Senin, 17 Oktober 2011

PENGOBATAN HELBAL ALA PROF. H.M. HEMBING

Kekayaan hayati di negeri kita ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia pengobatan, khususnya pengobatan secara herbal.  Nenek moyang kita sejak dulu telah mengenal pengobatan herbal untuk menyembuhkan berbagai macam oenyakit, bersumber dari tanaman yang hidup subur di lingkungan kita, tanpa kita sadari tanaman yang tumbuh di halaman, kebun ataupun semak-semak liar ternyata bisa menjadi obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang ada. Dewasa ini, animo masyarakat yang memilih pengobatan alternatif dengan obat-obat herbal (back to nature) menjadi fenomena yang sangat menarik. sebenarnya, pemanfaatan tanaman berkhasiat obat (herbal) sudah lama dilakukan oleh masyarakat kita, akan tetapi perkembangan ilmu kedokteran modern telah membuat pengobatan herbal dipandang hanya sebagai pilihan alternatif saja, padahal sudah banyak bukti khasiat dan keampuhan obat herbal, selain tentunya lebih ekonomin dan efek sampingnya relatif lebih kecil.

Saat ini masih ada masyarakat yang meragukan khasiat dan keampuhan obat herbal, itu lebih disebabkan karena beberapa faktor antara lain penyajian yang salah, waktu minum yang keliru, dosis yang tidak tepat dan kurang sabarnya dalam mengkonsumsi membuat tidak efektifnya obat herbal tersebut.

Prinsip-prinsip dalam membuat ramuan herbal tidak perlu kita perhatikan agar menjadi obat berkhasiat seperti yang kita harapkan. dalam bukunya yang berjudul “Ramuan Lengkap Herbal Takhlukkan Penyakit” Prof. HM.Hembing Wijayakusuma, seorang ahli herbal, menggariskan hal-hall yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan herbal untuk pengobatan antara lain:
  1. Usahakan memcuci bahan obat herbal kering (simplisia) pada air yang mengalir hingga benar-benar bersih dan segeralah diolah untuk oengobatan.
  2. Bahan-bahan obat yang besar atau tebal sebaiknya di potong tipis-tipis agar zat-zat yang terkandung di dalamnya lebih mudah keluar dan meresap dalam air rebusan pada saat proses pembuatan.
  3. Untuk herbal yang akan disimpan, keringkanlah terlebih dahulu setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur.
  4. Bahan kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk dijadikan serbuk (bubuk). pengeringan dapat dilakukan langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung/ bisa juga diangin-anginkan, tergantung dari ketebatan atau kandungan airnya.
  5. seduh langsung bahan yang telah disajikan serbuk (bubuk) dengan air panas atau mendidih.
  6. Untuk bahan yang keras dan sukar diekstrak, sebaiknya hancurkan dan rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum dimasukkan bahan yang lain.
  7. Pergunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya untuk merebus. pastikan jumlahnya mencukupi sehingga seluruh bahan berkhasiat obat terendam sekitar 3 cm.
  8. Untuk merebus bahan berkhasiat obat pergunakan wadah yang terbuat dari periuk tanah (keramik), panci enamel atau panci beling. jangan mempergunakan wadah dari logam seperti besi, alumunium dan kuningan. loga, mengandung zat iron trichlorhide dan potassium ferrycianide, yang bisa menimbulkan endapan pada air dalam mengobati penyakit. pada saat perebusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang.
  9. Pergunakan api sesuai dengan jenis herbal yang direbus.
  10. Api kecil: gunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai tonikum, seperti ginseng dan jamur Ihing zhi agar kandungan aktifnya terserap ke dalam air rebusan (rebus sekitar 2 jam). Juga pergunakan untuk merebus herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa, agar kandungan toksinnya menjadi berkurang.
  11. Api besar: gunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang berkhasiat mengeluarkan keringat (diaforetik) dan mengandung banyak minyak atsiri seperti daun mint, cengkih dan kayu manis. Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang dikarenakan proses penguapan yang berlebihan.
  12. Jika tidak ada ketentuan lain, perebusan dianggap selesai saat rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula, misalnya 800 cc menjadi 400 cc. jika bahan yang direbus kebanyakan berupa bahan keras, seperti biji atau batang, maka air rebusan disisakan sepertiganya, misal 600 cc menjadi 200 cc.
  13. Jika mengandung bahan kering, umumnya dosis (takaran) setengahnya dari jumlah bahan segar, misalnya pemakaian daun sendok segar 90 gram maka pemakaian daun kering 45 gram.
  14. Pastikan dosis tanaman obat sesuai dengan yang dianjurkan, umumnya 1 resep tanaman obat dibagi untuk menjadi 2 kali minum sehari, sisa ampas rebusan pertama dapat direbus sekali lagi untuk 1 kali minum pada sore atau malam hari.
  15. Minum rebusan sari tanaman obat dalam keadaan hangat dan setelahnya pakailah baju tebal atau selimut, namun untuk jenis herbal tertentu seperti rebusan biji pinang harus diminum dingin untuk menghindari kontraksi dengan lambung yang mengakibatkan mual, muntah dank ram perut.
  16. Umumnya rebusan herbal diminum sebelum makan agar mudah terserap. Namun untuk ramuan obat yang berkhasiat sebagai penguat (tonikum) pada waktu pagi hari sewaktu perut kosong. Untuk ramuan yang berkhasiat sebagai penenang misalnya insomsia, minum menjelang tidur.
  17. Lakukan pengobatan secara teratur. Yang perlu diingat, pengobatan herbal membutuhkan kessabaran karena tidak langsung terasa khasiatnya tetapi bersifat konstruktif (memperbaiki/membangun). Efek obat kimiawi memang terasa cepat, tetapi bersifat destruktif. Karena sifat itu, herbal tidak dianjurkan sebagai pengobatan utama penyakit-penyakit infeksi yang akut seperti muntaber, demam berdarah, dan yang lainnya yang harus segera mendapatkan pertolongan medis. Tanaman obat lebih diutamakan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang bersifat kronis (menahun).
  18. Pengobatan herbal dapat dikombinasikan dengan obat kimiawi, terutama untuk penyakit kronis yang susah disembuhkan seperti kanker, agar diperoleh hasil pengobatan yang lebih efektif. Aturan minum obat herbal sekitar 2 jam setelah pemakaian obat kimiawi.

1 komentar:

  1. Terima kasih Informasi dari Bapak, in akan menambah Agenda sy untuk tip pencegah dan pengobatan Diabetes.

    BalasHapus