Sabtu, 07 April 2012

PERJALANAN RUH SETELAH KEMATIAN

ASAD,ROH DAN SETELAH KEMATIAN


Wali songo adalah para pimpinan spiritual, mereka adalah ulama yang mencapai tingkatan tertinggi sehingga mengetahui segala hal ghaib yang terdapat dalam setiap agama, termasuk agama hindu. Dan mereka kemudian membuat sebuah kitab yang disebut Kitab Walisanga, dan dalam kitab tersebut bukan hanya ajaran islam semata, melainkan ajaran spiritual hindu juga, dan kemungkinan mereka mengharapkan pemahaman cara berpikir hindu jawa ini digunakan sebagai dasar untuk menyebarkan islam. Proses penyusunan kitab itu sendiri dilakukan melalui pertemuan rahasia, dan tidak dilakukan secara fisik. Dan Kitab Walisongo merupakan pengungkapan Ilmu Rahasia mengenai wujud badaniah, roh, kekuatan terpendam dan kekuatan kemauan.

(1) Manusia dalam badan Jasmaniahnya

Memasuki dunia nyata manusia menggunakan tubuh jasad atau jasmani, tanpa jasad tidak akan mungkin itu terjadi, dan dalam jasad tersebut terdapat ruh atau jiwa adalah pemberi kekuatan dan pemberi kehidupan pada badan jasmani ini dan tanpa jiwa atau roh maka manusia akan sama saja dengan benda mati, karena roh adalah pemberi kekuatan, kekuasaan dan daya pemelihara badan jasmani (selaput) dan badan jasmaniah menyimpan dan memelihara isinya (roh).Jiwa dan Budi .Roh yang disebut jiwa atau Atma adalah permulaan Dzat yang memiliki pertalian dengan Dzat Ketuhanan, yang merupakan permulaan tertinggi.

Roh dicerminkan sebagai daya cipta dan daya imajinasi manusia yang meneruskan, yang memelihara, yang menjaga dan melindungi. Dalam tubuh jasmani, roh memiliki kendaraan (sarana) untuk berkomunikasi dengan dunia fisik yang disebut sebagai Budhi atau jiwa rohani, budhi menghamba pada roh. Jiwa rohani ini tidak memilki kesenangan dan nafsu, karena mengembangkan sisi baik manusia, dan menjadi sumber suara bathin.Pada saat kedatangannya dialam kehidupan, jiwa kerohanian ini mendapat selaput yang dinamakan Kama atau Kamarupa atau sifat baik ( sifat kemanusiaan) dan nafsu buruk (sifat kebinatangan), dan ini merupakan badan halus yang akan tetap lengket pada roh selama roh berada didaerah astral setelah meninggalnya manusia.

Akan tetapi badan halus ini akan ditanggalkan apabila roh memasuki daerah kelangitan. Sepeninggal roh, badan halus (kama) akan menjadi bayangan yang akan menguap dan hilang. Badan halus (kamarupa) memiliki pertalian langsung dengan dunia fisik, nafsu, kesenangan dan keinginan yang menghinggapi badan halus merupakan sumber kekuatan untuk bertindak dan pertumbuhan fisik manusia. Penggalian keinginan dan nafsu akan melahirkan tindakan fisik melalui badan kasar, yang baik maupun yang buruk.Didalam nafsu yang melekat pada badan halus, terdapat jiwa kebinatangan yang memunculkan keinginandan rasa ( senang-susah, cinta-bencai, dsb) dan ini merupakan sebuah keburukan yang melekat pada manusia tetapi ini memberi kekuatan untuk bergulat dan berjuang dalam kehidupan di dunia.

Lapisan di luar Kamarupa adalah badan jasmaniah atau badan kasar. Biasanya apabila ada kecenderungan dari jiwa kebinatangan terlalu kuat maka budhi akan memberi peringatan, dan pergulatan jiwa kebinatangan dengan jiwa kerohanian menentukan perkembangan moral dan intelektual manusia. .Roh, Budhi, kamarupa adalah unsur kehidupan dan di luar unsur-unsur tersebut berkembanglah badan kasar manusia yaitu badan fisik yang kasat mata, pengikat atau jembatan antara unsur kehidupan dan badan kasar manusia adalah Nafas atau Prana Kekuatan pemikiran atau pertimbangannya disebut Manas, jiwa kerohanian akan cenderung melekat dengan Manas yang lebih tinggi ( aku yang tinggi) dan jiwa kebinatangan cenderung melekat pada manas yang rendah ( aku yang rendah). Oleh karena itu merupakan suatu kesatuan, keduanya akan terbagi menjadi dua kekuatan terpisah dan mempunyai kecenderungan yang berbeda.

Dan sebetulnya diluar badan kasar berkembang selaput yang disebut Lingga Sharira atau lapisan kedua yang merupakan selaput struktur halus yang menyelimuti badan manusia yang sering disebut sebagai kulit halus, dan setelah kematian manusia akan berubah menjadi kulit yang secara perlahan-lahan akan lenyap.

Kulit halus dikarenakan menyelimuti badan kasar maka ukuran kulit halus lebih besar dari badan kasar, yang merupakan sarana jiwa kebinatangan manusia menguasai daerah astral, dan kulit halus ini tidak hanya menyelimuti bagian luar tubuh manusia, melainkan juga merasuk ke dalam tubuh fisik dan melapisi semua organ tubuh kasar, dan menyerap magnet-magnet alamiah dari atmosfir kedalam badan manusia, cara kerjanya sama dengan spons penyerap yang menghisap air.

Dan pada saat menyerap berbagai kekuatan di atmosfir, kulit halus juga terkena pengaruh daya tarik jiwa, zat yang memang lebih kuat dan halus bila dibandingkan magnet badaniahnya. Tetapi kemampuan kulit halus untuk menyerap magnetis badaniah dari orang lain akan berkurang dengan bertambahnya umur, disebakan sifat penyerapannya ketika orang lebih tua bersentuhan dengan orang lebih muda maka “etheris ganda” dari orang yang lebih tua akan menyerap magnet badaniah orang yang lebih muda dan memang orang yang lebih tua memerlukan magnet tersebut untuk daya tahan tubuh kasarnya. Oleh karena itu hindarilah agar orang muda jangan tidur bersama dengan yang sudah berumur.

Bila orang yang lebih lemah berhubungan dengan orang lebih kuat, maka yang kuat akan memberikan magnet badaniahnya kepada yang lebih lemah, pada saat orang sakit maka umumnya kulit halusnya tidak berfungsi.Kekuatan fisik seseorang sangat ditentukan oleh pengaturan keseimbangan antara daya menyerap magnet dari luar dan daya serap dari luar, maka dari itu pada saat mengunjungi orang sakit seseorang harus berusia 14 tahun agar cukup kuat menjaga keseimbangan antara menyerap dan diserap karena dibawah usia itu kulit halusnya harus dilindungi oleh ibunya. Sama dengan orang lebih tua bersenggama dengan orang lebih muda, maka daya magnet yang lebih tua akan menyerap daya magnet yang lebih muda tersebut dan apabila kekuatan magnet ini terus menerus diserap sesorang akan dapat meninggal karena kehabisan daya magnetnya.Terdapat orang yang memiliki daya magnet kuat luar biasa dan dan harus dihindari karena semuanya dari mulai manusia, binatang, tumbuhan akan ditarik kekuatannya dan pada hari pertama meninggalnya kulit halus menjadi “kulit” dan keluar dari jenasah.Tali Jiwa Keluarnya kulit halus tersebut akan memutuskan tali jiwa atau “suratma” yaitu penghubung antara tubuh fisik dan unsur halus seseorang, secara fisik suratma tampak dalam prana. 

Terputusnysa tali jiwa sebenarnya merugikan badan halus yang masih membutuhkan roh, tetapi bagi roh, putusnya tali jiwa merupakan suatu keuntungan karena roh akan terlepas dari kulit halusnya dan bisa bebas menuju ke kelangitan dan biasanya ini terjadi pada hari ke 3 meninggalnya seseorang dan apabila seseorang meninggal secara mendadak, pemutusan baru terjadi beberapa tahun kemudian.

Dan juga kulit halusnya belum terbebaskan dari ikatan dengan roh selama beberapa tahun, dan dalam kondisi tersebut belum dapat melepaskan diri secara alamiah semacam itu, kulit dan badan halus akan mengembara dan amat mudah dimasuki oleh pemikiran sehingga akan mempunyai kehidupan sendiri. Badan halus yang masih mengandung roh tersebut biasanya akan kembali kerumah tempat kediamannya ketika dia hidup dan mencoba meneruskan kehidupannya sementara sebagai makhluk halus dengan mengambil magnet badaniah dari para penghuni rumah tersebut, dan ini membahayakan bagi orang yang masih hidup.Beberapa orang dapat tanpa sadar melepaskan kulit halusnya untuk sementara, dan kulit halus akan tampak seperti badan kasar, perginya kulit halus dapat terjadi sesaat atau sebelum dan sesudah kematian, pada kematian mendadak atau kecelakaan , kulit halus dapat segera keluar dari badan kasar. 

Bila keluar sebelum kematiannya, kulit halus akan mirip sosok hidup termasuk luka-lukanya apabila mengalami cidera. Bila keluar sesudah kematian, kulit halus akan kelihatan sebagai orang yang mati itu, sering kali sosok kulit halus ini akan muncul pada tempat yang jauh dari tempat meninggalnya yaitu tempat dimana yang diingat seseorang sebelum meninggalnya.

Kulit halus tanpa badan halus menjadikan badan halus tanpa pemikiran dan tergantung dari setiap pemikiran atau niat dari pemiliknya, dan selama tidur, kulit halus juga sering meninggalkan badan namuan disertai dengan badan halusnya dan ketika orang terbangun ia ingat apa yang ada dalam mimpinya adalah bukti bahwa badan halusnya telah keluar dari badan jasmaniahnya. Melalui suatu latihan seseorang dapat mengeluarkan ‘etheris ganda’ berikut badan astralnya dari badan kasar, dengan cara ini orang dapat muncul di suatu tempat yang dikehendaki dan tampat seperti badan kasarnya, sementara badan kasarnya yang ditinggalkannya seolah mati suri di tempatnya.

Walaupun dalam praktek ini ada bahayanya, yaitu badan kasar yang ditinggalkan badan halus dan kulit halus akan berada dalam kondisi tanpa magnet alamiah yang diperlukan dan tidak bisa bertahan terlalu lama tanpa perlindungan magnet dan badan halus, tetapi bila dapat melatih supaya roh keluar namun tetap meningalkan badan halus dan kulit halus maka kondisi badan halusnya tidak begitu berbahaya, karena badan halus dan kulit halus dapat melindungi dan memberi makan badan kasar yang ditinggalkannya, dan ini dapat terjadi bila sering dilatih secara keras.

Dalam kondisi ini jiwa tetap terikat dengan tali kejiwaan pada badan kasarnya, pemutusan sedikit saja dari ikatan tali jiwa dapat mengakibatkan kematian pada badan kasarnya, artinya selama jiwa diluar, ikatan tali jiwa harus dijaga, dengan cara badan kasar harus dijauhkan dari banyak orang, tidak ada keributan disekitar badan kasar atau menyentuh tubuh yang mati suri itu. Tali kejiwaan jangan dipandang sebagai tali atau benang keduniawian, suratma adalah kekuatan jiwa yang menghubungkan jiwa dengan badan kasar dan berasal dari hukum Kshetrjna ( hukum kekuatan yang membentuk ).

Proses Kematian Jiwa di selimuti oleh 4 lapisan, yaitu;Roh, kerohanian,badan Kejiwaan ( budhi) dan jiwa kemanusiaan atau kebinatangan yang disebut juga badan halus,badan kasar jasmani. Selaput halus yang menyelimutinya yang di sebut “kulit halus” atau ‘pancaran magnet’. 

Dalam proses kematian seseorang, secara berurut lapisan-lapisan tersebut akan mengalami kematian dan proses perubahan:badan kasar (mati fisik, biologis). Selaput halus ( kulit halus) setelah keluar dari badan menjadi “kulit” dan lenyap. Badan halus pada kematiannya yang kedua dan dalam peralihan kelangitan yang pertama dan Roh setelah peralihan ke kelangitan yang kelima. Melalui proses inilah roh atau jiwa mengalami pemurnian, meninggalkan semua cacat, dan roh yang murni akhirnya setelah melalui kelangitan yang kelima, keenam dan ketujuh kembali kepada Tuhan.

(2) Kekuatan Penghidupan

Unsur Kehidupan Badan Kasar Kekuatan yang menghidupkan jasmaniah (badan kasar ) manusia terdiri dari 3 unsur utama, yaitu: 
  1. Prana ( kekuatan yang menggerakkan bagian tubuh ), 
  2. Saman ( kekuatan magnet badaniah), dan 
  3. Karma atau naluri ( hukum dari perbuatan sebab dan akibat). 
Tubuh jasmani dan magnet badaniah merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang membentuk kepribadian. Tubuh jasmaniah sendiri terdiri dari aliran berbagai zat kecil yang tidak terlihat, gas yang dipadatkan, dan udara yang merupakan campuran antara gas zat asam, gas zat nitrogen, gas zat air, dan gas zat asam arang. Zat gas-gas ini adalah unsur-unsur yang berdiri sendiri, namun karena kerja sama dari kedua unsur utama, maka menjadi satu kesatuan, dan dengan cara ini maka semua bagian tubuh akan selalu ada penggantian dan dalam selang waktu 3 bulan akan diperbaharui atau diganti lagi.

Organ tubuh terdiri dari 4 kekuasaan, yaitu: 
  1. pernapasan, 
  2. panas tubuh, 
  3. peredaran darah, dan 
  4. pencernaan makanan. 
Seluruh kekuatan ini berjalan karena magnet badaniah, dan pada kelahiran seorang bayi ketika bayi terkena udara yang disebabkan daya tarik magnet badaniah, terjadilah gerakan naik turun paru-paru dan gerakan mengembang mengempis jantung, dan dengan gerakan ini maka zat asam akan masuk dalam tubuh.

Dalam makanan yang masuk kedalam tubuh, terdapat asam arang yang akan dikeluarkan lagi oleh udara yang masuk, karena pernapasan menghirup zat asam arang maka hasilnya bukan hanya panas tubuh, melainkan juga darah akan mengalir disebabkan makanan yang dimakan. Darah dialirkan melalui pembuluh darah dan pencernaan akan bekerja untuk mengeluarkan sisa-sisa sari makanan dan air dari dalam tubuh. Kerjasama dari 4 kekuatan tubuh ini menimbulkan darah, daging dan menyusul lagi terjadinya lemak, tulang, rambut, kuku, air mata, dan keringat.

Sebetulnya darah adalah penjelmaan dari kekuatan hidup dan dalam darah terdapat rahasia kehidupan, bila seseorang sedang sakit maka kekuatan dalam darah melemah, namun kekuatan magnet dapat menguatkan kembali, dan ketika seorang meninggal, selama darahnya belum berubah menjadi air, orang ini belum meninggal secara keseluruhan.

Kulit bukan hanya selaput pelindung tubuh manusia, melainkan juga merupakan organ tubuh utama, susunan kulit cukup rumit, terdiri dari 2 lapisan yaitu kulit luar dan kulit dalam. Bagian kulit luar yang kuat memiliki banyak lubang kecil-kecil yang menghubungkan dengan kulit dalam. Kulit bagian dalam terdiri dari pembuluh darah dan syaraf yang dijalankan oleh gerakan naik-futon dari tubuh disebabkan pernafasan.

Melalui lubang kecil kulit luar inilah darah yang tidak terpakai atau berakibat buruk, seperti uap dan keringat akan dikeluarkan. Dikulit luar ada selaput serupa minyak yang harus selalu di bersihkan, bila tidak maka lubang-lubang kecil pada kulit luar akan tertutup dan akan berakibat buruk bagi darah dan dapat menyebabkan seseorang akan sakit, bahkan penyumbatan akan menyebabkan kematian, karena lubang pori-pori dilindungi oleh lapisan halus yang membentuk daya magnet maka sebenarnya lubang itu tidak tertutup sepenuhnya.

Lapisan kulit halus membawa magnet alam ke dalam badan dan dapat mempengaruhi badan dari daya tarik magnet astral dari roh karena badan halus merupakan jembatan antara badan kasar dan jiwa, kerja dari kekuatan ini secara bersamaan melahirkan pancaran aliran magnetis yang mengalir ke otak dan menyebabkan magnet kepribadian dan menyebabkan terjadinya tenaga syaraf, tenaga otot dan energi manusia, dan juga dapat terjadi pemikiran, raut muka, pendengaran, bunyi suara, perasaan, penciuman dan rasa.Karena daya-daya ini maka terjadilah tindakan yang dapat dibagi ke dalam beberapa macam.

Organ tubuh dan magnet alam bekerja secara alamiah dan dibawah pengaruh hukum alam yang menyebabkan manusia makan, minum, dan tidur yang di perlukan untuk bertahan hidup oleh badan kasar. Magnet kepribadian melalui daya pikiran dari seorang manusia bersih dan tindakan baik maka bentuk badannya akan baik dan halus, bila seseorang selalu berpikir buruk dan bertindak jahat maka bentuknya akan menjadi kasar dan jelek, dan bila seseorang melakukan perbaikan tindakan maka badannya juga akan membaik.

Dan dalam keadaan normal sebetulnya lemahnya organ manusia dan kurangnya pengaruh dari magnet alami akan menyebabkan penyakit dan bila unsur organik tubuh dan magnet keduanya tidak bekerja akan menyebabkan kematian, walaupun dengan latihan seseorang dapat meniadakan kekuatan organiknya yang menyebabkan mati suri. Gangguan Badan Kasar Kerja organik kita jelek bila lapisan halus kurang membawa magnet alam kedalam tubuh seseorang, bila pemasukannya terhenti maka keseimbangan astral dan magnetis alami akan terputus sehingga gerakan pernafasan dari paru-paru dan gerakan mengembang mengempis dari jantung berhenti.

Dan ini dapat di perbaiki dengan mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya dan gerakan ini dilakukan dalam keadaan berbaring, karena tarikan nafas yang kemudian masuk dalam tubuh akan membakar benih-benih penyakit dan akan mengalirkan banyak magnet alam kedalam tubuh seseorang, dan penyakit serta gangguan peredaran darah dapat dihindari dengan latihan pernafasan “ Pranaijama”.

Naluri Naluri adalah tindakan kejiwaan yang tidak disengaja, karena itu tindakan ini sering dianggap sebagai tindakan di luar kendali pikiran sadar manusia, dan naluri itu muncul karena memang tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan untuk selamat, dengan melihat, mendengar, merasa adanya bahaya, secara otomatis badan digerakkan, kekuatan indera berasal dari magnet kepribadian yang merupaka kekuatan rohaniah atau kekuatan jiwa seseorang.Naluri bekerja tanpa pemikiran dan tidak memihak, dan mengendalikan pemakaian magnetisme kepribadian dan tindakan baik dan buruk sehingga dalam pelaksanaan juga hukum dari sebab akibat, dan naluri berasal dari ingatan luar atau jaringan ingatan alaminya jiwa dan ingatan bagian dalam atau ingatan kejiwaan roh.

Ingatan luar merekan segala sesuatu selama hidup di dunia; apa yang dilihat, didengar atau dirasakan, setelah kematian ini akan tetap menyertai jiwanya, akan tetapi ingatan ini tidak akan mempengaruhi evolusi dari jiwa kebinatangannya, ingatan ini akan hilang bersama dengan jiwanya bila rohnya sudah mencapai daerah kelangitan.

Ingatan dalam atau ingatan kerohanian merekam semua pikiran manusia, tindakan baik buruk, apa yang dibaca, dialaminya, perilaku dalam keseharian dan dipengaruhi oleh pergaulannya dengan orang lain dan tidak akan hilang meski manusia berupaya melupakan pikiran dan tindakan di masa lalu, dan ketika ajal tiba ingatan akan muncul kembali dan menjadi saksi atas semua kejadian, pikiran dan tindakan yang dialaminya, dan ingatan akan mempengaruhi bentuk wajah baik dan buruk sesuai ingatan yang disimpannya dan ini sangat berpengaruh besar dalam perkembangan jiwa seseorang.

Dan sebagai hukuman atas mereka yang berbuat tidak baik selama hidupnya maka ingatan akan dimunculkan kembali dalam bentuk nyata dan dengan ini akan timbul penyesalan.
Ikatan Roh dan badan Kasar Pengikat dari semua kekuatan, daya dan upaya dari badaniah seseorang adalah jiwanya.

Manusia adalah makhluk yang punya roh, untuk sementara diselimuti oleh lapisan badaniah yang tiap waktu dapat musnah, akan tetapi daya pikir dan kemauan manusia selalu diperbaharui lagi, ini akan berlangsung terus menerus hingga akhirnya selaput ini rusak dan ditinggalkan oleh rohnya. Meskipun demikian, kematian tidak lain daripada kelahiran dari rohnya yang yang akan berpindah dalam kehidupan lain, karena roh tidak dapat musnah dan akan mempertahankan kepribadiannya.Lapisan organik hanya dipinjam untuk tampil sementara di daerah kehidupan seseorang, jadi badan hanya alat, karena mata dan syarafnya akan terikat pada aether dan bagian magnet yang lebih halus melalui telinga dan paru-paru dengan atmosfir, dengan indera lainnya yang merupakan alat perasaan akan berhubungan dengan badan kasar dan dunia fisik, baik yang keras maupun yang cair.

Hubungan jiwa dengan badaniah menyebabkan manusia yang berwujud organik dapat berhubungan dengan dunia rohaniah, ketika meninggalkan badan organik, rohnya tidak berubah dalam bentuk, kemampuan, sifat, dan juga dalam ilmu yang diperoleh.

Ketika manusia meninggalkan selimutnya akan menjadi ringan tanpa ada perubahan pada badan rohaniahnya, badan rohaninya tidak akan lebih baik atau lebih buruk.Seperti badan organik, badan rohaniah juga memiliki indera, akan tetapi berbeda dengan badan organik, cara kerja indera rohaniah lebih tajam dan lebih menyenangkan dengan daya serap pikiran yang lebih tinggi.

Setelah kematiannya, roh binatan, tetap memiliki kepribadian. Hanya saja roh ini tidak memiliki kesadaran Aku. Kadar intelektualnya tetap dan tidak berkembang, sesuai dengan hukum kehidupan, bila seekor binatang mati maka rohnya akan masuk ke badan organik lainnya, tumbuh-tumbuhan, logam, dan batu, setelah kematiannya akan berada dalam keadaan yang sama meskipun badan halusnya tidak begitu sempurna seperti binatang.

(3) Kekuatan Pemikiran

Baik buruk perbuatan manusia tergantung pada perkembangan magnet pribadinya dan perkembangan magnet pribadi sangat tergantung pada hati nurani atau perasaan manusia pada saat itu.Bila kekuatan magnet manusia sama maka semua manusia akan mempunyai kekuatan badan sama, pemikiran yang sama, dan energi tindakan yang sama, tetapi pada kenyataannya tidak demikian karena sangat bergantung pada perkembangan kemauan dan pemikirannya. 

Magnet pribadi manusia terletak di otak, melalui daya pikir otak daya magnet menimbulkan getaran-getaran yang mengalir melalui syaraf-syaraf ke seluruh badan dan ini akan menetukan gerakan tubuh berupa tindakan, daya pikir juga menentukan perbuatan baik buruk dan ini tergantung dari nurani atau perasaan hati. Perasaan hati manusia dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu yang membuat gembira dan sedih.

Magnet pribadi bekerja sehingga menimbulkan perasaan nyaman pada otak dan perasaan ini akan disalurkan ke seluruh badan dan yang membuat sedih akan terjadi sebaliknya yaitu akan membuat lesu di seluruh badan dan atau sakit.
Orang yang selalu gembira dapat menyalurkan energi pada orang lain tanpa merugikan dirinya. Aliran magnet yang terkuat terdapat pada ujung jari atau melalui mata dan dari mulut . 

Perlu diketahui bahwa orang yang magnetis badan halusnya lebih kuat dibanding magnet badan kasarnya akan mempunyai pengaruh buruk pada manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan disebut “jettatura” dan oleh orang jawa dinamakan “mata nasar” atau tangan panas.Penyerahan diri dari orang yang daya magnetisnya lemah ke yang kuat dapat dilakukan dengan meniup mukanya, dan inilah yang disebut terhipnotis atau dharana, dan dalam keadaan demikian sebenarnya orang yang terhipnotis kesadaran atau jiwanya terlepas dari tubuhnya, dan pasti tidak berdaya sama sekali ,karena kepribadiannya hilang maka dapat dihinggapi roh lain.

Dan dalam keadaan ini roh juga akan ingat pada semua kejadian masa lalu, kebangkitannya kembali sebagai manusia, menceritakan rasa sakitnya dimasa itu, dan pengobatan sampai kesembuhannya. Tubuh jasmaniah sedemikian aneh sehingga dapat dianggap berlawanan dengan hukum alam yang ada.

"Orang yang terhipnotis dikarenakan syaraf organiknya tidak aktif( tertidur), kesadaran hilang sehingga tidak ada lagi kemauannya. Beberapa sifat (kemampuan ) tersebut juga dapat dimiliki oleh orang yang meninggal, beberapa jam sebelum meninggal tubuh seorang tersebut dalam keadaan tidur secara organik, rohnya karena ingin mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya atau teman , daya pikirnya memiliki kekuatan untuk mewujudkan diri, oleh karena itu dapat menampakkan diri pada teman atau keluarga. Ketika roh orang yang hampir meninggal merasuk ke seseorang bisa terjadi orang itu bisa berbicara bahasa roh, melukis, mengetuk-ngetuk pintu, menggerakkan benda karena roh halus ini menggunakan magnet pribadi orang lain, dan ini menunjukkan bahwa tindakan manusia tidak tergantung dari badaniahnya."

Semua tindakan manusia berasal dari kecerdasan yang tidak tampak.
Apa yang menyebabkan orang kehilangan magnet pribadi ?.... diantaranya adalah terlalu sering melakukan seks, hidup tidak teratur, menghamburkan nafsu, tidak menjaga badan, sedih, terharu yang berlebihan, marah-marah, minuman keras, bumbu pedas, tembakau, dan terlalu banyak kopi, teh atau daging dan untuk mengembangkan magnet pribadi harus hidup teratur, makan sayur, buah, dan minuman air asli.

Kemampuan menggunakan pertimbangan(rasa) ketika hendak menggunakan pikiran, yang merupakan asal-usul dari magnet kepribadian yang menyebabkan magnet kepribadian berkembang, kekuatan hidup juga akan memperkuat pengembangan otot dan syaraf, kehilangan dari magnet kepribadian menyebabkan seseorang sakit syaraf dan mengendor kekuatan fisiknya.

(4) Kekuatan Terpendam

Setiap perbuatan manusia yang dilakukan dengan sadar, baik maupun buruk pasti didahului oleh pemikiran, dan dalam lingkungan aura setiap pemikiran akan menimbulkan getaran. Lingkungan aura adalah dunia debu material atau lingkungan magnetisme manusia, getaran tersebut akan menimbulkan warna yang akan menciptakan bayangan.

Warna buah Pikiran ( Aura) Dapat dibagi dalam 3 jenis ;Buruk, biasa, baik, 

Pikiran yang biasa dapat dibagi lagi menjadi pemikiran yang condong pada keburukan dan kebaikan, dengan demikian buah pemikiran dapat dibagi menjadi buruk, biasa condong ke buruk, biasa, biasa condong ke baik, dan baik, 

Dalam lingkungan auranya pemikiran tersebut menimbulkan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu dan mempunyai arti sbb ;
  1. Coklat kemerahan : nafsu dan tamak
  2. Merah jambu : nafsu kemarahan
  3. Merah muda : nafsu dalam cinta
  4. Merah jambu : nafsu cinta kasih
  5. Jingga : Keberanian
  6. Kuning : Daya pikiran
  7. Hijau : Simpati
  8. Biru, biru nila : Rasa ketuhanan, keberagamaan
  9. Ungu : Kerohanian, pertalian dengan jiwa
  10. Hitam atau gelap (tidak menunjukkan warna) : perasaan iri, warna ini muncul pada orang yang tidak beradab atau sedang sakit
  11. Putih, seperti bulan : menjukkan keimanan.
Gerak dan Daya Buah Pikiran Bayangan buah pikiran dapat keluar dan dapat masuk kedalam manusia, dan dapat secara alamiah, yaitu pada saat seseorang melihat, mendengar, merasakan sesuatu. Meski begitu penyerapan juga dapat berjalan secara tidak alamiah, yaitu ketika bayangan buah pikiran seorang memiliki daya magnet sehingga dapat menarik bayangan buah pikiran orang lain yang punya sifat sama dan lalu bercampur jadi satu dan kondisi ini yang dapat menimbulkan ikatan dan memunculkan rasa simpati dan senang, dan ini bisa terjadi juga pada manusia dengan makhluk halus dan yang perlu di waspadai bahwa adanya daya pengaruh dapat berakibat baik ataupun buruk.

Buah pikiran sifat laten, dan agar menjadi kekuatan nyata harus disatukan dengan kekuatan, bila pemikiran tidak disatukan dengan kemauan maka buah pikiran akan padam dengan sendirinya kecuali bila dapat disalurkan ke buah pikiran orang lain yang sejenis, bila pikiran banyak orang mempunyai sifat sama dapat tarik menarik, saling memperkuat, dan menyatu sehingga menjadi satu bayangan dengan kekuatan yang dahsyat.

Berbagai bencana nasional, kekacauan, peperangan, perseteruan dan bencana alam merupakan dampak dari saling tarik menarik buah pikiran banyak orang. Mantra dan Kekuatan Terpendam Dan kekuatan pikiran dapat dihasilkan dengan mengucapkan mantra karena dengan ini seseorang dapat menyerap kekuatan buah pikiran.

Mantra dapat digunakan untuk menciptakan buah pikiran yang diarahkan pada orang lain untuk mempengaruhi orang yang dituju, dan tergantung mantra yang diucapkan dan mantra yang baik akan menjadi pelindung orang atau roh yang didoakan, dan mantra yang buruk akan berakibat sebaliknya, dan seseorang yang hidupnya lurus dan bersih serta tidak punya pikiran jahat akan dilindungi oleh makhluk-makhluk yang menjaganya dari dampak sumpah serapah. Bayangan buah pikiran akan dapat merasuk dan mempengaruhi badan halus (astral) orang yang sudah meninggal (mayat astral) yang mengembara tanpa tujuan, mayat astral dapat disebut sebagai roh “tanpa jiwa” dan ini berasal dari orang yang semasa hidup bersifat jahat, mengumbar nafsu dan kesenangan atau roh orang yang meninggal sebelum waktunya yang disebabkan bunuh diri, dibunuh atau kecelakaan, dan roh seperti ini akan tetap terikat dalam jasadnya di kuburan hingga akhir kulitnya rusak disebabkan ketuaan dan rohnya terus mengembara dan tidak dapat meninggalkan dunia.

Bila mayat abstrak ini bertemu dengan hasil bayangan daya pikir buruk maka dapat menjelma menjadi syetan jahat dan memiliki sifat, seperti mantra yang diucapkan oleh pembuatnya dan dapat dipakai untuk segala tujuan, inilah kekuatan terpendam dan mantra ini disebut “wethala siddhi”, dan biasa disebut jimta, sarat, guna-guna, atau tumbal.Kekuatan pikiran dapat mengubah roh tak berjiwa yang tanpa wujud tersebut menjadi berwujud, dengan dihinggapi buah pikiran hasil mantra, roh tanpa jiwa menjadi hamba dari mantra ini dan dapat digunakan untuk maksud apapun. Dalam ilmu kekuatan terpendam, roh jahat dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, seperti; awici, ngalu, dan kasasar, dan roh yang berbuat baik dinamakan saija.

Pelajaran dari Buah Pikiran Pikiran menghasilkan bayangan dan bila digabung dengan kemauan disebut Issha, dan pikiran menghasilkan perbuatan baik dan buruk Keluarnya bayangan pikiran demikian dan akibatnya dinamakan “karma” manusia, bila manusia dapat menguasai bayangan buah pikiran maka hawa nafsunya akan dapat dikendalikan dan karmanya dapat dikuasai. Orang dengan sifat yang baik bila meninggal selubung halusnya atau kamarupa akan lepas dengan mudah, dan rohnya akan terbang menuju ke daerah kelangitan, roh yang tidak dapat melepas selubung halusnya tetap diselubungi badan halus dan mengembara di dunia menjadi roh tak berjiwa.

Tugas hidup orang di dunia adalah menolak setiap buah pikiran jahat yang timbul, karena dorongan jahat akan melahirkan perbuatan, daya pikir bisa dikembangkan sedemikian tinggi sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa.

Perjalanan Ruh Manusia Menurut Al-Qur’an dan Al Hadits

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs. Ibrahim : 27)

Imam al-Bukhari telah meriwayatkan dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :

“Apabila seorang muslim ditanya didalam kubur nanti, maka ia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi (dengan benar) kecuali Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad Sallallahu A’laihi Wasallam adalah utusan Allah. Maka itulah firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan diakherat.”

(HR. Al-Bukhari no. 4699. Fathul Baari VIII/229). Diriwayatkan pula oleh Muslim no. 2871, Abu Daud no. 4750, dan at-Tirmidzi no. 3120)

Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata:

“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk menghadiri pemakaman seorang laki-laki dari al-Anshar. Setelah tiba dikuburan, dan mayat belum dimasukkan ke liang lahat, Rasulullah shallallahu’alaihi wa Sallam duduk, dan kami pun duduk di sekitarnya. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung (yakni, begitu hening dan terdiam karena menghormati keberadaan beliau). Sambil memegang sebilah ranting Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menggores-gores tanah dengan ujungnya (seperti orang yang sedang serius berfikir–pent), tak lama kemudian tak lama kemudia Beliau mengangkat kepala seraya berkata : “Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur.” Beliau mengucapkannya dua/tiga kali, lalu Beliau bersabda :

“Sesungguhnya apabila seorang hamba yang beriman akan pergi meninggalkan dunia menuju negeri akhirat, maka turunlah dari langit beberapa Malaikat berwajah putih bagai matahari kepadanya membawa kain kafan dan hanuut (ramuan/obat yang diisikan pada mayat agar tidak rusak) dari Surga. Hingga duduk didekatnya, sedang jumlah mereka sejauh mata memandang.

Kemudian datanglah Malaikat maut lalu duduk disamping kepalanya. Malaikat maut berkata, “Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.” Maka keluarlah ruh orang beriman itu bagai tetes air yang keluar dari mulut wadah air (dari kulit) dan disambut oleh Malaikat maut.

Seketika itu pula para Malaikat yang ada didekatnya, langsung mengambil dan meletakan ruhnya kedalam kafan dan hanuut tersebut dengan menebarkan semerbak kesturi yang paling wangi diseluruh penjuru dunia. Kemudian mereka naik membawanya. Setiap melewati sekelompok malaikat mereka bertanya, “Siapakah ruh yang sangat wangi ini?” Maka para malaikat yang menggiringnya pun menyebutkan nama orang beriman itu dengan nama yang paling baik yang pernah diberikan oleh manusia semasa ia masih hidup.

Setibanya dilangit yang pertama, malaikat yang menggiring meminta dibukakan pintu. Lalu dibukakan untuknya, kemudian secara bersama-sama mereka mengantarkannya kelangit berikutnya, hingga ruh tersebut tiba dilangit ketujuh. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tulislah catatan hidup hamba-Ku ini didalam surga Illiyyiin (tempat yang paling tinggi), lalu kembalikanl;ah ia kebumi. Karena sesungguhnya Aku telah menciptakan mereka (manusia) dari tanah dan akan mengembalikannya ketanah. Setelah itu Aku akan mngeluarkannya kembali dari tanah kembali untuk kedua kalinya.”

Setelah ruh itu dikembalikan lagi kedalam jasadnya, datanglah dua malaikat. Kedua malaikat itu mendudukannya seraya bertanya,
  • Siapa Rabb-mu?.... Allah adalah Rabb-ku” jawab orang beriman itu.
  • Dua malaikat bertanya, Apa agamamu?”, “Islam agamaku,” jawabnya.
  • Dua malaikat bertanya lagi, “Siapakah laki-laki yang diutus kepadamu?”, “Dia adalah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam’” sahutnya.
  • Dua malaikat bertanya, “Dari mana kamu mengenalinya?”. , “Aku telah membaca kitab Allah lalu aku beriman dan membenarkannya.” Jawabnya.
Maka terdengarlah seruan dari langit; “Sungguh telah benar hamba-Ku, siapkanlah untuknya permadani dari surga, berikanlah ia pakaian dari surga dan bukakanlah untuknya pintu menuju surga.”

Lalu angin dan harum surga mendatanginya, datang dari pintu itu. Kemudian kuburnya diluaskan seluas mata memandang. Dan tak lama kemudian, datanglah seorang laki-laki tampan berpakaian indah, menebarkan wangi semerbak. Ia berkata, “Bergembiralah dengan orang yang akan membuatmu senang, inilah harimu yang dahulu dijanjikan untukmu.” “Siapakah kamu, wajahmu seperti membawa kabar baik?” tanya orang beriman itu. “Aku adalah amal baikmu.”

Orang beriman itupun berkata “Wahai Rabb-ku, bangkitkanlah hari kiamat wahai Rabb-ku, bangkitkanlah hari kiamat, agar aku dapat kembali kepada keluarga dan harta-hartaku.”

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya, “Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila dalam keadaan sakaratul maut dan menunggu tibanya saat pulang ke negeri akherat, maka turunlah beberapa orang malaikat dari langit yang berwajah hitam membawa kain dari bulu yang kasar. Lalu mereka duduk didekatnya, sedang banyaknya sejauh mata memandang. Lalu datang pula malaikat maut dan duduk disamping kepalanya.

Malaikat maut berkata, “Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemarahan dan kemurkaan Allah.” Maka (mendengar ucapan itu) ruh orang kafir itu bercerai-berai dalam tubuhnya. Lalu malaikat maut mencabutnya dari jasadnya bagaikan mengeluarkan besi dari kain wol yang basah.

Maka seketika itu pula para malaikat yang duduk didekatnya langsung mengambil dan meletakkannya kedalam kain kasar tersebut. Lalu ia keluar darinya dengan menebarkan bau bangkai yang lebih busuk dari bau bangkai apapun didnuia. Kemudian para malaikat naik membawanya menuju langit. Setiap melewati kelompok malaikat, mereka bertanya, “Siapakah ruh yang sangat busuk ini?” Maka para malaikat yang menggiringnya pun menjawab seraya menyebutkan nama yang paling buruk yang dahulu diberikan untuknya selama di dunia.

Setibanya dilangit dunia, maka pintu langit diminta untuk membuka, namun tidak dibukakan. Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam membaca firman Allah Ta’ala, “Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk kelubang jarum (mustahil).” (Qs. Al-A’raaf : 40).

Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tulislah catatan hidupnya didalam neraka Sijjin di kerak bumi yang paling dasar.” Kemudian ruhnya dilemparkan ke bumi. Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala lagi, “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ketempat yang jauh.” (Qs. Al-Hajj : 31)

Setelah ruh itu dikembalikan ke jasadnya, maka datanglah dua malaikat yang kemudian mendudukannya seraya berkata kepadanya,
  • Siapa Rabb-mu?”. “Hah, hah, aku tidak tau.” Jawabnya
  • Dua malaikat itu kembali bertanya, “Apa agamamu?”.“Hah, hah, aku tidak tau.” Jawabnya.
  • Dua malaikat kembali bertanya, “Siapakah laki-laki yang diutus kepadamu?”“Hah, hah, aku tidak tau.” Sahutnya.
Maka terdengarlah seruan dari langit; “Sungguh dia telah berdusta, siapkanlah permadani dari neraka untuknya, dan bukakanlah untuknya pintu menuju neraka.”

Maka datanglah kepadanya dari pintu neraka itu hawa yang panas, lalu kuburnya disempitkan hingga tulang-belulangnya menjadi remuk. Kemudian datanglah seorang laki-laki berwajah jelek, berpakaian buruk dan berbau busuk. Laki-laki itu berkata, “Bergembiralah dengan orang yang akan menyusahkanmu, inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu.”

“Siapakah kamu, wajahmu seperti membawa keburukan?” tanya orang kafir itu.

“Aku adalah perbuatan jahatmu.” Jawabnya

Orang kafir itupun berkata, “Wahai Rabb-ku, janganlah Engkau bangkitkan hari kiamat.”

(HR. Ahmad IV/287. Shahih, lihat al-Musnad no. 18534 [XXX/503]. Diriwayatkan juga oleh Abu Daud III/546, an-Nasa’i IV/78, dan Ibnu Majah I/494).

Imam ‘Abd bin Humaid meriwayatkan dalam musnad-nya dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya apabila seorang hamba telah diletakkan didalam kuburnya, lalu teman-temannya satu-persatu meninggalkannya, dan sesungguhnya ia mendengar bunyi langkah kaki mereka, maka datanglah dua malaikat. Setelah mendudukannya kedua malaikat itu berkata kepadanya, “ Apa yang dahulu kamu katakan tentang laki-laki ini (Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam)?” Jika dia orang mukmin maka ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah hamba dan utusan Allah.” Atas jawaban itu, maka dikatakan kepadanya. “Pandanglah tempat tinggalmu dineraka. Sesungguhnya Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di surga.” Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, maka ia pun melihat kedua tempat tinggal itu secara bersamaan.”

Qatadah berkata, “Disebutkan kepada kami bahwa kubur orang yang beriman akan diluaskan sepanjang 70 hasta, lalu dipenuhi dengan taman-taman yang hijau hingga tiba saatnya hari kiamat.” (Al-Muntakhab karya ‘Abn bin Humaid no. 1178)

Diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Abd bin Humaid, dan an-Nasa’i dari hadits Yunus bin Muhammad al-Muaddib. (HR. No. 2870, an-Nasa’i IV/97, dan at-Tirmidzi no. 1071)

Al-Hafizh Abu ‘Isa at-Tirmidzi rahimahullah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :

“Apabila mayat (atau salah seorang kamu) telah dikuburkan, maka datanglah kepadanya dua malaikat yang hitam (kulitnya) dan biru (matanya). Yang pertama bernama Munkar dan yang kedua bernama Nakir.

Kedua malaikat itu berkata, “Apa yang kamu dahulu katakan tentang laki-laki ini?” Ia menjawab dengan apa yang dahulu (ketika didunia) biasa ia katakan, “Dia adalah hamba dan utusan Allah. Maka dari itu aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di ibadahi (dengan benar) selain Allah dan aku juga bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Sungguh kami dahulu telah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu memang mengucapkannya.” Kemudian atas jawaban itu, maka kuburnya pun diluaskan 70 hasta dan diberikan cahaya yang meneranginya. Lalu dikatakan kepadanya, “Tidurlah”, Orang itu berkata, “Kembalikanlah aku kepada keluargaku, supaya aku dapat memberitahu (hal ini) kepada mereka.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Tidurlah bagai seorang pengantin yang tidak akan dibangunkan melainkan oleh yang dicintainya (yakni, tidur dalam keadaan menyenangkan) hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang akan membangunkan (membangkitkan)nya dari tempat pembaringan itu.”

Namun jika yang mati itu adalah seorang munafik, maka ia akan menjawab pertanyaan dua malaikat itu (dengan katanya), “Aku dahulu mendengar orang-orang berkata (tentangnya), dan akupun berkata seperti ucapan mereka, namun aku tidak tau.” Maka berkatalah kedua malaikat itu, “Sungguh kami telah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu memang mengucapkannya.” Lalu diperintahkan kepada bumi, “Himpitlah orang ini.” Maka bumi pun menjepitnya hingga tulang-belulang orang munafik itu remuk. Dan senantiasa didalam kubur ia disiksa sampai Allah subhanahu wa ta’ala membangkitkannya dari tempat pembaringan itu.” (HR. At-Tirmidzi no. 1071. At-Tirmidzi mengatakan : Hadits ini hasan gharib)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan diakherat.” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila dikatakan kepadanya di dalam kubur, “Siapa Rabb-mu? Apa agamamu? Dan Siapa Nabimu?” Ia menjawab, “Allah Rabbku, Islam agamaku dan Muhammad Nabiku. Ia (Muhammad) datang membawa penjelasan dari Allah, lalu akupun beriman dan membenarkannya.” Maka dikatakan kepadanya, “Kamu benar, di atas landasan itulah kamu hidup, mati dan akan dibangkitkan kembali.” (At-Thabari XVI/596)

Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda :

“Demi Dzat yang jiwaku ada ditangnnya, sesungguhnya seseorang mayit dapat mendengarkan suara telapak sendal kamu sekalian seketika berpaling meninggalkannya. Lalu jika orang itu beriman, maka shalatnya akan menemani didekat kepalanya, zakatnya di sebelah kanan, puasanya disebelah kiri, dan perbuatan-perbuatan baiknya, seperti sedekah, menghubungkan silaturahim dan kebaikannya terhadap orang lain akan menemaninya dibagian kedua kaki. Sehingga ketika itu ia didatangi (malaikat maut) dari arah kepala, maka shalatnya berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Tatkala ia didatangi dari sebelah kanan, zakatnya berkata, “disini tidak ada tempat masuk.” Kemudian manakala ia di datangi lagi dari sebelah kirinya, puasanya berkata, “disini tidak ada jalan masuk.” Dan ketika ia di datangi lagi dari sebelah kaki, maka amal perbuatan baiknya pun berkata, “Disini tidak ada jalan masuk.” Lalu dikatakanlah kepadanya, “Duduklah!” maka iapun duduk. Sementara itu, dibayangkan seakan-akan matahari akan terbenam.”

Kemudian dikatakan lagi kepadanya, “Jawablah tentang apa yang kami tanyakan kepadamu (tentang Muhammad).” Ia menjawab, “Biarkan aku shalat terlebih dahulu.” Maka dikatakan kepadanya,”Sesungguhnya kamu pasti melakukanya, maka dari itu jawablah apa yang kami tanyakan kepadamu.”

Orang beriman itupun berkata, “Memangnya apa yang kamu tanyakan padaku?” Maka dikatakan kepadanya, “Apa perkataanmu tentang laki-laki ini yang dahulu diutus kepada kamu? bagaimana pendapatmu tentangnya? “

“Maksudnya Muhammad?” orang beriman itu balik bertanya. Maka dikatakan kepadanya, ”Iya”.

Orang beriman itupun berkata, “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Allah, dan sesungguhnya ia telah datang membawa penjelasan dari Allah, dan kamipun membenarkannya.”

Maka dikatakan kepadanya, “Atas (keyakinan) itulah kamu telah dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan kembali dengan seizin Allah.”

Kemudia kubur orang beriman itupun diluaskan sepanjang 70 hasta dan diberikan lentera yang meneranginya, serta dibukakan untuknya pintu menuju surga. Lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah apa yang telah Allah janjikan untukmu disurga.” (Dengan begitu), bertambah-tambahlah keinginan untuk mendapatkan karunia (Surga) itu, dengan penuh kegembiraan.

Maka ruhnya diletakkan didalam burung hijau yang bertengger di pohon surga, sedangkan jasadnya dikembalikan menjadi tanah. Dan itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia dan di akherat.” (Ath-Thabari XVI/596). Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban dan didalamnya juga disebutkan tentang jawaban-jawaban orang kafir beserta siksaan terhadapnya (tatkala pertanyaan serupa dilontarkan kepadanya). (HR. Ibnu Hibban V/45).

‘Abdurrazzaq meriwayatkan dari Thawus tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan didunia,” Yakni kalimat Laa Ilaaha illallah (Tidak ada ilah yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah). Sedangkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan di akherat” Yakni ketika menjawab pertanyaan didalam kubur.” (Mushannaf ‘Abdurrazzaq II/342).

Sementara Qatadah berkata, “Adapun dalam kehidupan di dunia, maka Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan kebaikan dan amal perbuatan yang shalih. Sedangkan diakherat adalah (ketika menjawab pertanyaan) didalam kubur”. Sebagaimana yang telah diriwayatkan lebih dari satu orang ulama salaf. (Ath-Thabari XVI/602)

Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, serta yang selainnya, telah meriwayatkan dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib, bahwa suatu ketika para sahabat berada di pekuburan Baqi’ul ghorqod. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka. Beliau pun duduk. Sementara para sahabat duduk disekitarnya dengan tenang tanpa mengeluarkan suara, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung. 

Beliau sedang menanti penggalian kubur seorang yang baru saja meninggal. Ini menunjukkan bahwa tatkala seorang hamba berada di pekuburan, dituntunkan kepadanya untuk bersikap tenang, diam, hening, dan tidak mengucapkan dzikir-dzikir dengan suara yang keras. Terlebih lagi berbicara mengenai urusan-urusan dunia yang fana. Dalam suasana yang seperti ini, hendaknya dia berpikir tentang kematian yang akan menimpa setiap manusia tanpa terkecuali. Sudahkah dia berbekal diri untuk menghadapinya. Ini membutuhkan perenungan yang dalam, sehingga melahirkan keimanan, ketakwaan, dan amal sholeh yang diterima disisi Allah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dan mengucapkan:  “Aku berlindung kepada Allah dari adzab kubur.” 

Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Setelah itu, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya bila seorang yang mukmin menghadap ke alam akhirat dan meninggalkan alam dunia, turun kepadanya sejumlah malaikat berwajah putih yang seolah-olah seperti matahari. Mereka membawa sebuah kain kafan dan minyak wangi dari surga. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk di dekat kepalanya. Malaikat pencabut nyawa berkata: 

“Wahai jiwa yang baik, keluarlah engkau kepada keampunan dan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” 

Maka nyawanya keluar dan mengalir seperti air yang mengucur dari mulut wadah. Lalu malaikat pencabut nyawa mengambilnya. Nyawanya tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangan malaikat pencabut nyawa dan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih tadi. Kemudian mereka meletakkannya pada kain kafan dan minyak wangi surga yang telah mereka bawa. Maka nyawanya mengeluarkan aroma minyak wangi misik yang paling terbaik di muka bumi. Lalu mereka menyertainya untuk naik ke langit. Tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan para malaikat itu akan bertanya: “Siapakah nyawa yang baik ini?” Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin Fulan”, dan disebutkan namanya yang paling terbaik ketika mereka memanggilnya di dunia. 

Tatkala mereka telah sampai membawanya kelangit, mereka meminta agar pintu langit dibukakan untuknya. Maka dari setiap langit dia diiringi oleh para penjaganya sampai ke langit berikutnya. Demikianlah yang akan terjadi hingga dia sampai ke langit yang disana ada Allah. Maka Allah berfirman: 

“Catatlah oleh kalian bahwa hambaku (ini) berada di surga ‘illiyyin, dan (sekarang) kembalikanlah dia ke muka bumi. Sungguh darinya Aku telah menciptakan mereka, dan padanya Aku akan mengembalikan mereka, serta darinya pula Aku akan mengeluarkan mereka sekali lagi”. 

Kemudian nyawanya dikembalikan ke dalam jasadnya. Lalu datanglah dua orang malaikat kepadanya. Keduanya bertanya, siapa Rabbmu? Maka dia menjawab, Rabbku adalah Allah. Keduanya kembali bertanya, apa agamamu? Maka dia menjawab, agamaku adalah islam. Keduanya kembali bertanya, siapa orang yang telah diutus di tengah kalian ini? Maka dia menjawab, beliau adalah utusan Allah. Keduanya kembali bertanya, siapakah yang telah mengajarimu? Maka dia menjawab, aku membaca kitab Allah, beriman kepadanya dan membenarkannya. 

Kemudian terdengarlah suara yang menyeru dari langit, “Hambaku ini telah benar. Bentangkanlah untuknya permadani dari surga dan bukakanlah sebuah pintu ke surga”. 

Maka harum wangi surga pun menerpanya dan kuburnya diperluas sejauh mata memandang. Lalu datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya, pakainnya, dan harum wanginya. Orang itu berkata, bergembiralah dengan segala yang akan menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan. Maka si mukmin bertanya kepadanya, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa kebaikan.” Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang sholih.” Lalu si mukmin berkata, “Wahai Rabbku! Segerakanlah hari kiamat agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku”. 

Selanjutnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: " Adapun bila seorang yang kafir meninggalkan alam dunia dan menghadap ke alam akhirat, turun kepadanya dari langit sejumlah malaikat yang berwajah hitam legam. Mereka membawa sebuah kain kafan yang buruk dan kasar. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk di dekat kepalanya. Malaikat pencabut nyawa berkata, 

“Wahai jiwa yang buruk, keluarlah engkau kepada kemurkaan dan kemarahan Allah”. 

Maka nyawanya tercerai berai di dalam jasadnya. Kemudian malaikat pencabut nyawa merenggut nyawanya seperti mencabut besi pemanggang daging dari bulu domba yang basah. Setelah malaikat pencabut nyawa mengambilnya, tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangannya dan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah hitam legam tadi. Lalu mereka meletakkannya pada kain kafan (yang telah mereka bawa) itu. Sehingga keluarlah dari nyawanya seperti bau yang sangat busuk di atas muka bumi. 

Kemudian mereka naik bersamanya. Tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan para malaikat itu akan bertanya, siapakah nyawa yang buruk ini? Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin Fulan” dan disebutkan namanya yang paling terburuk ketika mereka memanggilnya di dunia. 

Kemudian mereka membawanya naik sampai ke langit dunia dan dimintakan agar pintu langit di bukakan untuknya. Namun pintu langit tidak dibukakan untuknya”. 

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi, “Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta bisa masuk ke dalam lubang jarum.” (QS. Al-A’rof: 40) 

Selanjutnya Allah Azza wa jalla berfirman, “Catatlah oleh kalian bahwa ketetapannya berada di (neraka) Sijjiin, di bumi yang paling bawah”. 

Setelah itu, nyawanya benar-benar dilemparkan. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi, “Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, Maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh”. (surat Al Hajj:ayat 31) 

Demikianlah, nyawanya dikembalikan kedalam jasadnya. Maka dua orang malaikat mendatanginya lalu mendudukkannya. Keduanya bertanya, “Siapa Rabbmu?” Dia menjawab, “Hah.. hah..aku tidak tahu”. Keduanya kembali bertanya, “Siapa orang yang telah diutus ditengah kalian ini?” Dia menjawab, “Hah..hah..aku tidak tahu.” Kemudian terdengarlah suara yang menyeru dari langit, “Dia telah berdusta, bentangkanlah untuknya permadani dari api neraka dan bukakanlah sebuah pintu ke neraka.” Sehingga hawa panas dan racun neraka pun menerpanya dan kuburnya dipersempit sampai tulang-tulang rusuknya saling bergeser. Lalu datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya, pakainnya, dan busuk baunya. Orang itu berkata, “Bergembiralah dengan segala yang akan memperburuk keadanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan.” Maka si kafir bertanya, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa keburukan.” Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk.” Lalu si kafir berkata, “Wahai Rabbbku! Janganlah engkau datangkan hari kiamat”. 

Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam kitabnya “Ahkamul Janaiz” (hal. 156-157) dan tahqiq beliau terhadap “Syarh Aqidah Thahawiyyah” (hal. 397-398). 

Inilah keadaan seorang yang mukmin dan seorang yang kafir tatkala meninggalkan alam dunia dan masuk ke dalam alam akhirat yang dimulai dengan alam barzakh (alam kubur). Wallahu a’lam bi showab 

Ketika manusia meninggalkan alam dunia bukan berarti urusannya telah selesai. Dia akan mengalami alam kedua yaitu alam barzakh (alam kubur). Alam ini merupakan pintu masuk ke dalam alam akhirat yang sesungguhnya. Disebut dengan alam barzakh, karena makna barzakh adalah penutup atau perantara bagi dua perkara. Maka alam barzakh adalah alam di antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam barzakh, manusia akan mengalami berbagai masalah yang menandakan bahwa urusannya belum selesai dengan semata-mata meninggalkan alam dunia. Saat melewati alam barzakh, pertama kali yang akan dihadapinya adalah pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya, sebagaimana di dalam hadits Al Baro` bin ’Azib yang terdahulu. Maka keberhasilannya di alam barzakh, mendapat kebaikan atau keburukan, akan tergantung dengan kemampuannya dalam menjawab pertanyaan dua malaikat itu. 

Perlu diingat, bahwa di alam barzakh, jasad manusia tidak akan mampu untuk menjawabnya. Yang akan menjawabnya adalah ruh dan jiwa manusia yang telah diisi saat di alam dunia dengan kebaikan atau keburukan. Adapun seorang yang mukmin niscaya akan dimudahkan oleh Allah untuk bisa menjawab pertanyaan kubur yaitu tentang siapa Rabmu, apa agamamu, dan siapa nabimu. Itulah yang Allah maksudkan dengan firman-Nya: 

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27) 

Di dalam sebuah hadits yang shohih dari sahabat Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

“Seorang hamba yang muslim bila ditanya di dalam kuburnya, niscaya dia akan bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwasanya muhammad adalah utusan Allah”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (HR. Al Bukhari dan Muslim) 

Hadits ini menunjukkan bahwa seorang yang mukmin akan mampu mengucapkan dua kalimat syahadat “La ilaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah”, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Tatkala seorang hamba menghadapi pertanyaan dua malaikat ini, maka dia akan menjawabnya sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu di dunia. Oleh sebab itu, seorang hamba yang berbuat dosa-dosa besar dan tidak bertaubat darinya, sangat mungkin disiksa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kuburnya, walaupun dia seorang yang mukmin. 

Telah datang sebuah hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda: 

“Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dahulu biasa berjalan untuk mengadu domba”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 

Hadits ini menunjukkan kepada kita sekalian bahwa dua orang yang disiksa di dalam kuburnya itu dikarenakan dosa-dosa besar. Berarti yang disiksa oleh Allah di alam kubur bukan karena kekafiran saja tetapi juga karena dosa-dosa besar. 

Nasalullah salamah wal ‘afiah. 

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua bagian. Beliau meletakkannya di masing-masing dua kubur ini dengan harapan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingan siksa keduanya, selama pelepah kurma itu masih basah dan belum kering. 

Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga kita dimudahkan untuk menjawab pertanyaan kubur dan diselamatkan dari siksanya. 





Wallahu a’lam bis shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar