tuhan mengikuti persangkaan hamba-hambaNya.

Sehingga kita harus percaya apa yang kita minta sudah menjadi milik kita dan telah menerimanya. Seseorang yang berdoa dengan keyakinan penuh seperti ini akan terlihat ekspresi wajahnya usai berdoa, yaitu diliputi perasaan bahagia, senang dan gembira. Meski saat berdoa tangan bergetar dan mata berlinang air mata. Sangatlah penting untuk merasa diri kita selalu dalam keadaan baik dan bahagia.

Pada intinya tidak boleh ada keraguan sedikitpun. Keraguan dapat merusak daya cipta dan perasaan kita sendiri. Karena itu, rasakan seolah-olah kita telah menerima apa yang kita inginkan. Itulah sebabnya, kita harus benar-benar berhasrat terhadap apapun yang diinginkan. Seperti diuraikan sebelumnya, keinginan itu harus jelas dan jangan setengah-setengah. Misalkan, seseorang memiliki keinginan untuk bekerja di perusahaan pertambangan, tetapi dengan hasrat yang tidak terlalu menggebu-gebu atau sekadarnya saja.

Ketika kemudian keinginan itu tercapai, biasanya tidak akan betah bekerja di perusahaan tambang tersebut. Hal ini terjadi karena hasratnya memang tidak ada. Tentu sia-sia saja keinginan itu. Bahkan terkesan menolak pemberian Tuhan, meski sebelumnya orang itu yang meminta. Jadi jangan main-main dengan doa. Harus sungguh-sungguh.

Karsa

Karsa bermakna keinginan atau kemauan yang kuat. Apabila dalam tahap cipta dan rasa, keinginan-keinginan itu masih tak kasat mata, maka dalam tahap selanjutnya keinginan itu harus diupayakan maujud sehingga dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Karsa berarti kekuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut menjadi nyata. Persoalannya adalah dengan cara bagaimana mewujudkannya?
Tugas kita sebenarnya bukanlah menemukan bagaimana caranya. Sebab cara itu akan muncul dengan sendirinya dari komitmen dan keyakinan pada apa yang diinginkan. Cara adalah urusan Tuhan. Dengan kata lain, Tuhanlah yang selalu tahu cara tersingkat, tercepat dan terharmonis dalam mewujudkan keinginan kita. Jadi yang perlu dilakukan adalah bekerja (apapun pekerjaan itu) dengan perasaan sungguh-sungguh dan ikhlas dalam menjalaninya. Bersyukurlah dengan apa yang sudah dimiliki dan lakukan pekerjaan apa saja. Jangan diam atau duduk bermalas-malasan.

Meskipun tampak yang dikerjakan saat ini tidak sesuai dengan keinginan-keinginan yang diharapkan, tetapi yakinlah keinginan itu akan terwujud.

Kita bisa memulainya tanpa bekal apapun, serta tanpa tahu jalan mana yang harus dilalui. Tuhan yang akan membuatkan jalan untuk mencapai keinginan kita. Sebab Tuhan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Harap difahami, ketiga istilah tersebut tidak harus berurutan. Bisa saja dimulai dari cipta, karsa, rasa atau rasa, cipta, karsa atau karsa, cipta, rasa. Bebas-bebas saja.

Demikian sekelumit rahasia kekuatan cipta, rasa dan karsa. Ketiga istilah tersebut merupakan warisan para leluhur negeri ini dan pernah menghasilkan peradaban besar.

Dahsyatnya Aku, Cipta Rasa dan Karsa

Sebelum membahas cipta, rasa dan karsa, kita akan mengulas sedikit tentang aktifitas pekerjaan. Segala pekerjaan yang tidak anda nikmati secara menyeluruh berarti tidak melibatkan cipta, rasa dan karsa. Hasil akhir bisa ditebak yakni kegagalan. Pekerjaan, bisnis, olahraga dan seni yang sangat sukses merupakan akibat dari cipta, rasa dan karsa tersebut.
  1. Cipta adalah citra dalam benak. Ia adalah penggambaran dalam kuantum pikiran dalam bentuk keinginan. Keinginan bisa berupa nafsu bisa juga berbentuk doa yang baik. Ketika anda menginginkan kekayaan maka citra yang nampak adalah uang melimpah, rumah baru, mobil mewah dsb. Untuk merealisasikan citra dalam pikiran tentang kekayaan maka anda akan membuat sebuah citra baru sebagai sebab. Ia adalah cara berupa bisnis baru, sesuai penggambaran anda.
  2. Rasa adalah emosi dalam hati. Ia adalah kuantum hati berbentuk sebuah perasaan yang menyelimuti penggambaran dalam pikiran. Jika emosi dalam hati begitu bahagia dan bersemangat terhadap citra atau penggambaran dalam pikiran maka itu merupakan sebuah sinyal dimana akan menggerakkan diri dan jiwa menuju realitas citra. Misalnya, ketika anda menggambarkan kekayaan maka rasa anda akan bersemangat. Ketika menggambarkan sebuah bisnis makanan maka rasa yang menyelimuti begitu besar setrumnya. Hal ini berbanding terbalik ketika anda menggambarkan sebuah bisnis yang lain misalnya bisnis pakaian. Cobalah untuk menggambarkan diri anda dan pekerjaan anda yang menimbulkan rasa paling bahagia dan sensasional, karena disitulah jiwa anda berada. Disitulah letak power dahsyat dari sebuah nama yang bernama karsa.
  3. Karsa adalah kehendak. Ia adalah niat yang menyelimuti cipta dan rasa untuk membuatnya menjadi terlaksana. Jika cipta dan rasa sudah membaur menjadi satu, maka karsa adalah kekuatan yang akan membuatnya menjadi nyata dalam realitas fisik. Alih/ transformasi alam kuantum menjadi alam materi ditentukan oleh karsa. Karsa dimulai dari sebuah kehendak atau tekad dan dieksekusi melalui jiwa dan raga yakni kaki, tangan dan seluruh indera.
Orang yang sudah mengenal dirinya maka ia pasti mengenal cipta, rasa dan karsa yang membalut segala perbuatannya. Maka tak heran orang tersebut akan menjadi digdaya dalam bidangnya. Pernah mendengar"Kenalilah dirimu maka engkau akan mengenal Tuhan mu?"

Atas diatas dapat diartikan bahwa, sesiapa yang mengenali dirinya dalam bentuk kelebihan/ sesuatu yang dominan mempengaruhi jiwa dan raganya maka ia sedang berjalan menuju rencana besar dari Tuhan Semesta Alam.
  • Einstein dengan teori relatifitasnya 
  • Hittler dengan ambisinya 
  • Mark Zuckenberg dengan facebooknya 
  • Ronaldo dengan sepak bola 
  • Aa' Gym dengan manajemen hati 
Anda?Terlepas dari benar/ tidaknya landasan karsa/ kehendak masing-masing, faktanya mereka adalah manusia besar dan unik.

Berbicara tentang landasan karsa sebagai bingkai dari cipta dan rasa maka kita akan dihadapkan kepada sebuah kenyataan bahwa masing-masing orang mempunyai sandaran yang berbeda. Kita sepakat sandaran Ilahi adalah sekokoh-kokoh sandaran.

Orang yang secara sadar, sesadar-sadarnya bahwa ia bersadar kepada Tuhan, maka keajaiban berikutnya terjadi. Yakni meleburnya cipta, rasa dan karsa secara otomatis menjadi sebuah keyakinan yang menembus batas. Sedangkan keyakinan itu bermanifestasi dalam bentuk kepasrahan total kepada rencana-rencana Tuhan Sang Pencipta. Kalau sudah begitu bukan kekuatan manusia yang berlaku, namun kehendak Tuhan untuk mewujudkan rencana_Nya sendiri melalui manusia yang bersangkutan. Inilah makna dari penciptaan manusia sebagai khalifah bumi untuk"Rahmatan Lil Alamin"

Sikap pasrah kepada Allah swt dalam artian yang sebenar-benarnya memang memberikan sebuah power atau daya yang luar biasa. Ketika kita pasrah maka tiba-tiba banyak orang yang digerakkan untuk membantu kita. Orang, situasi, kejadian, dan parameter lainnya mendadak berkolaborasi secara sinergis untuk memenuhi segala kebutuhan kita. This is miracle. Seperti diriwayatkan oleh Imam Ja’far dalam kitab Al Bihar dalam sebuah hadist Qudsy Allah swt berfirman:
"Apa-bila seorang hamba berkata, 'Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah' maka Allah menjawab, 'Hai para malaikat-Ku, hamba-Ku telah ikhlas berpasrah diri, maka bantulah dia, tolonglah dia, dan sampaikan (penuhi) hajat keinginannya."
Kalau sudah begitu, orang yang sudah memahami hal ini tidak akan membedakan mana kesulitan dan mana kemudahan. Sudah tidak ada lagi was-was, merasa tidak PD, takut dan lain sebagainya didalam menghadapi dinamika hidup. Mengapa bisa demikian? Karena DIRI (cipta, rasa dan karsa beserta jiwa dan raga yang menyertainya) sudah melebur menjadi satu dengan cahaya Tuhan. Ia sudah tidak mampu melihat dirinya sendiri dalam keangkuhan dan egoisme pribadi. Yang dilihat hanya perbuatan-perbuatan baik untuk sesama dan semesta alam sebagai manisfestasi dari perbuatan Tuhan yang melingkupi diri pribadi.

Kemudian yang terjadi selanjutnya merupakan keajaiban besar, yakni rencana Tuhan untuk membesarkannya, sekaligus mensucikannya dari perbuatan-perbuatan tercela atau perbuatan setan sebagai wakil mahluk yang anti perbuatan Tuhan. Syetan adalah perbuatan anti Tuhan.

Pernahkah anda merasa khawatir, was-was, dan ragu akan masa depan yang terlihat begitu gelap? Pernahkah anda takut akan kegagalan? Substansinya bukan kegagalan yang menjadi masalah besar tetapi sumber rasa tersebut yang harus disetting ulang. Sumber rasa yang berasal dari dalam diri sendiri akibat tidak mengenal cipta, rasa dan karsa sebagai langkah awal.

Maka dengarkanlah suara hati berikut ini
"Hai........(sebut nama sendiri) perkenalkanlah. Aku adalah dirimu sendiri...... Aku berada didalam dirimu, namaku PRIBADI. Engkau selalu menyebut namaku tanpa mengenal aku, sehingga hidupmu dipenuhi dengan keputus asaan, kegagalan, kesedihan dan penderitaan. Engkau selalu menyebut namaku namun tidak melibatkan aku didalam setiap pekerjaanmu. Akibatnya engkau selalu dalam kesulitan dan kebimbangan"
"Akulah dirimu, manusiamu maka kenalilah aku sebagai engkau. Akulah manusiamu, namun engkau meninggalkanku dan lebih memilih menjadi robot. Buktinya segala perbuatan dan pekerjaanmu engkau lakukan setengah hati sehingga menimbulkan kejenuhan hebat"
"Engkau sedang bermasalah dan tiada tahu bagaimana mengatasinya dan kepada siapa engkau harus meminta pertolongan. Sebenarnya engkau tak perlu menderita, asal saja engkau senantiasa menyertakan Aku dalam segala perbuatanmu. Maka arahkanlah perhatianmu pada diriku pribadimu sendiri. Karena akulah jembatan yang akan menghubungkanmu dengan Sang Pencipta yang akan mengabulkan segala hajat dan keinginanmu. Engkau mempunyai warisan kekuatan yang hebat dalam dirimu. Akulah yang menjadi jembatan Tuhan bagi segala apa yang engkau kehendaki, yang dapat mengubah hidupmu penuh bahagia, mengubah rasa takut menjadi sentosa; mencukupi dikala kekurangan, menghibur dikala duka; menyembuhkan dikala sakit; melindungi engkau dari segala marabahaya". 
"Percayakanlah kepadaku segala sesuatu yang menjadi kebutuhanmu, semua cita-citamu, demikian pula hari depanmu. Semuanya pasti akan terwujud nyata. Ketahuilah wahai aku (nama anda), aku pribadimu yang akan menyampaikan kepada Tuhan segala hajatmu. Oleh karena itu, kenalilah aku karena aku akan mengenalkanmu kepada Tuhan ku dan Tuhan mu."
MENGENAL AJI RASA

Aji Rasa merupakan ilmu kamanungsa'an/berprilaku baik terhadap sesama manusia,sehingga merealisasikan sifat manusia yang sebenarnya sebagai khalifah dimuka bumi. 

Pondasinya adalah IMAN, Tiangnya adalah TAWADHU' , atapnya adalah CINTA, Prinsipnya adalah apa yang tidak ingin dilakukan orang lain terhadap diri kita,maka janganlah kita melakukannya kepada orang lain.Dan apa yang dirasakan oleh orang lain merupakan bagian dari yang kita rasakan.

Puncak dari Rasa adalah untuk penyempurnaan AKHLAQ manusia dan tingkat keberhasilan seseorang dalam beragama ketika rasa didalam dirinya hidup,Rasa adalah bagian dari bathiniyah sebab rasa itu sifatnya ghoib/tidak tampak secara dhohir.

Hidupnya rasa ketika diri kita memandang orang lain ibarat satu tubuh/bagian dari diri kita pribadi,sebagaimana sabda Rasulullah SAW ;
" Orang-orang mukmin itu ibarat satu tubuh/jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan sakit demam dan tidak dapat tidur." (HR. Muslim)
Tumbuhnya Rasa karna adanya naungan ghoib yang disebut dengan CINTA. Apabila kita mencintai seseorang secara universal atas dasar iman kepada Allah SWT,maka kita tidak memandang bentuk dan rupa seseorang,tidak memandang ras,suku,agama, keturunan dan kedudukkan/martabat.Karna yang kita lihat adalah sama-sama manusia yang berasal dari satu Pencipta dan juga sama-sama memilki rasa,memiliki cinta, ingin kasih dan saling mengasihi,sehingga terwujudlah suatu akhlaq/perilaku yang mulia.
"Keramah-tamahan dalam perkataan menciptakan rasa kedamaian, keramah-tamahan dalam pemikiran menciptakan rasa keyakinan, keramah-tamahan dalam memberi menciptakan rasa kasih sayang"
Rasulullah SAW bersabda ;

"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidak maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai: Sebarkanlah SALAM diantara kalian." (HR. Muslim)

Dari hadist tersebut ada tiga pokok utama yaitu IMAN,CINTA dan SALAM ,dimana apabila seseorang ingin menghidupkan rasa didalam dirinya haruslah menghidupkan iman dan cinta kemudian direalisasikan dengan SALAM.

Inti dari salam adalah Habluminannas yang membentuk sudut siku-siku yaitu vertikal dan horisontal (Penekanan pada huruf LAM).

Ketika kita mengucapkan salam (Assalam) kepada orang lain bukan berarti hanya ucapan belaka ,tetapi makna yang terkandung didalam Assalam itulah yang perlu kita ketahui untuk bisa mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Assalam terdiri dari huruf ALIF,SIN,LAM dan MIM
  1. Alif =Adanya Ahadiyah/dzat Tunggal pemberi Hidup yang meliputi semua makhluk 
  2. Sin =Adanya cipta ,rasa dan karsa yang diberikan kepada manusia sebagai ciptaan-Nya 
  3. Lam=Adanya perilaku yang harus diwujudkan oleh manusia sebagai pencerminan syukur dari cipta,rasa dan karsa 
  4. Mim=Hidupnya Cipta ,rasa dan karsa manusia yang telah menyatu dengan kudrat dan iradat Sang Pencipta 
Maksudnya : Semua manusia tercipta berasal dari SATU PENCIPTA yang telah memberi hidup dan meliputi seluruh makhluk ciptaan-Nya,dan DIA telah memberikan kesempurnaan kepada manusia dengan diberikannya CIPTA (AKAL), RASA (CINTA), KARSA (KEHENDAK UNTUK BERPRILAKU). Oleh karena itu wujudkanlah cipta,rasa,dan karsa tersebut dalam perilaku nyata sesuai dengan kudrat dan iradat-Nya kepada sesama manusia untuk mendapatkan keridhoan-Nya. Apabila perilaku tersebut telah nyata diwujudkan dalam kehidupan maka akan hiduplah cipta,rasa,dan karsa dari manusia tersebut.
"Jadi hidupnya cipta,rasa dan karsa karna adanya perilaku nyata,tidak akan hidup cipta,rasa dan karsa bila kita hanya diam ditempat tanpa melakukan suatu gerak/aktivitas."
"Hidupnya pribadi seseorang yang beragama karna hidupnya Rasa didalam dirinya,hidupnya Rasa akan menimbulkan Kesadaran,hidupnya Kesadaran akan mewujudkan akhlaq yang mulia."
Contohnya : Bagaimana mungkin kita bisa merasakan penderitaan orang yang sakit / orang yang ditimpa bencana bila kita tidak menjenguknya/melihat secara langsung?

Macam-Macam Rasa :

1. RASA TUNGGAL

Rasa Tunggal berasal dari dalam jasad/tubuh,seperti rasa lelah, lemah,lemas,letih,dan lesu,dikarenakan reaksi tubuh yang melebihi ambang batas(batas maksimal). Hal ini terjadi karena kurangnya perawatan tubuh/kurangnya memperhatikan kesehatan fisik/psikis.
  1. Fisik = karena kurangnya memperhatikan kebersihan badan dan asupan suplemen/vitamin kedalam tubuh,sehingga fungsi organ tubuh tidak seimbang dan bisa menimbulkan berbagai macam keluhan sakit.
  2. Psikis = Karena menuruti hawa nafsu,kurangnya pengendalian diri dan karena banyaknya Dzad (angan-angan). Sehingga menimbulkan kekesalan pikiran dan hati yang berakibat sakit pada anggota badannya.
2. SEJATINYA RASA

Rasa ini berasal dari luar tubuh manusia karena adanya reaksi dari panca indera dan sifatnya nyata sesuai dengan sifat atau keadaan zat yang sebenarnya.

Alat panca indera terdiri : 
  1. MATA,
  2. TELINGA,
  3. HIDUNG,
  4. KULIT ,
  5. LIDAH
Kelima panca indera tersebut apabila mendapat reaksi dari luar baik secara penglihatan,pendengaran,penciuman aroma tertentu dan sentuhan yang dirasa oleh kulit maka akan menggambarkan / meneruskan suatu rangsangan kepada syaraf sesuai kondisi/keadaan zat tersebut,sehingga menimbulkan rasa.

Misalnya : Ketika mata mendapat rangsangan cahaya dari suatu benda yang berwarna merah atau memiliki suatu bentuk tertentu maka akan memberikan suatu wujud bayangan sesuai aslinya dari warna/wujud benda tersebut,warna merah akan tetap menghasilkan refleksi penglihatan merah,dll 

3. RASA SEJATI

Rasa sejati timbul karna adanya reaksi spontan dari dalam tubuh dikarenakan reaksi tertentu dan efek yang keluar dari dalam tubuh berupa cairan,seperti air mata,air liur dan air mani(sperma).

Contoh: Ketika seseorang bersedih secara tiba-tiba keluar air mata bahkan sampai menangis,atau orang yang merasakan puncak syahwat maka akan mengeluarkan air mani,dll 

4. RASA TUNGGAL JATI

Rasa Tunggal Jati adalah menyatunya rasa diri dengan rasa Dzat tunggal Sejati/Sang Pencipta.

Rasa ini timbul karna kedekatan,ketaqwaan,dan selalu mengingat Sang Maha Pencipta dalam setiap keadaan/ kondisi.

Rasa ini menimbulkan ketenangan/ketentraman lahir dan bathin,tiada lagi sedih/bahagia,seseorang berada dalam kefanaan,atau berada dalam kondisi netral.

Rasa merupakan dasar pembentukkan akhlaq dan hidupnya kesadaran beragama dan sebagai lingkaran penghubung etika berperilaku terhadap Sang Pencipta,sesama manusia dan seluruh alam. 

Karena pada hakekatnya seluruh yang ada dialam semesta ini Hidup. Dan setiap yang Hidup memiliki Rasa, sebab didalam Rasa itulah terdapat Hidup dan setiap yang memiliki Rasa ingin diperlakukan dengan baik.

Kekuatan batin


1. CIPTO = 1. 

Kesadaran dan keyakinan yang tinggi dan mendalam bahwa kekuatan Batin , energi dari segala ciptaan bersumber dari “ TUHAN” Jika kita sudah memiliki keyakinan (Iman) maka kita sudah di berikan anugrah kekuatan batin yg perlu di pelihara di jaga dan di tingkatkan.

2. ROSO 

PASRAH/SUMELEH/SUMARAH , akan kehendak Yang Kuasa dan tetap mejaga komunikasi dengan Tuhan. Inti dari rasa “ Pasrah/Sumeleh/Sumarah” menerima dan menjalani segala aspek kehidupan dengan penuh kesabaran dan keiklasan “Senang, susah, derita, bahagia, sedih duka lara nestapa maupun senyum dan kebahagiaan dan rejeki “ suasana kehidupan itu harus di jalani dengan rasa “ Pasrah/Sumeleh/Sumarah” kepada Tuhan.

3. KARSO 

Memvisualisasikan kekuatan batin Cipta dan rasa itu ke dalam Tindakan ( karsa ) dan tingkah laku kita dalam menjalani kehidupan , Visualisasi memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kegagalan dan keberhasilan usaha meraih keinginan. Dan dalam mengasah kekuatan batin ( cipta/rasa) itu. Langkah-langkah dalam memvisualisasikan
  1. Memperjelas keinginan dan tujuan yg ingin di capai. 
  2. Fokus pada keinginan dan tujuan yg ingin di capai. 
  3. Mengobarkan semangat dengan membuat system dan strategi atau dalam kata lain membuat rencana yang positif. 
4. DONGO := 

Doa ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan atau keselarasan antara Cipta rasa dan karsa, Sebagai sarana atau landasan manunggaling Cipta rasa lan karsa. Menjaga agar kekuatan batin kita selalu eling terhadap sumber dari segala sumber kekuatan. Yaitu TUHAN. 
Sarana komunikasi dan membangun Relasi dengan TUHAN sebagai sumber dari segala sumber kekuatan. 

Banyak sekali Cara atau metode dalam menggali dan mengolah kekuatan batin yang di anugrahkan TUHAN kepada diri manusia. Cara boleh berbeda namun semuanya bermuara pada inti yang sama yaitu membangkitkan kekuatan batin.

Alat Penentu Dalam usaha menyelaraskan dan menjaga keseimbangan serta upaya untuk menyatukan cipta rasa dan karsa dalam diri manusian dan dalam membangun kesadaran manusia memiliki ( di hayati dari sisi kebendaan).

Panca indra dan anggota badan yang lain. 
  1. Otak atau pikiran. 
  2. Hati atau rasa. 
Dengan tiga alat inilah manusia dapat menggali kekuatan batin dengan berbagai macam cara . denga tetap berlandaskan keyakinan atau Iman.

Salah satu pembakitan tenaga dalam dan olah batin adalah dengan membuka cakra dalam diri manusia. Dalam diri manusia secara pemahaman metafisik terdapat 7 cakara sebagai sumber kekuatan olah batin dan tenaga dalam. Di pusat-pusat energi inilah, pikiran dan perasaan pertama kali berperan secara langsung mempengaruhi dan mengatur seluruh fungsi tubuh, metabolisme, sirkulasi, eliminasi, reproduksi. Pada tingkat energi, Ketika energi-energi dalam cakra mengalir bebas dan terbuka, seseorang menciptakan suatu keadaan seimbang dan sehat dalam sistem tubuhnya. Ketika semua warna bervibrasi menurut frekuensinya yang sempurna, resultante aura menjadi cahaya putih yang merupakan pembauran ketujuh warna. Cahaya ini beradiasi dari inti kristal atau inti diri seseorang. 


Ketujuh cakra itu adalah .

1. Cakra Mahkota/ Sahasrara Cakra

Cakra ini berada diluar tubuh diatas kepala kira-kira sejengkal tangan dengan akarnya pada ubun-ubun. Dengan seribu berkas sinar / helai daun berwarna warni kemilauan, semua warna yang terlihat sangat mengagumkan tidak ada kelihatan warna dominan kecuali beberapa lembar helai daun ditengahnya itupun tergantung tingkat spiritual seseorang. Semakin tinggi spiritual seseorang warna ini menjadi kuning keemasan biasanya warna daun ini sesuai dengan warna cakra Anahata. Pusat spiritual, tempat jiwa tak berumah yang berhubungan dengan pusat dan sumber; pembaharuan spritual; berhubungan dengan sang ilahi; tempat mana keinginan-keinginan spritual terbagi ke dalam kepribadian dan hidup sehari-hari. Identifikasi pribadi dengan yang tak terbatas; kesatuan dengan tuhan; kedamaian; kebijaksanaan.

2. Cakra Ajna

Bila mereka yang sudah lama menekuni hal-hal spiritual tentu mengenal kegunaan cakra ini. Karena keaktifan cakra Ajna sangat dibutuhkan yaitu pewaskitaan penglihatan / tembus pandang. Dengan melihat secara tembus pandang, baik kemasa lalu, masa kini dan mendatang. Pusat persepsi, tempat kesadaran dan persepsi batiniah; pandangan; menggambarkan pusat dan jendela jiwa; kemampuan untuk membedakan ilusi dari realita.membersihkan pikiran bawah sadar untuk berhubungan dengan intuisi; pola pikir seimbang; melihat kesempurnaan Ilahi pada seluruh hal; Devosi

3. Cakra Tenggorokan - Wisudha Cakra

Cakra ini letaknya didaerah tenggorokan depan pada tubuh fisik. Cakra ini mempunyai 16 berkas sinar / helai daun dengan warna dominan biru muda pada luarnya dan diintinya terdapat warna lembayung bening. Unsur -unsur yang terdapat adalah Akasa (ether). Pada cakra ini berstanalah Hyang Sada Siwa dengan saktinya . Sesuai dengan letaknya cakra ini mengontrol kerja organ-organ tubuh didaerah tenggorokan, Pusat ekspresi; komunikasi; kreatifitas seni; sains; musik; sastra; etnik; suara hati; pelatihan diri; suatu afirmasi bagi diri; berbicara dari kebenaran; intuisi intelektual; bahasa; kesadaran; seksualitas; ekspresi verbal dari hari dan pikiran, kemampuan untuk memverbalkan; mengekspresikan kebenaran melalui kekuatan kata yang terucap.

4. Cakra Jantung - Anahata Cakra

Cakra Anahata ini ada dua buah terletak didaerah depan dan belakang dada berdekatan dengan organ jantung pada tubuh kita. Cakra ini memiliki 12 berkas sinar / helai daun dengan warna tidak selalu sama pada setiap orang. Warna cakra ini lebih dominan dipengaruhi oleh sifat-sifat dasar seseorang juga pengaruh tingkat pengetahuan dan spiritualnya. Cakra Anahata berhubungan erat dengan Cakra Sahasrara, karena cakra ini merupakan tempat terakhirnya jalur antahkarana. Pusat cinta; rasa kasihan; energi jiwa yang lebih tinggi; rasa cinta tanpa syarat; cinta yang menyembuhkan; energi yang bersatu dengan sentuhan; cinta diri; impersonal namun dalam dan berarti; berhubungan dengan komunitas, melepaskan tekanan traumatis emosional, kesadaran jiwa/hati, mengekspresikan cinta dalam tindakan.

5. Chakra solar plexus (area pusar) Limpa

Pusat kekuatan; elemen api; dorongan ego; identitas; kepercayaan diri; energi wanita; “saya mampu” ; emosi-emosi yang musnah, asimilasi pengalaman; pencernaan.

6. Chakra abdominal (area alat kelamin) kelenjar prostat

Pusat seks; elemen air rahim; pemeliharaan; aliran bawah sadar akan ketertarikan antara manusia; dirasakan dan tidak dapat dilihat; energi bulan; astral impian; pembauran dengan orang lain, hubungan ibu dengan anak; hubungan antara kekasih.), penggunaan dorongan-dorongan kreativitas ke dalam seluruh aspek kehidupan manusia; kelahiran jiwa yang tinggi; mengarahkan diri kepada devosi.

7. Chakra dasar/akar (dasar punggung) 

kelenjar adrenal :Pusat pertahanan, energi bumi; dunia eksternal; gerakan-gerakan kesehatan; kerja; uang; hubungan dengan bumi; perlindungan akan pertahanan hidup, keamanan; naluri binatang; pengetahuan akan tubuh.menghubungkan dorongan-dorongan jiwa dalam tubuh dengan bumi untuk meraih kemampuan bekerja secara bersemangat.

Lebih lengkap tentang cakra, buka di : http://wiahartono.blogspot.com/2012/06/cakra-dan-pemahamannya.html

2 komentar: