Jumat, 25 Oktober 2013

BAGAIMANA MENGELOLA DIABETES ?

Gaya hidup modern, siapa yang dapat mengelakkannya. Gaya hidup ini sudah menjadi tren di berbagai pelosok daerah. Apalagi ditambah banyaknya teknologi dan fasilitas yang memudahkan hidup kita. Tentu ini menjadi paket kenyamanan masa kini. Namun, di balik itu semua, gaya hidup ini dapat memicu bahaya penyakit. Lihat saja bagaimana kita menjalankan kegiatan super padat, minim aktivitas fisik, serta pola makan dengan asupan karbohidrat berlebih. Inilah imbas dari gaya hidup modern yang kita jalani.

Prevalensi

Salah satu penyakit yang erat kaitannya dengan pola hidup tidak sehat adalah diabetes. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 220 juta orang seantero dunia mengidap diabetes. Bahkan 90 persen penderita diabetes tipe dua (diabetisi) di dunia banyak terkait dengan problem berat badan berlebih dan kurang aktivitas fisik.

Masih menurut WHO, hampir 50 persen kasus kematian karena diabetes terjadi di bawah usia 70 tahun; 55 persen di antaranya terjadi pada wanita. Bahkan, WHO memprediksi angka kasus kematian karena diabetes akan bertambah dua kali pad rentang tahun 2005 sampai 2030.

Sementara itu, prevalensi penderita diabetes di Indonesia menunjukkan tren yang meningkat. Diperkirakan 11,98 juta orang menjadi penderita diabetes. Tambahan lagi, Persadia memperkirakan sekitar 50 persen diabetisi belum terdiagnosa. Hal ini perlu menjadi perhatian dan kesadaran bersama.

Penyebab

Faktor risiko diabetes banyak terjadi pada keluarga yang memiliki riwayat menderita diabetes. Di sisi lain, berat badan berlebih (indeks masa tubuh lebih dari 23 kg/m2), kurang aktivitas fisik, hipertensi, atau diet tinggi gula rendah serat.

Untuk pola konsumsi yang kurang sehat, yakni karbohidrat berlebih, juga bisa menjadi penyebab. Pasalnya, orang Indonesia lazim mengkonsumsi makan berkarbohidrat.

Kita akan merasa aman untuk mengkonsumsi nasi dengan kentang atau mie sebagai lauk pauknya supaya cepat kenyang. Padahal sesungguhnya kedua makan itu sama-sama mengandung karbohidrat sehingga asupan karbohidrat menjadi berlebihan.

Selain itu, kebiasaa sebagian besar masyrakat Indonesia yang banyak mengkonsumsi gula turut memperburuk keadaan. Pagi hari minum segelas teh manis, agak siang dan sore minum segelas kopi manis. Selanjutnya, sesudah makan siang, makan puding manis, dan saat bertamu disuguhi segelas sirup manis. Kalau semua itu dikonsumsi dalam sehari, begitu banyak konsumsi gula yang bisa membahayakan kesehatan.

Pola makan sehat

Perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat dapat dilkaukan melalui peningkatan aktivitas fisik dengan berolahraga dan juga diet dengan mengurangi asupan karbohidrat serta menjaga berat badan ideal.

Oleh karena itu, tentunya kita perlu pandai-pandai memilih jenis karbohidrat, juga untuk jumlahnya. Hindari konsumsi karbohidrat sederhana secara berlebihan. Misalnya gula pasir, sebaiknya tidak lebih dari lima persen total kalori harian.

Sebaliknya, perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti padi-padian, umbi-umbian, sagu, serat, serta gula yang tersedia secara alami dari buah, sayuran, dan susu. Prinsip yang dianjurkan yaitu diabetisi mengasup zat makan karbohidrat, lemak, dan protein sebanyak masing-masing 45-65 persen, 20-25 persen, dan 10-20 persen dari total kalori dalam makanan sehari.

Untuk mengukur banyaknya asupan karbohidrat, anda dapat memakai The Idaho Plate Method atau Zimbabwe Handjiwe yang diakui oleh para pakar kesehatan. Cara lainnya adalah menggunakan produk makanan yang mencantumkan dengan jelas jumlah dan jenis nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Tujuan kita mengelola Diabetes adalah peningkatan kualitas hidup para penyandang Diabetes dan untuk jangka pendek menghilangkan keluhan atau gejala, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencegah dan menghambat terjadinya komplikasi. Semua ini akan menurunkan angka kesakitan dan resiko kematian akibat Diabetes. Konsep penanganan penyakit kardiometabolik yang saat ini dianut, menyarankan pengendalian glukosa darah bersama-sama dengan pengendalian tekanan darah dan lemak darah.

Studi terbesar dan terlama yang dilakukan di Inggris, yaitu United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS), menunjukkan bahwa mengendalikan kadar glukosa darah dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada retina (selaput jala) mata yang dapat berakhir dengan kebutaan, komplikasi ginjal, dan komplikasi syaraf. Studi ini juga mendapatkan bahwa mengendalikan tekanan darah akan menurunkan risiko terjadinya stroke, kematian, gagal jantung, komplikasi ginjal, retina. Menurutnya kadar lipid darah )istilah awamnya: kolesterol) akan mengurangi risiko terjadinya serangan jantung, stroke, dan amputasi kaki.

Target parameter dari kadar / keadaan yang diharapkan :

  • Glukosa darah puasa (80 - 99 mg/dL)
  • Glukosa darah 2 jam sesudah makan (80 - 144 mg/dL)
  • Hemoglobin A1C (< 6.5 %)
  • Kolesterol total (< 200 mg/dL)
  • Kolesterol LDL (< 100 mg/dL)
  • Kolesterol HDL (wanita : > 50 mg/dL, pria : > 40 mg/dL)
  • Trigliserida (< 150 mg/dL)
  • Indeks massa tubuh (18.5 - 22.9 kg/m2)
  • Tekanan Darah (< atayu sama dengan 130 / 80 mmHg)

Indeks massa tubuh (IMT) adalah hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (BB / (TB)2)

Edukasi / Penyuluhan

Edukasi Diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi penyandang Diabetes, yang bertujuan meningkatkan pemahaman akan penyakitnya, menunjang perubahan perilaku, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal, dan penyesuaian keadaan psikologis serta kualitas hidup yang lebih baik.

Hal yang perlu diketahui mengenai edukasi:

Tidak diharapkan mampu mempelajari semua aspek mengenai Diabetes dalam waktu singkat. Oleh karena itu edukasi diterima secara bertahap dan diberikan sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing Diabetisi.
Edukasi diberikan oleh tim yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, psikolog, dan istruktur latihan jasmani, kepada penyandang diabetisi, keluarga, teman dekat, dan bila memungkinkan kepada masyarakat di lingkungannya.
Dilanjutkan evaluasi terhadap perubahan yang terjadi setelah program edukasi, mencakup perubahan pengetahuan, sikap, kemandirian, dan adaptasi psikososial.
Materi penyuluhan meliputi pengetahuan mengenai penyakit Diabetes Melitus, bagaimana terjadinya, gejala, dan tanda Diabetes, pengelolaan, pemantauan penyakit dan komplikasi Diabetes. Pengelolaan meliputi diet, aktivitas fisik / olahraga, dan obat. Edukasi komplikasi termasuk kaki diabetik, pemeriksaan dan perawatan kaki, senam kaki, pemilihan sepatu.

Perencanaan Makan

Perencanaan makan akan membantu mengendalikan kadar glukosa ddarah, kolesterol, dan tekanan darah Anda. Dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter, ahli gizi, perawat, Anda sendiri sebagai penyandang Diabetes. Akan lebih baik bila mengikutsertakan pasangan Anda, anggota keluarga, teman dekat, juru masak di rumah, dan pihak lain yang turut mempengaruhi pola makan.

Perencanaan makan yang terbaik ialah nutrisi seimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing, mempertimbangkan jenis kelamin, usia, tinggi dan berat badan, aktivitas fisik / pekerjaan sehari-hari, kondisi penyakit, obat yang diminum atau disuntikkan, penyakit penyerta, stres metabolik seperti kehamilan, dll.

Langkah yang dilalui adalah :

Pengkajian status gizi sebelum melakukan diet, sekaligus mengetahui apa yang mampu Anda lakukan, kesediaan Anda, aspek latar belakang pengetahuan, budaya, keuangan yang mempengaruhi pola makan.
Penentuan tujuan yang akan dicapai. Intervensi gizi, diawali dengan menghitung kebutuhan kalori sesuai jenis kelamin, usia, aktivitas fisik / pekerjaan, kehamilan / laktasi, komplikasi, adanya kegemukan / kurus.

6 Tips Mengelola Diabetes Ketika Bepergian 

Bagi penderita diabetes, jalan-jalan atau bepergian ke suatu tempat membuat mereka sedikit stres karena banyak dari mereka yang tidak tahu bagaimana mengelola dan mengendalikan kondisi kesehatan mereka.

Sebab, jika di rumah, penderita diabetes biasanya mendapat bantuan dari anggota keluarga yang mengingatkan mereka tentang penyakitnyasehingga teratur makan, teratur istirahat, juga tak banyak godaan jenis-jenis makanan.

Stres yang ditemui selama perjalanan juga bisa meningkatkan kadar gula darah penderita diabetes. ROLers, berikut adalah tips tentang cara untuk mengelola kondisi diabetes Anda tetap terjaga saat melakukan perjalanan, dilansir dari Easy Good Health
  1. Bawa alat ukur diabetes, Apapun jenis transportasi Anda, kereta api, pesawat, bus, pastikan bahwa alat ukur diabetes selalu Anda bawa di dalam tas Anda. Back upsuntikan insulin juga harus disimpan di dalam kantong bagasi pakaian Anda. Terakhir, selalu pastikan persediaan insulin Anda itu disimpan di dalam kemasan dingin, namun bukan kemasan pendingin (freezer).
  2. Bawa tablet glukosa, Ketika Anda melakukan perjalanan, ini pastinya meningkatkan aktivitas fisik tubuh dan menyebabkan gangguan kadar glukosa. Oleh sebab itu, Anda harus memastikan membawa tablet glukosa sehingga setiap kali gula darah rendah menyerang, Anda punya persediaan cukup.
  3. Pertimbangkan perubahan zona waktu, Banyak orang memakai pompa insulin ketika bepergian. Jika Anda bepergian ke tempat yang zona waktunya berbeda, maka jangan lupa mengubah jam pompa atau jadwal suntik insulin Anda.
  4. Catat kadar gula darah selama bepergian, Bepergian memiliki banyak efek pada manajemen diabetes, sebab melibatkan waktu duduk yang panjang. Hal ini cenderung meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Di sisi lain, jalan-jalan dan kegiatan fisik lainnya dapat menurunkan kadar glukosa. Oleh sebab itu, penting untuk mencatat kadar gula darah setelah bepergian beberapa waktu.
  5. Catat menu makanan Anda, Anda harus memperhatikan tingkat karbohidrat dari setiap makanan yang Anda makan, sehingga bisa menentukan dosis insuin yang tepat. Hal ini juga penting untuk mengukur kadar gula darah untuk melihat bagaimana makanan yang Anda makan bisa memengaruhi kadar darah.
  6.  Informasikan teman seperjalanan, Ini tak kalah pentingnya dilakukan. Ketika Anda mengungkapkan kondisi Anda, orang tidak akan terkejut jika Anda menyuntikkan insulin ke tubuh Anda sendiri. Selanjutnya, dalam keadaan darurat, mereka mungkin tahu bagaimana membantu Anda.
bepergian dengan diabetes adalah tugas berat, namun jika dilakukan dengan persiapan, maka menjadi lebih muda. Selalu membawa serta semua perlengkapan kesehatan Anda, dan tak lupa makanan ringan untuk menjaga kadar gula darah Anda secar


4 Hal Penting Pengelolaan Diabetes Melitus

Menentukan kadar gula darah yang ingin dicapai adalah langkah penting pertama dalam pengelolaan diabetes melitus dalam upaya mengurangi, mencegah ancaman resiko yang potensial dialami penyandangnya. Apapun tipe diabetes yang anda sandang, kadar gula darah mendekati kadar gula darah seperti pada orang normal merupakan sasaran yang harus anda pertahankan untuk mencegah komplikasi diabetes seperti gangguan jantung, stroke, ginjal, kaki diabetes, gangguan mata,

Belajar dari pengalaman klinis dalam merawat penyandang diabetes melitus selama ini, Saya melihat tidak mudah bagi pasien untuk mencapai sasaran gula darah yang diinginkan itu. Salah satu penyebabnya adalah, kebanyakan pasien sering hanya mengandalkan obat-obatan saja. Padahal banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi, dan membantu capaian gula darah yang diinginkan itu. Makanan yang dikonsumsi, jumlahnya, jenisnya, bagaimana mengkonsumsinya, aktifitas sehari-hari yang dilakukan, bahkan pengetahuan dasar seseorang tentang diabetes itu juga sangat berperan.

Karena itu, dalam mengelola diabetes, ada 4 pilar penting yang harus dilakukan secara bersamaan. Ibaratkan pilar yang menyangga sebuah bangunan, satu pilar akan mempengaruhi kekuatan pilar lainnya. Nah, ke 4 pilar itu adalah:
  1. Pola Makan Sehat. Saya sebenarnya lebih suka menggunakan istilah makan sehat sebagai pengganti istilah diet pada penyandang diabetes. Diet sering punya konotasi negatif, seperti tidak boleh makan itu, minum ini. Seolah-olah prnyandang diabetes itu tidak boleh makan seperti orang lain yang normal, tidak boleh minum gula, perlu makanan khusus. Padahal sebetulnya tidak demikian, penyandang diabetes pada dasarnya makannya sama saja dengan orang normal. Tidak ada makanan yang mutlak dilarang, hanya saja barangkali beberapa makanan dikonsumsi lebih sedikit. Bahkan gula boleh saja dikonsumsi, kalau hanya untuk teman minum teh pagi hari. Prinsip makan yang sehat menurut Canadian Diabetes association adalah; konsumsilah makanan yang mengandung karbohidrat pada secara teratur– makan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering membantu mencegah fluktuasi gula darah yang tinggi, konsumsilah makananan yang tinggi serat–sayuran dan buah-buahan lebih sering, 5 porsi dalam sehari–, kurangi lemak, daging merah boleh saja, tapi dalam jumlah moderat, batasi gula tambahan/makanan yang banyak mengandung gula, kurangi asupan garam, dan bila anda mengkonsumsi alkohol, batasi sesuai dengan yang direkomendasikan. Dan, yang lebih penting lagi, sebagai pedoman umum, bahkan untuk yang bukan penyandang diabetes, makanlah sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperlukan, gizi yang seimbang, jangan berlebihan.
  2. Aktifitas Fisik. Seperti pola makan yang sehat, aktifitas fisik, olahraga juga sangat menentukan regulasi gula darah. Sayangnya istilah olahraga ini sering menjadi momok pada kebanyakan orang. Beribu alasan yang dikemukakannya untuk pembenaran tidak melakukan aktifitas olahraga. Tidak hanya pada mereka yang masih sehat, penyandang diabetes juga demikian. Padahal banyak manfaat olahrga ini yang akan dinikmatinya. Tidak hanya membantu menurunkan gula darah secara alami, karena meningkatnya sensitifitas insulin, kebutuhan kalori yang meningkat, bertambahnya massa otot, tetapi juga penyakit-penyakit lain yang sering menyertai penyandang diabetes seperti hipertensi, hiperlipidemi, obesitas, stress, juga lebih mudah dikendalikan. Penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga memperbaiki gangguan toleransi glukosa, menurunkan gula darah, mengurangi kebutuhan obat-obatan. Semakin besar massa otot terutama otot-otot besar seperti paha, bokong, lengan yang dibangun dengan olahraga maka akan semakin banyak gula yang diambil dari peredaran darah.
  3. Obat-Obatan. Pada pasien diabetes tertentu, gula darah yang tidak begitu tinggi, yang pertama kali didiagnosis, dengan obesitas, diabetes tanpa komplikasi, obat diabetes baru diberikan apabila dengan pola makan yang sehat, dan olahraga, kadar gula darah yang diinginkan tidak tercapai. Dan, obat bukan pilihan pertama pada penyandang diabetes, dan obat-obatan tidak menggantikan fungsi makanan yang sehat dan olahraga. Pada beberapa penelitian, olahraga, pola makan yang sehat bahkan lebih unggul mengontrol gula darah pada diabetes tipe 2 dan mencegah berkembangnya diabetes dibandingkan obat-obatan. Sayangnya kebanyakan pasien lebih mengandalkan obat-obatan daripada makan yang sehat, dan olahraga. Seharusnya, obat-obatan, makan yang sehat, olahraga harus beriringan dalam pengelolaan diabetes. Keteraturan penggunaan obat-obatan, termasuk Insulin sangat penting dalam mengelola diabetes. Obat-obatan mempunyai masa kerja tertentu, sehingga keteraturan dalam mengkonsumsinya juga mempengaruhi fluktuasi gula darah.
  4. Edukasi. Pengetahuan itu adalah kekuatan, bagi seorang penyandang diabetes, pengetahuannya tentang seluk beluk penyakit diabetes ini merupakan salah satu kunci penting yang menentukan lamanya harapan hidup mereka. Belajar, menggunakan informasi tentang apa saja mengenai diabetes, dapat memotivasi penyandangnya untuk mengontrol melakukan hal-hal yang terbaik untuk dirinya. Mereka yang memahami tentang bagaimana penyakit ini berkembang, tahu faktor resikonya, menyadari kemungkinan komplikasi yang mengancamnya, tentunya akan menjadi lebih waspada. Seorang pasien yang paham bagaimana obat berkerja, mengerti efek sampingnya, tentu saja akan lebih siap melakukan sesuatu bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kemungkinan komplikasi kejadian hipoglikemi yang dapat mengancam nyawa pasien, akan mudah diatasi bagi pasien yang menyadari gejala dan tahu tindakan yang harus dilakukan.
Jadi, bila Anda penyandang diabetes melitus, ke 4 hal itu harus dilakukan secara bersamaan. Jangan pernah hanya mengandalkan obat-obatan saja. Obat-obatan tidak pernah membuat Anda sehat!


Mengelola DIABETES MELETUS TIPE2 SECARA KONVENSIONAL

Diabetes tipe2 merupakan jenis diabetes yang paling dominan diderita seluruh dunia, mencapai sekitar 80-90% dari total penderita diabetes. Manajemen diabtes militus tipe2 berkenaan dengan manajemen gaya hidup (life style). Ada 5 faktor gaya hidup yang berkaitan denngan risiko terkena diabetes tipe2 yaitu :
  1. Kegemukan
  2. Asupan makanan berenergi tinggi dan rendah serat
  3. aAsupan asam lemak trans tinggi dan asupan lemak dengan rasio lemak tak jenuh/lemah jenuh rendah
  4. Kekurangan aktivits fisik
  5. Konsumsi alkohol yang berlebihan
Oleh karena itu manajemen diabetes mencakup pengaturan pola konsumsi makanan, berolahraga, pengontrolan berat badan, penggunaan obat-obatan oral penurun kadar gula darah, dan terapi insulin. Proses patologi yang paling penting selama perkembangan diabetes melibatkan 3 organ kunci, yaitu islet pankreas, hati dan otot. Hampir semua terapi anti diabetes ditujukan pada organ-organ tersebut.

A.Mengatur pola makan

Pola makan yang baik dan sehat merupakan kunci sukses manajemen diabetes. Seluruh penderita harus melakukan diet dengan pembatasan kalori,terlebih untuk penderita dengan kondisi kegemukan. Pemilihan makanan harus dilakukan secara bijak dengan melakukan pembatasan kalori,terutama pembatasan lemak total dan lemak jenuh untuk mencapai normalisasi kadar glokosa dan lipida darah. Peberapan pola makan vegetarian ( menu bebas daging , ayam, ikan, telor, dan produk-produk olahan susu) terbukti sangat efektif dalam membantu penderita diabetes, terutama, yang berkaitan dengan komplikasi neuropati.

B. Berolahraga

Olahraga secara secara teratur dapat mengurangi resistensi insulin sehingga insulin dapat digunakan lebih baik oleh sel-sel tubuh dan dosisnya dapt diturunkan. Jenis olah raga yang dianjurkan tergantung individu penderita dengan mempertimbangkan minat, kondisi fisik, paoasiatas dan motivasi. Olahraga harus dilakukan secara teratur, sebaiknya dilakukan 5-6 kali per minggu untuk mengurangi berat badan bagi yang kegemukan.

C. Menggunakan obat Antidiabetika oral

Obat antidiabetika oral tersebut dapat digolongkan menjadi 5 kelompok (sulfonylurea,biguanida,inhibitur alfa glukosidase, Thiazolidindion,miglitinida) , masing-masing memiliki mekanisme kerja dan efek samping yang berbeda. Obat antidiabetika oral secara umum baru diberikan bila pengeturan pola makan (diet), dan upaya penurunan berat tidak mampu menurunkan kadar gula darah yang tinggi.

D. Terapi insulin

Insulin mutlak diperlukan oleh penderita diabetes tipe 1 karena sel-sel beta pankreasnya telah rusak sehingga tidak mampu lagi memproduksi insulin yang diperlukan dalam penyerapan glukosa dari darah kedalam sel. Dosis yang diperlukan umumnya berkisar antara 0,6-0,9 UI/ kg /hari. Penderita diabetes tipe1 tidak dianjurkan untuk meminum obat antidiabetika oral.

Diabetes mellitus (kencing manis) adalah kondisi kronis dan berpotensi mengancam nyawa dimana tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin, atau mulai memproduksi atau menggunakan insulin kurang efisien, sehingga kadar glukosa darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia).

Kelebihan glukosa dalam darah dapat merusak mata, ginjal dan saraf, dan juga dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Diabetes juga dapat terjadi selama kehamilan (diabetes gestasional). Diperkirakan 280 Australia mengembangkan diabetes setiap hari. Ini adalah penyakit kronis yang paling cepat berkembang di Australia.

Semua orang dengan diabetes tipe 1 membutuhkan insulin dari saat mereka didiagnosis, sedangkan banyak orang dengan diabetes tipe 2 dapat mengelola kondisi mereka dengan pola makan hati-hati, latihan dan tes glukosa darah secara teratur ketika mereka pertama kali didiagnosis. Tablet Diabetes yang membantu menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran target sering dibutuhkan. Sekitar 50 persen orang dengan diabetes tipe 2 membutuhkan suntikan insulin dalam waktu enam sampai 10 tahun.

Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah jika tidak diobati mengancam jiwa. Ini biasanya terjadi pada orang di bawah usia 30 tahun, tetapi bisa terjadi pada semua usia. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi memiliki hubungan keluarga yang kuat dan tidak dapat dicegah.

Gejala diabetes tipe 1 dapat mencakup:
  1. haus yang ekstrim
  2. sering buang air kecil
  3. kelaparan ekstrim atau kelelahan
  4. penurunan berat badan yang tidak diinginkan
  5. kering, kulit gatal
  6. penglihatan kabur.
Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 (dulu dikenal sebagai onset dewasa atau diabetes onset akhir) mempengaruhi 85 sampai 90 persen dari semua orang dengan diabetes. Ia memiliki hubungan genetik yang kuat, namun risiko sangat meningkat oleh faktor gaya hidup seperti tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan atau obesitas, aktivitas fisik cukup dan pola makan yang buruk. Gejala diabetes tipe 2 muncul perlahan-lahan dan dapat dengan mudah diabaikan. Mereka mungkin termasuk:
  1. haus yang ekstrim
  2. sering buang air kecil
  3. kelaparan ekstrim atau kelelahan
  4. penurunan berat badan yang tidak diinginkan
  5. luka lambat-penyembuhan
  6. penglihatan kabur.
  7. peningkatan infeksi.
  8. Insulin untuk diabetes
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh sel-sel beta pada pankreas. Ini membantu untuk menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran normal.

Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak membuat insulin dan harus bergantung pada insulin yang disuntikkan secara teratur sepanjang hari. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak membuat cukup insulin atau insulin yang dibuat tidak bekerja dengan baik.
Dimulai dengan insulin

Orang dengan diabetes tipe 1 harus menyuntikkan insulin setiap hari, kadang-kadang sampai empat atau lima kali per hari. Kadang-kadang, orang dengan diabetes tipe 2 juga perlu untuk mulai menggunakan insulin saat diet, aktivitas fisik dan tablet tidak lagi efektif mengontrol kadar glukosa darah mereka.

Memikirkan harus mulai menyuntikkan insulin dapat menakutkan. Namun, banyak perangkat injeksi insulin yang tersedia dan jarum insulin yang sangat halus membuat suntik insulin jauh lebih mudah daripada kebanyakan orang bayangkan.

Dokter Anda atau penyuluh diabetes dapat membantu Anda dengan informasi dan dukungan yang Anda butuhkan untuk memulai insulin. Ini mungkin memerlukan beberapa minggu atau bulan untuk aman menyesuaikan dosis insulin dengan bimbingan tim diabetes Anda. Hal ini juga berguna untuk bertemu ahli gizi saat ini.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari perawatan insulin Anda, Anda harus:
  1. mengetahui jenis dan tindakan insulin Anda
  2. memahami situs injeksi dan rotasi tempat suntikan
  3. memahami pedoman untuk penyimpanan insulin
  4. mencatat dosis insulin dan kadar glukosa darah Anda.
Jenis insulin

Insulin dikelompokkan menurut berapa lama waktu bekerja dalam tubuh. Lima jenis rentang insulin dari bekerja pendek ke lama. Beberapa jenis insulin terlihat jernih, sementara yang lain keruh.

Periksa dengan apoteker Anda apakah Anda mengambil insulin harus jernih atau keruh.
Sebelum menyuntikkan insulin keruh, botol harus perlahan diputar memastikan insulin merata dicampur sampai terlihat seperti susu. Jangan gunakan insulin jenih jika itu telah menggunakan yang keruh.

Sering kali, orang perlu baik jangka pendek maupun insulin lebih lama-bekerja, meskipun setiap orang berbeda dan mungkin memerlukan kombinasi yang berbeda.

Lima jenis insulin adalah:
  1. insulin fast or rapid-acting
  2. insulin short-acting
  3. insulin intermediate-acting
  4. insulin mixed
  5. insulin long-acting.
Faktor-faktor yang mempercepat penyerapan insulin

Variasi dalam penyerapan insulin dapat menyebabkan perubahan kadar glukosa darah. Penyerapan insulin meningkat oleh:
  1. menyuntikkan ke suatu daerah dilakukan seperti paha
  2. suhu tinggi karena mandi air panas, mandi, botol air panas, spa atau sauna
  3. memijat daerah sekitar tempat suntikan
  4. suntik ke dalam otot – semakin dalam injeksi ke dalam otot, semakin cepat insulin akan diserap.
Faktor-faktor yang menunda penyerapan insulin

Penyerapan insulin dapat ditunda oleh:
  1. merokok
  2. penggunaan berlebih tempat suntikan yang sama, yang menyebabkan daerah di bawah kulit menjadi kental atau bekas luka
  3. insulin dingin (misalnya, jika insulin disuntikkan segera setelah mengambilnya dari lemari es).

Fungsi Hormon insulin

Fungsi insulin mempertahankan tingkat glukosa darah. Jadi, benar-benar, ia mengendalikan tingkat gula dalam tubuh Anda. Orang dengan diabetes mengalami kesulitan mengendalikan kadar glukosa darah mereka saat insulin mereka tidak bekerja dengan baik. Orang dengan Diabetes tipe 1 harus mengambil obat insulin, sementara orang-orang dengan diabetes tipe 2 dapat mengontrol kadar glukosa darah mereka dengan makanan.


Fungsi Hormon insulin

Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang memungkinkan tubuh Anda untuk menggunakan gula (glukosa) dari karbohidrat dalam makanan yang Anda makan untuk energi atau menyimpan glukosa untuk penggunaan masa depan. Insulin membantu menjaga tingkat gula darah Anda tidak menjadi terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia).

Sel-sel dalam tubuh Anda membutuhkan gula untuk energi. Namun, gula tidak bisa masuk ke sebagian besar sel-sel Anda secara langsung. Setelah Anda makan makanan dan terjadi kenaikan tingkat gula darah, sel-sel di pankreas(dikenal sebagai sel beta) yang mengisyaratkan untuk melepaskan insulin ke dalam aliran darah Anda. Insulin kemudian menempel dan memberi sinyal pada sel untuk menyerap gula dari aliran darah. Insulin sering digambarkan sebagai “kunci” yang membuka sel untuk memungkinkan gula masuk ke dalam sel dan digunakan untuk energi.

Jika Anda memiliki lebih banyak gula dalam tubuh Anda daripada yang dibutuhkan, insulin membantu menyimpan gula dalam hati Anda dan dilepaskan ketika tingkat gula darah Anda rendah atau jika Anda membutuhkan lebih banyak gula, seperti di antara waktu makan atau selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, insulin membantu menyeimbangkan kadar gula darah dan membuat mereka dalam kisaran normal. Sebagai kadar gula darah meningkat, pankreas mengeluarkan lebih banyak insulin.

Jika tubuh Anda tidak memproduksi cukup insulin atau sel-sel Anda tahan terhadap efek insulin, Anda dapat mengembangkan hiperglikemia (gula darah tinggi), yang dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang jika kadar gula darah tetap meningkat selama jangka waktu yang lama.
Pengobatan Insulin untuk Diabetes

Orang dengan diabetes tipe 1 tidak dapat membuat insulin karena sel-sel beta pankreas mereka rusak atau hancur. Oleh karena itu, orang-orang ini akan membutuhkan suntikan insulin untuk memungkinkan tubuh mereka untuk memproses glukosa dan menghindari komplikasi dari hiperglikemia.

Orang dengan diabetes tipe 2 tidak merespon dengan baik atau resisten terhadap insulin. Mereka mungkin perlu suntikan insulin untuk membantu mereka memproses gula yang lebih baik dan untuk mencegah komplikasi jangka panjang dari penyakit ini. Orang dengan diabetes tipe 2 mungkin pertama diobati dengan obat oral, bersama dengan diet dan olahraga. Karena diabetes tipe 2 adalah kondisi progresif, semakin lama seseorang memiliki itu, semakin besar kemungkinan mereka akan membutuhkan insulin untuk menjaga kadar gula darah.

Berbagai jenis insulin yang digunakan untuk mengobati diabetes dan meliputi:
rapid-acting insulin: Ini mulai bekerja kira-kira 15 menit setelah injeksi dan puncak pada sekitar 1 jam tapi terus bekerja selama dua sampai empat jam. Hal ini biasanya diambil sebelum makan dan di samping insulin long-acting.
Short-acting insulin: Ini mulai bekerja kira-kira 30 menit setelah injeksi dan puncak pada sekitar 2 sampai 3 jam tapi akan terus bekerja selama tiga sampai enam jam. Hal ini biasanya diberikan sebelum makan dan di samping insulin long-acting.
Intermediate-acting insulin: Dimulai bekerja sekitar 2 sampai 4 jam setelah injeksi dan puncak kira-kira 4 sampai 12 jam kemudian dan terus bekerja selama 12-18 jam. Hal ini biasanya diminum dua kali sehari dan di samping insulin rapid- atau short-acting.
Long-acting insulin: Ini mulai bekerja setelah beberapa jam setelah injeksi dan bekerja selama kurang lebih 24 jam. Jika perlu, sering digunakan dalam kombinasi dengan insulin rapid- atau short-acting.

Insulin dapat diberikan oleh jarum suntik, injeksi pada pena, atau pompa insulin yang memberikan aliran kontinu insulin.

Dokter Anda akan bekerja dengan Anda untuk mengetahui jenis insulin yang terbaik untuk Anda tergantung pada apakah Anda memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2, kadar gula darah Anda, dan gaya hidup Anda.

Perbedaan Antara Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

Perbedaan Antara Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun pada dasarnya, suatu kondisi dimana tubuh gagal untuk mengenali organ sendiri dan malah menyerang itu. Pada diabetes tipe 1, organ tubuh yang diserangan adalah pankreas, yang menghasilkan insulin, menghancurkan sel-sel beta yang memproduksi insulin di pankreas, sehingga tubuh kekurangan insulin.

Insulin adalah hormon yang mengatur jumlah gula dalam tubuh Anda. Glukosa normal (gula) tidak dapat diserap oleh tubuh tanpa insulin. Jika ada insulin tidak cukup, ada peningkatan kadar gula darah individu. Seseorang dengan diabetes tipe 1 harus menyuntikkan insulin ke dalam tubuhnya secara teratur, sehingga kadar gula dalam darah dikendalikan.

Diabetes tipe 2 bukanlah gangguan autoimun. Ini adalah suatu kondisi dimana insulin tidak cukup diproduksi oleh tubuh sehingga tidak mampu mengendalikan kadar gula dalam darah. Akibatnya, seseorang yang menderita kondisi ini mungkin mengalami peningkatan kadar gula dalam darah. Ketika seseorang telah diabetes tipe 2, dokter mungkin meresepkan perubahan gaya hidup tertentu. Sebagaimana diabetes tipe ini terutama dikaitkan dengan kurangnya aktivitas fisik, dokter mungkin menempatkan pasien pada diet ketat dalam hubungannya dengan jumlah latihan teratur. Dalam beberapa kasus dokter mungkin juga meresepkan insulin untuk mengurangi kadar gula dalam darah.

Perbedaan Antara Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 yang lain

Ada juga perbedaan dalam kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit ini. Misalnya, diabetes tipe 2 biasanya mempengaruhi orang 40 tahun atau lebih. Namun, diabetes tipe 1 bahkan dapat mempengaruhi anak-anak yang berusia 11 tahun.

Sayangnya ada sangat sedikit yang dapat Anda lakukan untuk mencegah diabetes tipe 1. Ini mungkin disebabkan oleh gangguan autoimun yang dijelaskan di atas, tetapi juga dapat disebabkan oleh virus yang merusak pankreas dalam beberapa cara. Ada sedikit yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kondisi ini.

Diabetes tipe 2, bagaimanapun, terutama berkaitan dengan gaya hidup dan sebagainya, cara mencegah penyakit ini tidak terlalu sulit. Yang perlu Anda lakukan adalah untuk mempertahankan gaya hidup sehat, menghindari stres sebanyak mungkin dan mendapatkan latihan rutin minimal 45 menit setiap hari. Diabetes Tipe 2 dan Tipe 1 menyebabkan banyak kerusakan pada organ internal. Untuk alasan ini, Anda harus selalu mencari nasihat medis tentang bagaimana mengelola kondisi Anda sesegera mungkin.


Sindrom Metabolik dan Cara Menghindarinya

Sindrom metabolik adalah kumpulan gangguan yang terjadi bersama-sama dan meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2 atau jenis penyakit kardiovaskular (stroke atau penyakit jantung). Penyebab sindrom metabolik yang kompleks dan tidak dipahami dengan baik, tetapi ada anggapan terkait genetik. Kelebihan berat badan atau obesitas dan tidak aktif secara fisik menambah risiko Anda. Sindrom metabolik kadang-kadang disebut sindrom X atau sindrom resistensi insulin.

Seiring dengan bertambahnya usia, kita cenderung menjadi kurang aktif dan dapat memperoleh kelebihan berat badan. Berat badan ini umumnya disimpan di sekitar perut, yang dapat menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap hormon insulin. Ini berarti bahwa insulin dalam tubuh kurang efektif, terutama di otot dan hati.
Diagnosis sindrom metabolik

Sindrom metabolik bukanlah penyakit itu sendiri, tetapi banyak faktor risiko yang sering terjadi bersama-sama. Seseorang didiagnosa menderita sindrom metabolik ketika mereka memiliki tiga atau lebih:
obesitas – kelebihan lemak di dalam dan di sekitar perut (abdomen)
Tekanan darah yang meningkat (hipertensi)
trigliserida darah tinggi
rendahnya tingkat lipoprotein densitas tinggi (HDL) – kolesterol ‘baik’
glukosa puasa (IFG) atau diabetes. IFG terjadi ketika kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.
Obesitas sentral

Obesitas sentral adalah ketika timbunan utama lemak tubuh sekitar perut dan tubuh bagian atas. Semakin besar lingkar pinggang Anda, semakin tinggi risiko Anda. Risiko seseorang untuk obesitas sentral bervariasi tergantung pada jenis kelamin mereka dan latar belakang etnis.


Sindrom Metabolik dan Cara Menghindarinya

Sebagai aturan umum, jika pinggang Anda berukuran 94 cm atau lebih (laki-laki) atau 80 cm atau lebih (wanita), Anda mungkin perlu untuk menurunkan berat badan. Pria dari Timur Tengah, Asia Selatan, Cina, Asia-India, Selatan dan latar belakang etnis Amerika Tengah dianggap beresiko jika pinggang mereka ukuran 90 cm atau lebih.
Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Dengan tidak adanya faktor risiko lain, hipertensi terjadi ketika seseorang memiliki tekanan darah lebih tinggi dari 140/90mmHg. Hal ini mungkin disebabkan oleh genetika, gaya hidup atau penyakit lain seperti ginjal atau penyakit kardiovaskular. Tekanan darah tinggi juga meningkatkan resiko terkena penyakit jantung, stroke dan penyakit ginjal.

Kisaran tekanan darah yang ideal adalah kurang dari 130/80 mmHg (atau lebih rendah, jika ada penyakit lain yang hadir), tapi setiap orang berbeda. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menemukan target yang tepat untuk Anda dan pastikan tekanan darah Anda diperiksa secara teratur.

Perubahan gaya hidup seperti aktivitas fisik secara teratur, tidak merokok, mengurangi jumlah sodium (garam) dalam makanan Anda, mengurangi stres, membatasi alkohol dan mencapai berat badan yang sehat dapat membantu, tapi kadang-kadang obat-obatan juga diperlukan.
Kolesterol dan trigliserida

Kolesterol adalah zat lemak yang kita buat dalam hati kita. Kolesterol LDL (low density lipoprotein) dapat menumbat arteri dengan menumpuk di dinding pembuluh darah. Kolesterol HDL (high density lipoprotein) membantu melindungi terhadap ini penumpukan dan penyumbatan lemak.

Trigliserida dapat berasal dari makanan yang kita makan, tetapi mereka juga diproduksi oleh hati. Minum alkohol berlebih dapat berkontribusi terhadap peningkatan trigliserida. Jika Anda resisten insulin, Anda cenderung memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi dari normal. Trigliserida darah tinggi cenderung berhubungan dengan tingkat rendah kolesterol HDL – yang ‘baik’ atau kolesterol pelindung.

Peningkatan trigliserida dan kolesterol HDL mengurangi meningkatkan risiko untuk aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), yang merupakan faktor pemicu penyakit jantung. Kegemukan atau obesitas juga merupakan faktor risiko dalam dirinya sendiri untuk kondisi seperti kadar trigliserida tinggi, tekanan darah tinggi dan atherosclerosis.
Toleransi glukosa terganggu (pra-diabetes)

Kadar Glukosa dalam puasa terganggu dan gangguan toleransi glukosa kadang-kadang disebut sebagai ‘pre-diabetes’. Mereka terjadi ketika kadar glukosa darah Anda lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup untuk disebut diabetes yang tinggi. Sepertiga dari orang-orang yang memiliki gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu akan mengembangkan diabetes kecuali membuat perubahan gaya hidup.
Kondisi terkait sindrom metabolik

Semua kondisi ini saling berhubungan dengan cara yang rumit dan sulit untuk bekerja di luar rantai peristiwa. Kondisi yang – jika ada – adalah pemicu utama? Beberapa peneliti menganggap bahwa obesitas bisa menjadi titik awal untuk sindrom metabolik.

Mengurangi berat badan Anda dan berpartisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan trigliserida dan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan respon tubuh terhadap insulin. Hal ini dapat membantu mencegah Anda dari mengembangkan diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Sindrom metabolik dan resistensi insulin

Resistensi insulin berarti bahwa tubuh Anda tidak menggunakan hormon insulin secara efektif sebagaimana mestinya, terutama di otot dan hati.

Biasanya, sistem pencernaan Anda memecah karbohidrat menjadi glukosa, yang kemudian berpindah dari usus ke dalam aliran darah Anda Anda. Saat kadar glukosa darah Anda meningkat, pankreas mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah Anda. Insulin memungkinkan glukosa untuk pindah ke dalam sel otot Anda dari darah Anda. Setelah berada di dalam sel, glukosa ‘dibakar’ – bersama dengan oksigen – untuk menghasilkan energi.

Bila seseorang memiliki resistensi insulin, pankreas harus memproduksi dan melepaskan lebih banyak insulin dari biasanya untuk menjaga kadar glukosa darah normal. Diperkirakan bahwa lebih dari seperempat dari populasi memiliki beberapa tingkat resistensi terhadap insulin.
Resistensi insulin dan diabetes

Resistensi insulin meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2 dan ditemukan pada kebanyakan orang dengan bentuk diabetes. Jika pankreas tidak dapat memproduksi insulin ekstra untuk mengatasi resistensi tubuh Anda, kadar glukosa darah Anda akan meningkat dan Anda akan mengembangkan glukosa puasa terganggu, toleransi glukosa terganggu (IGT) atau diabetes.

Orang dengan diabetes tipe 2 sering juga memiliki fitur lain dari sindrom metabolik dan peningkatan risiko yang signifikan dari kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) penyakit.

Mengurangi risiko sindrom metabolik

Lebih dari setengah dari semua warga Australia memiliki setidaknya satu dari kondisi sindrom metabolik. Saran untuk mengurangi risiko meliputi:
  • Memasukkan banyak perubahan gaya hidup positif yang Anda bisa – makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur dan menurunkan berat badan secara dramatis akan mengurangi risiko penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik, seperti diabetes dan penyakit jantung.
  • Membuat perubahan pola makan – makan banyak makanan gandum alami, sayur dan buah. Untuk membantu dengan penurunan berat badan, mengurangi jumlah makanan yang Anda makan dan membatasi makanan tinggi lemak atau gula. Mengurangi lemak jenuh, yang hadir dalam daging, susu full krim dan banyak makanan olahan. Berhenti minum alkohol atau mengurangi asupan kurang dari dua minuman standar sehari.
  • Meningkatkan tingkat aktivitas fisik Anda – olahraga teratur dapat mengambil banyak bentuk yang berbeda tergantung pada apa yang cocok untuk anda. Mencoba dan melakukan setidaknya 30 menit olagraga pada setidaknya lima hari setiap minggu. Juga mencoba untuk menghindari periode menghabiskan waktu yang berkepanjangan duduk, dengan berdiri atau pergi untuk satu-ke-dua menit berjalan kaki.
  • Mengelola berat badan – meningkatkan aktivitas fisik dan meningkatkan kebiasaan makan akan membantu Anda menurunkan kelebihan lemak tubuh, dan mengurangi berat badan Anda.
  • Berhenti merokok – merokok meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, kanker dan penyakit paru-paru. Berhenti akan memiliki banyak manfaat kesehatan, terutama jika Anda memiliki sindrom metabolik.
  • Obat mungkin diperlukan – perubahan gaya hidup sangat penting dalam pengelolaan sindrom metabolik, tapi kadang-kadang obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengelola kondisi yang berbeda. Beberapa orang akan perlu mengambil tablet antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah tinggi atau obat penurun lipid (atau keduanya) untuk menjaga tekanan darah dan kolesterol dalam batas yang direkomendasikan. Yang paling penting adalah untuk mengurangi risiko serangan jantung, diabetes dan stroke.
  • Konsultasikan dengan dokter Anda untuk memutuskan apa strategi manajemen terbaik bagi Anda.
Hal yang perlu diingat
  • Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang sering terjadi bersama-sama dan meningkatkan risiko diabetes, stroke dan penyakit jantung.
  • Komponen utama dari sindrom metabolik termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, trigliserida darah tinggi, rendahnya tingkat kolesterol HDL dan resistensi insulin.
  • Makan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik adalah kunci untuk menghindari atau mengatasi masalah yang berhubungan dengan sindrom metabolik.
  • Konsultasikan dengan dokter Anda tentang cara-cara untuk mengelola sindrom metabolik.
Sindrom metabolik (juga disebut sindrom X atau sindrom resistensi insulin) adalah kumpulan kondisi yang sering terjadi bersama-sama dan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, stroke dan penyakit jantung. Makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok dan menurunkan berat badan akan mengurangi risiko penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik.

Hubungan Diabetes dengan Gagal Ginjal

Tugas utama dari ginjal adalah untuk menghilangkan limbah dari darah dan mengembalikan darah yang telah dibersihkan kembali ke tubuh. Gagal ginjal berarti ginjal tidak lagi mampu untuk membuang sampah dan mempertahankan tingkat cairan dan garam yang dibutuhkan tubuh.

Salah satu penyebab gagal ginjal adalah diabetes mellitus, suatu kondisi yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (gula). Seiring waktu, tingginya tingkat gula dalam darah merusak jutaan unit penyaringan kecil dalam setiap ginjal. Hal ini akhirnya mengarah pada gagal ginjal.

Sekitar 20 sampai 30 persen orang dengan diabetes mengalami penyakit ginjal (nefropati diabetik), meskipun tidak semua ini akan berkembang menjadi gagal ginjal. Seseorang dengan diabetes rentan terhadap nefropati apakah mereka menggunakan insulin atau tidak. Risiko ini terkait dengan lamanya waktu orang yang memiliki diabetes.

Tidak ada obat untuk nefropati diabetik, dan pengobatan berlangsung seumur hidup. Nama lain untuk kondisi ini glomerulosklerosis diabetik. Orang dengan diabetes juga berisiko masalah ginjal lainnya, termasuk penyempitan pembuluh darah ke ginjal, yang disebut stenosis arteri ginjal atau penyakit renovaskular.
Gejala gagal ginjal

Bagi orang-orang dengan diabetes, masalah ginjal biasanya terlihat selama check-up dengan dokter mereka. Kadang-kadang, seseorang dapat memiliki diabetes tipe 2 tanpa menyadarinya. Ini berarti tinggi kadar gula darah mereka tak terkendali dapat perlahan-lahan merusak ginjal mereka. Pada awalnya, satu-satunya tanda adalah kadar protein tinggi dalam urin, tapi ini tidak memiliki gejala. Mungkin tahun sebelum ginjal rusak cukup parah untuk menyebabkan gejala. Beberapa gejala mungkin termasuk:
  1. Retensi cairan (edema kaki atau wajah)
  2. kelelahan
  3. sakit kepala
  4. mual
  5. Muntah.
Mekanisme Kerja ginjal

Tubuh manusia memiliki dua ginjal, satu di kedua sisi tulang belakang di bawah tulang rusuk yang lebih rendah. Di dalam masing-masing ginjal sekitar satu juta unit kecil yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari filter kecil (glomerulus) yang melekat pada suatu tubulus. Air yang mengandung limbah dipisahkan dari darah oleh filter dan diarahkan ke dalam tubulus. Sebagian besar air dikembalikan ke darah oleh tubulus, sedangkan limbah terkonsentrasi ke dalam urin. Urin dikumpulkan dari tubulus oleh struktur corong seperti (pelvis renalis). Dari sana, urin mengalir ke bawah tabung (ureter) yang menghubungkan setiap ginjal ke kandung kemih.

Urine meninggalkan kandung kemih melalui uretra, tabung tipis yang menghubungkan ke bagian luar tubuh. Ginjal yang terkena nefropati diabetik tidak lagi bekerja secara efisien, dan terlacak sejumlah protein yang muncul dalam urin (mikroalbuminuria). Air dan garam yang disimpan menyebabkan retensi cairan dan sering dicirikan oleh tekanan darah yang mulai naik.

Mekanisme ini tidak diketahui

Hal ini jelas bahwa diabetes dapat menyebabkan penyakit ginjal, tetapi mengapa gula darah tinggi harus merusak glomeruli, itu tidak diketahui. Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko yang diketahui untuk penyakit ginjal dan orang-orang dengan diabetes rentan terhadap hipertensi. Renin-angiotensin system – yang membantu mengatur tekanan darah – juga diduga terlibat dalam pengembangan nefropati diabetik.

Faktor risiko lain termasuk merokok dan riwayat keluarga. Nefropati diabetik berlangsung terus meskipun intervensi medis. Namun, pengobatan secara signifikan dapat memperlambat laju kerusakan.
Metode diagnosis

Nefropati diabetik didiagnosis dengan menggunakan sejumlah tes termasuk:
  1. Tes Urine – untuk memeriksa kadar protein. Tingkat abnormal tinggi protein dalam urin adalah salah satu tanda-tanda pertama dari nefropati diabetik.
  2. Tekanan darah – pemeriksaan rutin untuk tekanan darah sangat diperlukan. Tekanan darah tinggi disebabkan oleh nefropati diabetes dan juga berkontribusi terhadap perkembangannya.
  3. Tes darah – untuk memeriksa tingkat fungsi ginjal.
  4. Biopsi – tag kecil jaringan akan dihapus dari ginjal, melalui jarum yang ramping, dan diperiksa di laboratorium. Hal ini biasanya hanya dilakukan bila ada keraguan tentang apakah kerusakan ginjal akibat diabetes atau penyebab lain.
  5. USG Ginjal – memungkinkan ukuran ginjal akan dicitrakan dan memungkinkan arteri ke ginjal untuk diperiksa penyempitan yang dapat menyebabkan fungsi ginjal menurun.
Pilihan pengobatan

Tidak ada obat untuk nefropati diabetik. Pengobatan harus menjadi lebih agresif bersama dengan ginjal yang memburuk menuju kegagalan. Pilihan medis meliputi:
  1. Pencegahan – ini adalah bentuk terbaik pengobatan dan termasuk kontrol yang baik kadar glukosa darah dan tekanan darah.
  2. Obat – termasuk obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, terutama angiotensin inhibitor converting enzyme (ACE) dan receptor angiotensin blocker untuk mengekang kerusakan ginjal.
  3. Dialisis – atau pengobatan ginjal buatan. Gagal ginjal stadium akhir adalah kegagalan ginjal berfungsi sama sekali. Dialisis melibatkan baik shunting darah pasien melalui mesin khusus (hemodialisis) yang membantu menghilangkan limbah sambil menjaga air dan garam, atau membuang limbah metabolisme melalui cairan dimasukkan ke dalam perut (peritoneal dialisis). Dialisis diperlukan beberapa kali setiap minggu selama sisa hidupnya seseorang.
  4. Transplantasi ginjal – ginjal donor yang sehat, diperoleh baik dari seseorang yang telah meninggal atau dari keluarga atau teman, menggantikan fungsi ginjal yang sakit.
Strategi pengurangan risiko

Seseorang dengan diabetes dapat mengurangi risiko nefropati diabetes, atau setidaknya menunda timbulnya, dalam berbagai cara termasuk:
  • Mengendalikan Kadar gula darah secara ketat
  • Memastikan bahwa tekanan darah juga dikontrol
  • Menghindari obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)
  • Mengobati infeksi saluran kemih segera dengan antibiotik
  • Minum banyak cairan non-alkohol, sebaiknya air
  • Menghindari perawatan medis yang menekankan ginjal, seperti x-rays membutuhkan suntikan pewarna kontras
  • Harus tes rutin untuk memastikan kesehatan ginjal Anda.
Hal yang perlu diingat
  • Salah satu penyebab dari gagal ginjal adalah diabetes mellitus, suatu kondisi yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi (gula).
  • Seiring waktu, tingginya tingkat gula dalam darah akan merusak jutaan unit penyaringan kecil dalam setiap ginjal.
  • Tidak ada obat, dan pengobatan harus menjadi lebih agresif saat ginjal memburuk menuju kegagalan.
  • Pilihan pengobatan termasuk obat-obatan, dialisis dan transplantasi ginjal.
Diabetes mellitus adalah penyebab yang paling umum dari gagal ginjal. Tidak ada obat, tetapi pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit ginjal. Pilihan meliputi obat-obatan, dialisis dan transplantasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar