Senin, 02 Juni 2014

TUJUH LATIFAH SIMPUL BATHIN


Manusia memang mahluk yang paling sempurna bila dibandingkan dengan mahluk yang lain, oleh karenanya banyak diantara mahluk ciptaan Alloh yang merasa iri bahkan tidak rela bila derajad manusia ditinggikan dimata Alloh, begitu sayangnya Alloh pada manusia sehingga dalam menjalankan tugas sebagai kholifah dibumi, manusia diberikan perangkat lengkap, baik secara fisik maupun non fisik.

Didalam perangkat fisik maupun non fisik (ruhani) terdapat pintu-pintu halus yang disebut dengan latifah, Latifah merupakan jalan atau tempat/ titik yang dapat menunjukkan dimana manusia dapat berhubungan dengan tuhannya, jika jalan tersebut suci maka, manusia akan semakin dapat mengenal dan dekat dengan tuhannya, tapi jika jalan tersebut kotor maka dapat dipastikan manusia akan jauh dari tuhannya, selain itu untuk mengikat latifah yang terdapat pada fisik dan non fisik (ruhani), terdapat sebuah simpul-simpul energy yang disebut dengan Cakra.

Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa pintu halus atau Latifah dibedakan menjadi 2 yaitu 
  1. Latifah secara fisik 
  2. Latifah secara ruhani
latifah secara fisik terdapat di anggota tubuh yang kita gunakan untuk beraktifitas setiap hari dimana anggota tubuh tersebut selalu berhubungan dengan lingkungan setiap harinya, terdapat 7 latifah dalam tubuh fisik (orang Jawa menyebut dengan 7 lapis bumi) yaitu pada : 
  1. Kaki, 
  2. Kemaluan, 
  3. Tangan, 
  4. Mulut, 
  5. Hidung, 
  6. Mata 
  7. Telinga. 
Semua organ tersebut adalah pintu-pintu halus (latufah) yang terdapat dalam anggota tubuh fisik manusia, ke 7 latifah tersebut sebagai jalan untuk kita berbuat baik ataupun buruk secara fisik, agar kita semakin dekat dengan tuhan maka kita hendaknya selalu membersihkan ke 7 latifah tersebut.

Sebagaimana Latifah secara fisik, latifah yang berada didalam ruh (nin fisik) juga ada 7 tempat yaitu : terdapat 
  1. Di ujung kepala (Latifah Kullu Jasad), 
  2. Kening (L. Nafsu Natiqo), 
  3. tengah dada (L. Akfa), 
  4. Dua jari diatas susu kanan (L. khofi), 
  5. Dua jari dibawah susu kanan (L. Roh), 
  6. Dua jari diatas susu kiri (L. Sirri), 
  7. Dua jari dibawah susu kiri ( L. Qolbi), 
oleh orang jawa latifah ini disebut juga 7 lapis Lagit.





LATIFATUL QALBIYAH


Amalan ini di dasari dengan jalan memelihara keluar masuknya nafas, supaya hati tidak lupa kepada Allah Swt, agar senantiasa tetap akan hadirnya Allah Swt pada masuk dan keluarnya nafas, dalam menarik dan menghembuskan nafasnya, hendaklah selalu ingat serta hadir bersama Allah Swt di dalam hati sanubari, ingat kepada Allah saat keluar masuknya nafas guna memudahkan jalan dekat kepada Allah Swt dan di ridhaiNya.

Kajian ini sangat berguna untuk jalan atau membuat seorang anak manusia (hamba) supaya dapat mengontrol dirinya agar jangan sampai lupa kepada Allah Swt, di samping dengan ibadah fardhu (wajib) yang di lakukan sebagai sifat penghambaan dan pengabdian terhadap Allah Swt, amalan ini jika di lakukan dengan rutin (istiqamah) dapat menjaga seorang hamba dari sifat lalai atau lupa kepada Allah Swt yang di sebabkan oleh bisikan syetan pada jalan – jalan atau pintu masuk yang halus daripada manusia, jadi inilah upaya untuk jalan menuju kepada Allah Swt yang Maha Agung dan Maha Suci.

Penerapan dalam kesehariannya salah satunya menjaga jika ia (salik) berjalan, mestilah selalu menundukkan kepalanya, kalau tidak dapat di khawatirkan membuat hati bimbang dan ragu, maka dari tu kita harus memelihara hati.

Terjadinya perpindahan sifat – sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah, kepada sifat – sifat kemalaikatan yang bersih dan suci lagi penuh dengan ketaqwaan, karena itu wajiblah kita mengontrol hati, agar dalam hati kita tidak ada rasa cinta kepada makhluk selain dari Allah Swt, setiap salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah Swt dalam segala hal keadaan, baik di suasana sunyi maupun di tengah keramaian dunia.

Suluk dalam hal ini terbagi dari 2 (dua) bagian, yakni ; Khalwat Lahir, yaitu orang yang sunyi di tengah keramaian, dan Khalwat Bathin, yaitu orang yang suluk senantiasa musyahadah kepada Allah Swt dan menyaksikan rahasia – rahasia Allah Swt, walaupun berada di tengah keramaian, dalam arti kata berkekalan dzikir (ingat) kepada Allah Swt, baik dzikir izmu zat dengan membaca Allah…Allah…Allahmaupun dengan dzikir napi istbat menyebut La ilahaa illallah, sampai yang di sebut itu terlihat di dalam dzikir yang hadir dan datang.

Di luar suluk yang resmi, seorang salik harus memelihara hatinya dari kemasukan sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya sedapat mungkin di dalam kesadarannya yang jernih, jika terjadi yang demikian walaupun hanya sebentar dapat menjadi masaalah besar, hal ini tidak boleh terjadi dalam ajaran ibadah cara thariqat.

Tawajjuh atau pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah yang menyaksikan keindahan kebesaran dan kemuliaan Allah Swt terhadap Nur Zat Ahdiyah, cahaya yang maha esa dengan tiada seumpama dengan apapun juga dan tanpa di sertai dengan kata – kata, hal ini dapat di capai oleh seorang hamba dalam menjalani ibadah cara suluk setelah dia mengalami fana dan baqo yang sempurna

Pelajaran dalam ajaran ini ada mempunyai beberapa tingkatan yang di sesuaikan dengan tahap kebersihan jiwa dan hasil daripada pengamalan dzikirnya terhadap Allah Swt, dengan di bimbing oleh seorang guru mursyid tentunya pada pembelajaran ini, semakin dekat seorang hamba dengan khalikNya, maka semakin naik pulalah tahapan tingkatan kajiannya dalam memperdalam ajaran dzikir ini, tingkatan dari ajaran dzikir ini terdiri sebagai berikut :

1. LATIFATUL QALBIY

Berhubungan dengan jantung jasmani, kira – kira dua jari di bawah susu kiri, dzikirnya sekurang – kurangnya 5000 dalam sehari semalam, ini wilayahnya Nabi Adam As, cahayanya kuning dan berasal dari tanah, angin dan api.

Wilayah ini tempatnya sifat buruk pada manusia, yakni ; hawa nafsu, Syetan dan Dunia, jika seorang hamba lkhlas dzikirnya pada wilayah ini, maka hilanglah itu daripadanya dan paling tidak berkurang, jadi sifat yang buruk pada wilayah ini jika di dzikirkan terus menerus, maka dapatlah menjelma atau masuklah sifat yang baik dan berakhlak, yaitu ; Iman, Islam, Tauhid dan Ma’rifat.

Uraian latifah ini adalah merupakan sentral daripada ruhaniah manusia, wilayah ini merupakan induk dari latifah – latifah lainnya, yaitu hati sanubari manusia itu sendiri. Madzmumahnya adalah hawa nafsu yang buruk itu mengikut kepada kehendak iblis dan syetan, cinta dunia, kafir dan syirik bertempatkan pada wilayah ini.

Madzmudahnya ialah Iman, Islam, Tauhid dan Ma’rifat serta sifat – sifat malaikat, melalui dzikir pada latifatul qalbiy menjelmalah sifat madzmudah tadi kedalamnya, justru inilah di tuntut seorang hamba supaya rajin – rajin membersihkan wilayah ini dengan dzikrullah.
Jika seorang hamba betul – betul ikhlas dan rajin berdzikir pada wilayah ini dan beristiqamah, maka insya Allah Swt terbukalah rahasia gaib alam jabarud dan alam malakud dengan izin dan kehendakNya, dia mendapatkan ilham dan karunia daripadaNya, dan itu ini di katakan sunah dan thariqat Nabi Adam As.

Puncaknya adalah fana pada Af’al Allah Swt, munculnya mati tabi’i, mati yang di maksudkan di sini adalah matinya hawa nafsu dan hiduplah hati sanubari.

Mati Tabi’i artinya perasaan lahiriah orang yang berdzikir menjadi hilang, fana pendengaran dan penglihatan lahiriahnya, sehingga tidak berfungsi lagi, yang berfungsi adalah pendengaran dan penglihatan bathinnya yang memancar dari lubuk hatinya, sehingga terdengar dan terlihat adalah lapzul jalalah, dalam keadaan demikian akal dan pikiran tidak berjalan lagi, tetapi hanyalah ilham dari Allah Swt yang merupakan nur illahi itulah yang terbit dari orang yang berdzikir, sehingga hatinya muhadharoh hadir bersama Allah Swt.

Mati Tabi’i juga merupakan lompatan dari pintu fana yang pertama, oleh sebab di terimanya dzikir seorang hamba oleh Allah Swt, dan ini merupakan hasil dari mujahadahnya dan merupakan rahmat dan karunia dari Allah Swt, juga merupakan fanafillah di mana gerak dan diam tidak ada kecuali dari Allah Swt.

2. LATIFATUL RUH

Berhubungan dengan rabu jasmani dua jari di bawah susu kanan, dzikirnya sekurang – kurangnya 1000 kali dalam sehari semalam, ini adalah wilayahnya Nabi Ibrahim As dan bercahaya merah, maqam ini berasal dari api.

Maqam ini adalah tempatnya sifat madzmumah yaitu tamak, rakus dan bakhil, jika ikhlas dzikirnya maka masuklah dan berganti dengan sifat madzmudah, yaitu Khana’ah dalam arti memadai ianya akan apa ada adanya.

Sifat buruk ini seperti, loba, tamak, rakus dan bakhil adalah salah satu sifat yang tidak di sukai oleh Allah Swt dan RasulNya, sifat bathiniah yang buruk seperti ini tidak ubahnya seperti binatang yang suka menurut akan hawa nafsunya, jadi dengan rajinnya mengobati sifat ini dengan dzikir pada maqam tersebut di atas adalah dapat berganti sifas yang di sukai Allah Swt dan RasulNya, seperti merasa selalu bersyukur dan menerima apa adanya yang telah di tetapkan oleh Allah Swt, usaha untuk merubah sifat ini adalah dengan cara yang wajar melalui dzikir kepada Allah Swt dengan seperti cara yang di ajarkan oleh Thariqat An- Naqsyabandi.

Puncaknya pada dzikir adalah maqam fanafil asma dan mati ma’nawi, artinya semua sifat keinsanan manusia telah lebur dan lenyap di liputi oleh sifat ketuhanan yang di namakan dengan fanafisifattillah, sifat yang baharu dan sifat yang kekurangan pada diri seseorang yang berdzikir jadi lenyap atau fana, yang tinggal hanyalah sifat tuhan yang maha sempurna dan azali.

Pendengaran dan penglihatan lahir menjadi hilang lenyap, yang tinggal hanyalah pendengaran bathin dan penglihatan bathin yang memancarkan nur illahi, yang terbit dari dalam hati yang dapat memancarkan ilham dari Allah Swt, mati ma’nawi ini merupakan pintu fana yang kedua dan di terima oleh seseorang berdzikir, ini merupakan hasil mujahadahnya dan merupakan rahmat dan karunia dari Allah Swt jika ikhlas dzikirnya.

3. LATHIFATUL SIRRI

Berhubungan dengan hati jasmani kira – kira dua jari di atas susu kiri, dzikirnya dalam sehari semalam sekurang – kurangnya 1000 kali, ini wilayahnya Nabi Musa As dan bercahaya putih asalnya dari angin, maqam ini tempatnya sifat madzmumah pada manusia, yaitu pemarah, pembengis, emosi tinggi dan penaik darah dan pendendam, jadi kita harus berdzikir di tempat ini jika ingin menghilangkan sifat buruk tersebut dari bathin kita, jika ikhlas dzikirnya pada tempat ini maka akan bergantilah sifat buruk tadi menjadi sifat yang terpuji, seperti pengasih, penyayang, baik budi bahasa dan pekertinya.

Sifat ini di katakan seperti sifat binatang buas yang suka berbuat onar, kekejaman, penganiayaan, penindasan, permusuhan dan pendzaliman sesama, dan sebagai madzmudahnya adalah manakala lenyap sifat buruk di atas dan berganti dengan sifat kesempurnaan, terutama rahman dan rahim, ini di katakan adalah sunah dan thariqatnya Nabi Musa As.

Puncaknya pada maqam ini adalah fanafisifattisubutiah dan mati sirri, mati sirri artinya segala sifat keinsanan menjadi lenyap dan berganti fana, demikian juga dengan alam yang wujud ini menjadi lenyap dan di telan oleh alam ghaib, alam malakul yang penuh dengan nur illahi, mendapat karunia mati sirri ini adalah bergelimang baqa finurillah, yaitu nur af’al Allah Swt, nur asma Allah Swt, nur zat Allah Swt dan nurron ‘ala nurrin, cahaya di atas cahaya Allah Swt, di mana Allah Swt memberikan karunia itu kepada siapa saja yang dia kehendaki.

4. LATHIFATUL KHAFI

Berhubungan dengan limpa jasmani kira – kira dua jari di atas susu kanan, berdzikir pada maqam ini dalam sehari semalam sekurang – kurangnya 1000 kali, ini adalah wilayahnya Nabi Isa As dengan bercahayakan hitam dan berasal dari air.

Ini adalah tempatnya sifat madzmumah pada manusia, seperti busuk hati, munafik, pendusta, mungkir janji, penghianat dan tidak dapat di percaya, nah jika ikhlas dzikir pada tempat ini maka hilanglah sifat yang demikian dan berganti dengan sifat yang terpuji, seperti ridha dan syukur, madzmumahnya lathifatul khafi ini di katakan dengan sifat syetaniah yang menimbulkan was – was, cemburu, dusta dan sebagainya yang sejenis, dan mahmudahnya adalah sifat syukur dan ridha serta sabar dan tawakkal, ini di katakan dengan sunahnya Nabi Isa As.

Puncaknya adalah fana fissifatis salbiyah dan mati hissi, mati hissi artinya segala sifat keinsanan yang baharu menjadi lenyap atau fana dan yang tinggal hanyalah sifat tuhan yang qadim azali, ada tingkat ini tanjakan bathin seorang yang berdzikir telah mencapai tingkat tertinggi, yaitu tingkat ma’rifat, pada tingkat ini orang yang berdzikir telah mengalami keadaan yang tidak pernah di lihat oleh mata zahir, tidak opernah di dengar telinga zahir dan tidak pernah terlintas dalam hati sanubari manusia dan tidak mungkin pula bisa di sifati oleh sifat manusia kecuali yang telah di karuniakan oleh Allah Swt dengan seperti pada jalan tersebut di atas.

5. LATHIFATUL AKHFA

Berhubungan dengan empedu jasmani kira – kira di tengah dada, dzikirnya sekurang – kurangnya dalam sehari semalam adalah 1000 kali, ini merupakan wilayahnya Nabi Muhammad Saw dan bercahaya hijau serta berasal dari tanah, tempat sifat takbur, ria, ujub dan suma’ah, ini harus kita hilangkan dengan berdzikir pada maqam ini agar dapat berganti dengan sifat tawadduk, ikhlas, sabar dan tawakkal kepada Allah Swt.

Sifat segala keakuan seperti sombong, takbur, ria, loba, ujub dan tamak serta bersikap akulah yang terpandai, akulah yang terkaya, akulah yang tergagah, tercantik dan lain sebagainya, maqam ini juga di katakan dengan sifat rububiyah atau rabbaniyah dan hanya pantas bagi Allah Swt, sebab dialah yang pada hakikatnya yang memiliki, mengatur alam semesta ini, sifat baik pada maqam di dapatkan jika berdzikir dengan ikhlas adalah khusyu’, tawadduk, tawakkal dan ikhlas sebenar ikhlas, selalu tafakkur akan keagungan Allah Swt dan ini di katakan dengan sunahnya dan thariqatnya Nabi Muhammad Saw, puncaknya adalah fana fidzzat, almuhallakah.

6. LATHIFATUL NAFSUN NATIKAH

Berhubungan dengan otak jasmani terletak di tengah – tengah dahi, berdzikir pada maqam ini dalam sehari semalam adalah sebanyak 1000 kali sekurang – kurangnya, ini adalah wilayahnya Nabi Nuh As dan bercahaya biru serta tempat sifat buruk pada manusia yaitu khayal dan angan – angan, oleh karena itu kikislah sifat tersebut dengan berdzikir secara ikhlas pada tempat ini, agar berganti dengan sifat muthma’innah, yaitu sifat dan nafsu yang tenang.

Buruknya pada tempat ini adalah selalu panjang angan – angan, banyak khayal dan selalu merencanakan selalu yang jahat untuk memuaskan hawa nafsu, sifat baiknya adalah nafsu muthma’innah yaitu sifat yang sakinah, aman, tenteram serta berpikiran yang tenang, ini di katakan dengan sunah thariqatnya Nabi Nuh As, puncaknya adalah mati hissi.

7. LATHIFATUL KULLU JASAD

Berhubungan dengan selurh badan atau jasad zahir, berdzikir pada maqam ini dalam sehari semalam sekurang – kurangnya 11.000 kali, ini adalah tempatnya sifat buruk manusia, yaitu jahil dan lalai, seseorang yang dzikirnya ikhlas pada tempat ini dapat menimbulkan ilmu dan amal yang di ridhai oleh Allah Swt.

Dzikir ini di sebut juga dengan dzikir sultan aulia Allah Swt, artinya raja sekalian dzikir dan di jalankan melalui seluruh badan, tulang belulang, kulit, urat dan daging di luar maupun di dalam, di tempat ini dzikir Allah…Allah…Allah pada penjuru anggota badan beserta ruas dari ujung rambut sampai ujung kaki hingga tembus keluar yakni bulu roma pada sekujur tubuh atau badan, agar dapat menghilangkan sifat malas dan lalai beribadah kepada Allah Swt.

Untuk menghantam seluruh sifat malas dan lalai tersebut haruslah di laksanakan dengan sepenuh hati yang ikhlas, menurut kajian pengamal ajaran cara ibadah tasawwuf bahwa iblis dan syetan bisa masuk melalui dan menetap pada seluruh bagian tubuh, karena itu perlu di getar dengan dzikirullah sehingga dzikirullah menetap di tempat itu dengan sendirinya dan tentu saja tidak ada lagi jalan iblis atau syetan untuk dapat memasuki tubuh zahir dan merasuk kedalam bathin manusia untuk membisikkan segala perbuatan jahat yang tercela di hadapan Allah Swt.

Sifat yang masuk pada maqam ini setelah dzikir tersebut adalah ilmu dan amal yang di ridhai oleh Allah Swt, dia berilmu sesuai dengan qur’an dan syari’at serta sunnah Rasul Saw, hakikat cahaya pada maqam ini adalah nuurus samawi dan di katakan dengan sunah dan thariqatnya orang alim dan ma’rifat kepada Allah Swt, puncak pada dzikir ini adalah mati hissi yang perupakan pokok dan mendasari dzikir – dzikir yang lain di atasnya, karena itu para pengamal ajaran ini harus mengkhatamkannya sekurang – kurangnya 11.000 sehari semalam.

Dzikir lathaif inilah merupakan senjata paling ampuh untuk mengusir dan membasmi sifat madzmumah yang ada pada 7 (tujuh) lathaif tadi, segala sifat madzmumah atau sifat buruk ini di tunggangi oleh iblis dan syetan.

Antara 7 latifah luar atau fisik dan latifah dalam atau Ruh, terdapat simpul pengikat keduannya sehingga antara ruhani dan jasmani saling berhubungan, apa yang terjadi pada fisik secara otomatis akan berpengaruh pada ruhani, begitu juga yang terjadi pada ruhani, akan secara otomatis akan terhubung dengan jasmani, hal ini disebabkan oleh simpul-simpul energy pengikat yang sering disebut dengan cakra, cakra terdapat di depan tulang belakang (cakra mahkota (pusat kepala) dan cakra mata ketiga/ kening (terdapat di tengah kepala/ kelenjar pituitary), adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Berikut ini adalah uraian mengenai 7 cakra utama :
  1. Cakra Dasar (terletak di tulang ekor): Cakra ini berpengaruh terhadap sifat-sifat emosional seseorang seperti jiwa yang tertekan, tergesa-gesa, dan perhatian pada dunia fisik secara berlebihan. Cakra ini sangat berpengaruh terhadap munculnya aura warna merah.
  2. Cakra Sakral (terletak di bawah pusar): Disinilah pusat kreatifitas fisik seperti menunjukan sifat ketertarikan pada penampilan diri sendiri maupun orang lain. Orang ini suka berdandan dan menjadi pusat perhatian. Cakra ini memancarkan aura berwarna orange. 
  3. Cakra Solar Pleksus (terletak di atas pusar): Ia adalah pusat energi yang berpengaruh terhadap munculnya aura warna kuning, yaitu yang menunjukan sifat-sifat egoistic, ambisi, dan berkait erat dengan tingkat stress yang tinggi. 
  4. Cakra Jantung (terletak di jantung): Sifat-sifat lemah lembut, rasa empati dan kasih sayang muncul dari cakra ini, dengan memancarkan aura warna hijau. 
  5. Cakra Tenggorokan (terletak di leher): Warna biru adalah warna aura yang dipancarkan oleh cakra ini yang erat kaitannya dengan keilmuan, dan rasionalitas. Keinginan mencari hakikat dan makna hidup. 
  6. Cakra Mata Ketiga (terletak di kening): Cakra ini menghasilkan aura warna nila dimana ia berpengaruh pada munculnya intuisi dan spiritualitas dan tertarik pada hal-hal gaib. 
  7. Cakra Mahkota (terletak di ubun-ubun): Warna ungu yang dihasilkan oleh cakra ini menunjukkan intensita spiritualitas yang tinggi. Perhatian terhadap hal-hal yang bersifat duniawi sangat rendah, namun tertarik kepada meditasi, tafakur, berdzikir, menyendiri, dan mencari hubungan dengan Tuhan.
Semua cakra mempunyai gelombang energy yang disebut dengan Prana/ Magnetisme, dan juga memancarkan sinar yang sering disebut dengan Aura, hal inilah yang dikembangkan oleh para praktisi ilmu hikmah atau para praktisi tenaga dalam. Jadi antara cakra dan latifah semuanya saling berhubungan dan saling melengkapi, hanya saja mungkin diberbagai kalangan mungkin menganggap hal ini sama saja, tapi bagi kami di perguruan SENI PERNAFASAN CAKRA LATIFAH menganggap antara cakra dan latifah adalah berbeda, karena letak dan fungsinya berbeda, akan tetapi ada yang letaknya sama yaitu cakra mahkota dan latifah kulu jasad, jika dibuat peta dari cakra (mulai cakra makota) latifah luar/ fisik lalu latifah dalam/ roh, akan membentuk huruf “LAHU” yang mempunyai arti “Kepada Alloh”.

Hal inilah yang mendasari terciptanya perguruan ini, karena dari ketiga elemen tersebutlah manusia akan mempunyai kekuatan tenaga inti yang luar biasa dan penyerapan energy alam yang ditarik melalui pernafasan akan tersimpan disimpul-sinpul energy cakra yang akan menyatu kedalam tedaga inti, dan akan menimbulkan tenaga dalam yang luar biasa, akan tetapi semuanya hanya bisa terjadi jika kita mau berserah diri pada Alloh, dan beribadah secara ihlas tanpa embel-embel surge, pahala, kesaktian dan lain sebagainya yang membuat manusia semakin egois dalam kehidupan ini, INALILLAH WA INNAILAIHI ROJI’UN

Dzikir Tarekat dalam 7 Latifah

Pelaksanaan zikir sebagai berikut :
  1. LATIFAH QOLBU,  Latifah yang berarti duduknya di Latifatul qolby, adanya dibawah susu sebelah kiri jarang dua jari condongnya kedalam.Dalam pengisian zikir, Arahnya kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya, maka tetaplah di Latifatul qolby. Wilayahnya nabi Adam, tempatnya nafsu Lawwamah, bersifat > suka mencela, menuruti hawa nafsu, bohong, menganiaya, bangga diri, menggunjing, pamer, bangga diri, Warnanya : kuning
  2. LATIFAH RUH, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Ruh, adanya dibawah susu sebelah kanan jarang dua jari condongnya keluar kedalam. Dalam pengisian zikir. Arahnya keluar kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Ruh. Dari Latifatul qolby ke Latifatul Ruh ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali dan setelah mengerjakan zikir perjalanan tetaplah di Latifatul Ruh. Wilayahnya nabi Ibrahim dan nabi Nuh. Tempatnya nafsu Mulhimah, bersifat > lapang dada, dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan. Warnanya : merah
  3. LATIFAH SIR/SIRRI, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Sir, adanya di atas susu sebelah kiri jarang dua jari condongnya keluar. Dalam pengisian zikir. Arahnya keluar dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Sir. Dari Latifatul Ruh ke Latifatul Sir ada perjalanan zikir 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah Qolby 5000 kali, maka Ruh harus juga diisi 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Ruh ke Sir maka tetaplah berada di Latifatul Sir. Wilayahnya nabi Musa, tempatnya nafsu Mutmainah, bersifat > senang ibadah, bersyukur, ridho, tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar larangan Allah/Waro. Warnanya : Putih
  4. LATIFAH KHOFI, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Khofi, adanya di atas susu sebelah kanan jarang dua jari condongnya kedalam. Dalam pengisian zikir. Arahnya kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Khofi. Dari Latifatul Sir ke Latifatul Khofi ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah qolby 5000 kali dan Sir juga harus 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Sir ke Khofi maka tetaplah di Latifatul Khofi. Wilayahnya nabi Isa, tempatnya nafsu Mardiyah, bersifat > baik budi, welas asih, menjalankan kebaikan, tahu diri, sayang sesama makhluk. Warnanya : Hitam
  5. LATIFAH AHFA/AKFA, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Akfa, adanya di tengah-tengah dada condongnya keatas kedepan. Dalam pengisian zikir. Arahnya keatas kedepan dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Akfa. Dari Latifatul Khofi ke Latifatul Akfa ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir dan Khofi harus sama diisi 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Khofi ke akfa maka tetaplah di Latifatul Akfa.  Wilayahnya nabi Muhammad SAW, tempatnya nafsu Kamilah, bersifat > ilmu yakin, ainul yakin, haqqul yakin. Warnanya : Hijau
  6. LATIFAH NAPSI, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Napsi, adanya di tengah diantara dua alis condongnya kebawah kebelakang. Dalam pengisian zikir.... arahnya kebawah kebelakang dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Napsi. Dari Latifatul Akfa ke Latifatul Napsi ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul qolby, Ruh, Sir, Khofi sama, maka di Latifatul Akfa juga harus sama ( misalnya 5000 kali ). Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Latifatul Akfa ke Latifatul Napsi maka tetaplah duduk di Latifatul Napsi. Tempatnya nafsu Amarah, bersifat > serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat. Warnanya : merah, kuning, hijau, biru. ( dominan merah )
  7. LATIFAH QOLAB/QOLAM, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul qolam adanya di tengah embun-embunan condong kedalam (seluruh badan). Dalam pengisian zikir .....arahnya kedalam ditengah-tengah dada. Dari Latifatul Napsi ke Latifatul Qolam, ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir, Khofi, Akfa sama, maka di Latifatul Napsi juga harus sama 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Latifatul Napsi ke Latifatul Qolam maka Latifatul Qolam harus diisi sebanyak 5000 kali. Kemudian dinaikan ke Hadiyat>Kulhu Allah hu ahad.... Ma'iyat Wahuwa ma'akum aena ma kuntum.....Akrobiyah>Wahuwa Akrobu minha, minha fi warid.
Setelah mengisi zikir di Latifatul Qolam maka kembali ke Latifatul Qolby dengan perjalanan zikir sebanyak 1000 kali, maka tetaplah zikir untuk seterusnya di Latifatul Qolby yang berarti langsung tenggelam/fana, isilah zikir sebanyak-banyaknya sebagai tanggung jawab diri sendiri.

Tempatnya nafsu Kamilah, bersifat; Tajjali, laduni, irsad, ikmal, baqobillah. Warnanya : merah, kuning, hijau, biru ( pelangi )

Zikir latifatul jasad / Qolam caranya sebagai berikut, masukan zikir Hu Allah lewat napas, tarik ke lubang hidung sebelah kiri dimasukan ke pangkal jantung diisi zikir Allah 5000 kali. Dari jantung disebarkan lewat urat ashabat ke semua denyut nadi, artinya jantung dan nadi menjadi satu disebarkan ke seluruh tubuh/Latifatul jasad dan mengisi rongga-rongga tubuh dengan zikir sehingga seluruh tubuh berzikir

Untuk menyebarkan zikir keluar masuknya napas di jantung, harus belajar cara memberhentikan dan melancarkan jantung, adalah sebagai berikut :
  1. Untuk memberhentikan jantung adalah buang napasnya yg panjang, tarik napasnya sedikit.
  2. Untuk melancarkan jantung adalah buang napasnya sedikit, tarik napasnya yang panjang. 
Sebagai catatan Jantung ada dua bagian : 
  1. Pangkal Jantung ada 101 urat ashabat adalah rupa kerajaan ilahy. 
  2. Ujung Jantung, kerajaan iblis/darah kotor yang harus dibersihkan/dihancurkan.
WUKUF

Wukuf ini menurut ajaran Syeikh Muhammad Bukhari Baha’uddin Naqsyabandi, pertama – tama di dasari dengan 3 (tiga) tahapan, yaitu ;

Wukuf Samani;

Artinya : Kontrol yang di lakukan oleh seorang salik terhadap ingat atau tidaknya dia kepada Allah Swt sekurang – kurangnya dua atau tiga jam, jika dia ternyata dalam keadaan ingat kepada Allah Swt dalam pada waktu tersebut, ia harus bersyukur kepada Allah Swt, jika ternyata dia tidak ingat kepada Allah Swt, ia harus banyak – banyak melakukan taubat kepada Allah Swt dan usahakan dengan sekeras mungkin supaya kembali ingat kepada Allah Swt.

Wukuf ‘Adadi;

Artinya : senantiasa memelihara bilangan ganjil dan menyelesaikan dzikir napi istbat pada setiap dzikir tersebut di akhiri, jangan di akhiri dengan bilangan yang genap, tetapi mestilah bilangan yang ganjil, seperti ; 3, 5 atau 7 dan seterusnya.

Wukuf Qalby;

Artinya : Keadaan hati seorang yang suluk, selalu hadir kepada Allah Swt, pikiran yang ada terlebih dahulu di hilangkan dari perasaan, kemudian sekalian panca indera yang lima tawajjuh dengan mata hati yang hakiki untuk menyelami ma’rifat kepada Allah swt, tidak ada luang sedikitpun di dalam hati selain kasih Allah

Dzikir wukuf menghadirkan seluruh lathaif dan seluruh anggota badan serta ruas – ruasnya di hadirkan kepada zat yang tanpa rupa dan bentuk, penghadiran tanpa menyertakan Dzikir ismu zat, tapi hadir di haribaan zat yang di namai Allah, yaitu Allah Swt. Dzikir wukuf adalah Dzikir diam dengan semata – mata mengingat Allah, yaitu mengingat zat Allah yang bersifat dengan segala sifat sempurna dan suci atau jauh dari segala sefat kekurangan, segala sifat kesempurnaan hanya di miliki oleh Allah Swt, jadi sifat kekurangan adalah milik kita dan untuk meningkatkan sifat yang kurang sempurna itu menjadi lebih sempurna, maka inilah yang kita harapkan rahmat dan ridha Allah Swt.

Dzikir wukuf ini di rangkaikan setelah selesai melaksanakan Dzikir ismu zat atau Dzikir lathaif atau Dzikir napi istbat, Dzikir wukuf ini di laksanakan dalam rangka menutup Dzikir yang lain.

16 komentar:

  1. Kalo belajar tanpa pendamping bahaya nggak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sangat berbahaya,..bisa menyimpang,..dan tidak sampai pada tujuan ,belajarnya harus dengan guru mursyid

      Hapus
    2. Sering saja nyimak di youtube buat referensiada juga yg mmbabar zikir latifah di atas

      Hapus
    3. alhamdulillah sekali keterngan pebjelasan ini memang yg sy maksudkan.semiga sgt beemanfaat bg sy.tromkaaih

      Hapus
  2. mestinya harus di bimbing seorang yg paham betul tentang hal ini.... agar tidak tersesat

    BalasHapus
  3. Klw orang yg tidak pernah belajar sampai pada tahap ini bisa bahaya

    BalasHapus
  4. Mohon petunjuk ke yg kuasa bisa ketemu guru asli & ikuti jejak laku guru deh

    BalasHapus
  5. Harus dibimbing guru, klo tdk loe bisa gila.

    BalasHapus
  6. harus ada gurunya,tuan² jgn sembarang Ngan.

    BalasHapus
  7. Sehubungan saya adalah salah seorang Salik Thoriqoh Naqsabandiyah Babussalam Langkat, SUMUT, mohon Izin copas untuk perbendaharaan ilmu, semoga Tuan2 dan kita sekalian tetap dalam Bimbingan Allah Subhaanahuu Wata'aala, Berkah Ilmu berkah pula umur, berkah pula rezeki, Aamiin aamiin aamiin Ya Robbal'aalaamiin, In Syaa Allah...

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah saya saangaat bersyukur mempelajari ilmu ini krn bapak saya mengajarkan dan ini sebagai penguat dr pelajaran saya.. Terima kasih 🙏semoga Allah selalu memberikan rahmat x ke pada penulis dan pembaca Aamiin

    BalasHapus