Senin, 26 Januari 2015

BAHAYA TERLALU MENCINTAI DUNIA

Diceritakan bahawa Nabi Isa as pernah berkata,”Cinta dunia adalah sumber kesalahan. Didalam harta kekayaan, terdapat penyakit yang banyak sekali. Orang-orang disekitar bertanya,”Apakah penyakit itu? Pemiliknya tidak akan selamat dari sifat berbangga diri dan angkuh. Bagaimana jika bisa selamat? Nabi Isa as menjawab,”Dia akan sibuk mengurusnya dan melupakan dzikir kepada Allah”

Cinta dunialah yang memakmurkan neraka dengan dipenuhi oleh para pelakunya. Zuhud terhadap dunialah yang memakmurkan surga dengan para pelakunya. Mabuk karena dunia lebih berbahaya daripada mabuk karena minum arak. Seorang yang mabuk karena dunia akan sadar saat sudah diliang lahat

Yahya bin muadz berkata,
”Dunia itu arak setan, Barangsiapa yang mabuk karenanya niscaya tidak akan sadar sampai berada diantara orang-orang mati, menyesal bersama orang-orang merugi
Paling tidak cinta dunia akan melengahkan seseorang dari cinta kepada Allah swt dan berdzikir kepadaNya. Nah barangsiapa yang dilengahkan oleh harta bendanya, dia termasuk kelompok orang-orang yang merugi. Dan hati jika telah lalai dari dzikirullah, pasti akan dikuasai setan dan disetir sesuai dengan kehendaknya. Setan akan menipunya sehingga ia merasa telah mengerjakan kebaikan padahal ia baru melakukan sedikit saja.

Para ulama berkata,”Cinta dunia itu pangkal segala kesalahan dan pasti merusak agama dari berbagai sisi :

Pertama

Mencintainya akan mengkibatkan mengagunggkannya. Padahal di sisi Allah dunia sangat lah remah. Adalah termasuk dosa terbesar, mengagunggkan sesuatu yang dianggap remeh oleh Allah

Kedua

Allah telah melaknat, memurkai dan membencinya, kecuali yang ditujukan kepadaNya. Barangsiapa mencintai sesuatu yang telah dilaknat, dimurkai dan dibenci oleh Allah berarti ia menyediakan diri untuk mendapat siksa,kemurkaan Allah dan juga kebencinayNya

Ketiga

Orang yang cinta dunia pasti menjadikannya sebagai tujuan akhir dari segalanya. Ia pun akan berusaha semampunya untuk mendapatkannya. Padahal seharusnya ia melakukan itu untuk sampai kepada Allah, sampai ke akhirat. Ia telah membalik urusan dan juga hikmah. Dalam hal ini ada dua kesalahan. Pertama, ia menjadikan sarana sebagai tujuan. Kedua, ia berusaha mendapatkan dunia dengan amalan akhirat. Bagaimana ini adalah sesuatu yang terbaik, keliru dan buruk. Hatinya benar-benar terbailk,keliru da buruk. Hatinya benar-benar terbalik total. Allah berfirman,

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Tetapi diakherat tidak ada lagi mereka bagian selain neraka. Dan sia-sialah apa-apa yang mereka perbuat di dunia dan batallah apa-apa yang mereka amalkan (Hud 15-16)

Hadist-hadist yang menjelaskan tentang inipun banyak salah satunya hadist Abu Hurairaoh tentang tiga orang yang pertama kali dijilat api neraka. Yang jihad, orang yang bersedekah dan orang yang membaca al-qur’an. Mereka mengerjakan amalan itu untuk mendapatkan dunia dan kekayaannya (HR. Muslim)

Mengerikan sekali mereka yang cinta dunia akan menghalangi sesorang dari pahala, bisa merusak amal dan bahkan bisa menjadikan orang yang pertama kali masuk neraka

Keempat,

Mencintai dunia akan menghalangi seorang hamba dari aktivitas yang bermanfaat untuk kehidupan diakherat. Ia akan sibuk dengan apa yang dicintainya

Sehubungan dengan ini manusia terbagi menjadi beberapa tingkatan
  • Ada diantara mereka disibukkan oleh kecintaannya dari iman dan syariat
  • Ada yang sibukkan dari melaksanakan kewajiban-kewajibannya
  • Ada yang disibukkan, sehingga meninggalkan kewajiban yang menghalanginya untuk meraih dunia walaupun ia masih melaksanakan kewajiban yang lain
  • Ada disibukkan sehingga tidak melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Dikerjakan bukan pada waktu yang tepat
  • Ada juga yang disibukkan sehingga kewajiban yang dilaksanakan baru sekedar lahirnya saja. Para pecinta dunia sangatlah jauh dari ibadah, lahir dan batin
  • Paling tidak seorang pecinta dunia akan melalaikan hakikat kebahagiaan seorang hamba, yaitu kosongnya hati selain untuk mencintai Allah dan diammnya selain berdzikir kepadNya. Juga, ketaatanhati danlisan dengan Rabbnya
Begitualah kerinduan dan kecintaan kepada dunia pasti membahayakan kehidupan akhirat. Demikian pula sebaliknya

Kelima

Mencintai dunia menjadikan dunia sebagai harapan terbesar seorang hamba. Anas bin malik ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,”
“Barangsiapa mengharapkan akhirat, Allah akan menjadikan kekayaan di hatinya dan menghimpun seluruh urusannya untuknya, serta dunia akan datang kepadnya dalam keadaan tunduk. Adapun siapa yang mengharapkan dunia, Allah akan menjadikan kefakiran di depan matanya dan mencerai beraikan urusannya, serta dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sudah ditakdirkan baginya
Keenam

Pecinta dunia adalah manusia dengan addzab yang paling berat, Mereka disiksa di tiga negeri, didunia, di barzah dan di akhirat. Didunia mereka diadzab dengan kerja keras untuk mendapatkannya dan persainan dengan orang lain. Di alam barzah meeka diadzab dengan perpisahan kekayaan dunia dan kerugian yang nyata atas apa yang mereka kerjakan. Disana tidak sesuatu yang menggantikan kedudukan kecintaannya kepada dunia. Kesedihan, kedukaan dan kerugian terus menerus mencabik-cabik ruhnya, seperti halnya cacing dan belatung melakukan hal yang sama pada jasadnya

Ketujuh

Orang yang rindu dan cinta kepada dunia sehingga lebih mengutamakannya dari pada akhirat adalah makhluk yang paling bodoh dungu dan tidak berakal. Karena mereka mendahulukan impian dari pada kenyataan, mendahulukan kenikmataan sesaat dari pada kenikmatan abadi dan mendahulukan negeri yang fana dari pada negeri yang kekal selamanya. Mereka menukar kehidupan yang kekal itu dengan kenikmatan semu. Manusia yang berakal tentunya tidak akan tertipu dengan hal semacam ini. Sebagian salaf melantunkan sebait syair
Wahai penghuni dunia yang akan habis dan fanaSungguh, tertipu oleh naungan yang bakal sirna adalah sebuah ketololan
Yunus bin abdul a’la berkata,”Dunia itu hanya bisa diibaratkan sebgai seorang laki-laki yang tertidur. Dia bermimpi melihat hal-hal yang disukainya dan juga dibencinya lalu ia terbangun

Sesuatu yang paling mirip dengan dunia adalh bayang-bayang. Disangka memiliki hakikat yang tetap, padahal tidak demikian. Dikejar digapai, sudah pasti tidak akan pernah sampai.

Dunia juga sangat mirip dengan fatamorgana, orang yang kehausan menyangkanya sebagai air, padahal jika ia mendektanya ia tidak akan mendapati sesuatu pun. Justru yang ia dapati adalah Allah dengan hisabNya dan Allah sangat cepat hisabNya

Ibrahim An-Nakh’ie berkata,”Sesungguhnya orang-orang saleh sebelum kamu, menjadikan kepentingan dunia itu dari sisa kelebiham amalnya yang diperutukkan bagi akherat. Sedangkan dirimu sekarang ini justru menanjadikan kepentingan akherat dari sisa kelebihan urusan dunia

Ibrahim An-Nakh’ie berkata,” Para fakir masuk surga lebih dulu sebelum hartawan. Perumpamaan mereka sepeti halya dua kapal yang hendak berlayar di lautan. Kapal pertama kosong tanpa muatan, oleh petugas pelabuhan diiizinkan berlayar tanpa pemeriksaan, karena tiadanya muatan dan barang. Kapal kedua sarat dengan muatan yang dibawanya, dikatakan oleh petugas pelabuhan,”Tahan dulu kapal kapal itu sampai selesai pemeriksaan!

Ibrahim at-tamimi berkata,” Aku membayangkan diriku ini berada dalam api neraka, leher, tangan dan kakiku terbelenggu oleh besi yang membara. Sekelilingku api yang menjilat-jilat dan aku makan pohon zaqun sedang minumanku dari cairan nanah yang mengalir dari daging dan kulit neraka. Kemudian aku berkata kepada diriku sendiri. Apa yang engkau inginkan dalam keadaanmu yang seperti sekarang ini? Diriku menjawab,’Keinginanku adalah kembali kedunia kemudian aku akan mengerjakan amalan-amalan yang dapat menyelematkan diriku dari derita siksa ini?

Setelah itu aku membayangkan bahwa diriku berada dalam surga bersamaku adalah bidadari yang berbusana sundus dan istabraq (sutera tipis tembus pandang dan sutera tebal menyejukkan) Kemudian aku berkata pada diriku sendiri, ‘Apa yang kuinginkan setelah berada dalam suasana yang demikian nikamatnya ? Diriku menjawab,”Keinginanku adalah kembali ke dunia, aku akan lebih lebih tekun beramal agar aku dapat menambah kenikmatan-kenikmatan dari yang kuperoleh sekarang ini.

Uwais Al-qarni dengan penuh rasa gembira mengungkapkan, “Sesungguhnya di hadapan kita terbentang jalan menuju ke bukit yang sulit dicapai. Tidak seorang pun yang berhasil sampai ke puncaknya, kecuali mereka yang ringan semoga Allah swt memberi rahmatNya kepadamu!

Ahlulllah menganggap dunia ini tiada manfaatnya untuk diperebutkan, walaupun siserakah menginginkanya, tidak pernah menguasainya. Rezeki didunia sudah ada ketentuannya yang diperutukkan bagi seseorang, mustahil dipeoleh orang lain. Begitupun sebaliknya. Itulah sebabnya untuk apa pula menyiksa diri dengan berambisi meraih yang bukan menjadi ketentuan bagi dirinya, dan kepada yang memperolehnya walaupun tanpa mengejarnya niscaya juga menghampirinya

Ada dua macam orang yang tersiksa di dunia, 

  1. Seorang yang memperoleh karunia kekayaan, ia menderita karena sibuk untuk mengurusinya. 
  2. Orang miskin yang tidak disapa didunia, hatinya merasa terhimpit karena derita yang menimpanya
Ibrahim an-nakie yang telah menerima uang sebanyak dua puluh ribu dirham. Uang itu serta merta disedekahkan semuanya. Orang-orang bertanya,”Mengapa tidak engkau simpan untuk anak-anakmu kelak? Dijawab oleh Ibrahim an-nakie, aku menyimpan untuk diriku dan kutitipkan anak-anakku kepada Allah

Abu darda berkata”Jika ada kalian berani bersumpah ada seorang yang paling zuhud diantara kalian aku berani bersumpah dialah yang terbaik diantara kalian”

Kepada para tabi’in, abdullah bin mas’ud berkata,”Kalian benar-benar lebih banyak amalnya dari pada para sahabat Rasulullah. Tetapi mereka lebih baik dari pada kalian karena mereka lebih zuhud terhadap dunia

Dunia mirip juga dengan nenek tua peyot dan sama sekali tidak cantik. Ia ingin menikah dan berdandan, dipakainya seluruh perhiasan. Dtutupi segala kekurangan. Orang hanya melihat tampilan luarnya pasti tertipu

Hasan basri mengatakan,”Betapa indahnya dunia ini bagi seorang mukmin, karena beramal sedikit saja dan mengambil bekalnya disana menuju surga. Dan betapa buruknya dunia ini bagi orang kafir dan munafik karena keduanya menyiayiakan malam di dunia dan dunia menjadi bekal mereka menuju neraka

Asy –sya’bi berkata, 
”Tiada seseorang di dunia yang meninggalkan sesuatu, kecuali diberi ganti oleh Allah di akhirat dengan yang lebih baik
Abu ahawan ar-Rainiy pernah ditanya, apakah yang dimaksud dengan dunia yang dicela oleh Allah di dalam al-qur’an, yang setiap orang yang berakal mesti menjauhinya? Beliau menjawab,”Segala yang engkau dapatkan di dunia untuk dunia itulah yang tercela. Dan segala yang engkau dapatkan di dunia untuk akhirat maka itu tidak tercela.

Saida bin jubat mengatakan, Kesenangan yang menipu adalah apa saja yang melalaikanmu maka dari mencari akhirat. Adapun yang tidak melalaikanmu maka itu bukan kesenngan yang menipu tetapi kesenangan yang akan mengantarkan kepada kesenangan yang lebih baik lagi

Ibnu Al-Munkadir Kelezatan dunia ini tingggal tersisa tiga perkara yaitu 

  1. Qiyamul lail, 
  2. Berjumpa dengan ikhwan (saudara seiman) 
  3. Shalat jamaah
Ibnu Qayyim al_Jauziyah,”Ingat, memburu harta itu bagaikan berburu binatang di hutan rimba yang penuh atau berenang di lautan yang penuh pemangsa

Usaman bin Affan berkata : 
  1. Orang yang meninggalkan perhiasan dunia akan di cintai Allah swt, 
  2. Orang yang meniggalkan dosa akan di cintai malaikat 
  3. Orang yang tidak tamak terhadap kaum muslimin akan dicintai sesama kaum muslimin
Al-Fudhail berkata,”Seadainya dunia dari emas yang sirna dan akhirat itu dari tembikar yang kekal niscaya kita harus memilih tembikar yang kekal daripara emas yang sirna. Apa jadinya jika kita memilih tembikar yang sirna daripada emas yang kekal?

Imam Syafii mengingatkan agar kita tidak terbius oleh pesonanya yang menipu, 
”Barangsiapa sedang mencicipi kelezatan dunia yang sesaat, ketahuilah justru di situlah aku pernah merasakan pahit getirnya kehidupan. 
Bagiku pesona dunia adalah tipu daya yang penuh dengan kedustaan, bagaikan fatamorgana ditengah pada sahara

Ibnu Qayyim menjelaskan :
”Orang yang mencintai akhirat akan menjadikan kenikmatan dunianya sebagai sarana mencapai kenikmatan akhiratnya. Ia akan mengisi hatinya hanya dengan ibadah kepada Allah dan siap meninggalkan sebagai kenikmatan dunia untuk memperolah kenikmatan akhirat.
Aun bin Abdullah berkata,”Kedudukan dunia dan akhirat di dalam hati seperti dua papan timbangan, bila salah satu memberat maka papan yang lain akan menjadi ringan.

Abudullah bin umat mengatakan:
”Dunia sebenarnya surga orang kafir dan penjara orang mukmin. Dan sesungguhnya gambaran orang mukmin ketika dirinya di keluarkan dari penjara seperti orang yang dulunya mendekam di panjara lalu dibebaskan meloncat-loncat kegirangan dan bersenang-senang di alam bebas.
Dalam khutbahnya umar bin abdul aziz mengatakan :
”Dunia itu sesungguhnya bukan tempat yang kekal untuk kita. Allah sendiri telah menakdirkannya fana dan kepada para penghuninya telah digariskan hanya melewati saja. Berapa banyak orang yang membangun dengan kokoh setelah beberapa waktu akhirnya roboh dan berapa banyak orang yang hatinya telah tercuri, ingin hidup menetap akhirnya harus meninggalkannya. 
Maka usahakanlah perjalanan dari dunia itu dengan sebaik-baiknya dengan bekal terbaik yang anda miliki. Berbekalah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bila dunia memang bukan tempat untuk menetap bagi orang mukmin, maka dia harus menempatkan dirinya pada salah satu dari sikap-sikap berikut. Harus bersikap seakan-akan orang asing yang menetap disebuah negeri asing yang tujuannya semata-mata mengumpulkan bekal untuk pulang ketanah airnya atau bersikap seakan-akan seorang pengembara yang sama sekali tidak menetap sepanjang hari dia harus berjalan menuju sebuah negara tempatnya menetap kelak.

Ibnu ‘Ahaillah dalam Al-Hikam mengatakan :
”Bahwa Allah swt menjadikan akhirat sebagai tempat untuk membalas para hamba-Nya yang beriman, karena dunia yang fana ini tidak dapat memuat apa yang kepada mereka hendak Dia berikan, dan karena kebaikan mereka terlalu tinggi bila harus di balas di dunia yang tidak berkekalan (tidak abadi)
Yahya bin Mu’adz al-Razi melukiskan orang yang melakukan persiapan sebelum memasuki persinggahan pertamanya sabagai manusia yang berbahagia :
”Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya; berbahagialah orang yang membangun kuburan sebelum ia di masukan ke liang kubur dan berbahagialah orang yang ridha bertemu Rabbnya sebelum di panggil menemuiNya
Utsaman bin Affan berkata,”Ambisi dunia adalah kegelapan dalam hati dan ambisi akhirat adalah cahaya dalam hati

Hasan al_Bashri berkata jika dunia menjadi pusat kehendak pilihan dan tujuan maka dapat mengakibatkan enam sangsi, tiga didunia dan tiga lagi diakherat tiga didunia yaitu :
  1. Angan-angan yang tidak ada habisanya, 
  2. Ketamakan yang lebat bisa berkobar-kobat sehingga tidak ada qanaah sedikit pun,
  3. Dicabut kelezatan ibadah darinya
Adapun tiga di akherat ialah : 
  1. Kegonjangan pada hari kiiamat, 
  2. Kekerasan dalam hisab dan 
  3. Kerugian yang berkepanjangan
Imam Ghazali mengemukakan sebauh perumpamaan tentang kaum spirtualis yang telah bertekad meninggalkan dunia untuk kepentingan akhirat seperti antara sepotong roti dan keduduakan yang tinggi di sebuah kerajaan, “Tidak ubahnya seperti orang yang dihalangi anjing di sebuah pintu istana raja ketika ia hendak memasuki nya untuk memangku jabatannya yang tinggi. Kemudian dengan cerdik orang tersebut melempar sepotong roti ke arah anjng tersebut hiangga ia asyik dengan sepotong rpti itu. Dalam situasi itu ia lantas masuk ke istana raja dan memperoleh kedudukan yang tinggi di sisi raja

Ibnu qayyim dalam al-Fawa’id menyatakan bahwa pintu taufik tertutup bagi manusia oleh enam hal yaitu tidak mensyukuri nikmat, mencintai ilmu tanpa mengamalkannya, berbuat dosa dan mengakhirkan taubat, bersahabat dengan orang shaleh tetapi tidak meneladani perbuatan mereka, mengakui rendahnya dunia tetapi memburunya dan mempercai akhirat tetapi meremehkannya

Hasan al Banna mengatakan
,”Sesungguhnya suatu bangsa jika hidupnya tenggelam dalam kenikmatan duniawi, terbiasa berhuru-hara dalam kegemerlapan, tenggelam dalam pengagungan materi, terfitnah oleh gemerlap kehidupan dunia, melalaikan keharusan untuk menghadapi berbagai kesulitan, mengananggulangi berbagai bahaya dan berjuang dalam kebenaran, maka katanakanlah selamat jalan kepada kemulian dan harapan-harapannya
Duad Ath-Tha’iy berkata,” Jadikanlah dunia seperti hari di mana anda melakukan puasa kemudian berbuka pada saat mati”

Siapa ahli fikih itu, Al Hasan menjawab,”Orang yang zuhud di dunia yang cinta terhadap akhirat, mengetahui persis agamanya dan giat dalam beribadah, inilah ahli fikih itu

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, seperti diungkap kembali dalam kitab Mawa’izh al-Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jailani, 
“Minuman dan biusan dunia telah memabukkan dan memotong tangan dan kaki orang yang menggandrunginya. Ketika biusnya hilang, barulah ia sadar dan dapat melihat apa yang telah dilakukannya kepada dirinya.”
Dalam sebuah riwayat disebutkan munajat Nabi Musa As yang menyebut firman Allah yang berbunyi, ”Sesungguhnya Aku melindungi wali-wali-Ku dari kenikmatan dunia dan kesenangannya, sebagaimana penggembala yang menyayangi dan melindungi untanya dari tempat gembalaan yang membahayakannya. Sesungguhnya Aku akan menjauhkan mereka dari kesenangan dunia dan kegemerlapannya, sebagaimana juga penggembala yang menyayangi untanya dan menjauhkan dari tempat gembalaan yang membuatnya lalai. Dan tidaklah hal itu karena kelalaian mereka terhadap-Ku melainkan supaya mereka menyempurnakan bagian mereka dari kemuliaan-Ku dengan sempurna, sehingga dunia tidak melalaikan mereka dan hawa nafsu tidak memadamkan semangat ibadah mereka.” (HR, Ahmad).

Abu darda berkata, “Sesungguhnnya orang-orang sebelum kalian telah mengumpulkan harta yang melimpah, membangun bangunanan yang kokoh, berangan-angan yang begitu jauh. Namun akhirnya apa yang mereka kumpulkan menjadi kehancuran, bangunan mereka menjadi kubur dan angan-angan mereka menjadi tipu daya angan kosong tanpa kenyataan”

Al-Hasan AL-Bashry berkata, Demi yang jiwaku yang ada di tangannya, aku mengetahui beberapa kaum yang menurut mereka kehidupan dunia terasa lebih ringan dari debu yang mereka jalan selama perjalanan.

Yahya bin Mu’adz berkata,
”Wahai anak Adam, anda meminta kehidupan dunia seperti orang yang dituntut harus mendapatkanya, sedangkan usaha anda untuk kehidupan akhirat seperti orang yang tidak membutuhkannya. Padahal kehidupan dunia sudah cukup anda dapatkan meski bukan yang utama, sedangkan akhirat baru anda dapatkan dengan usaha, maka pikirkanlah
Yunus alai telah menjelaskan sifat-sifat dunia ,
”kehiduapan dunia hanya bisa disamakan dengan orang yang tidur dalam mimpinya melihat hal-hal yang ia senangi sekaligus di benci, tapi ketika sedang menikmatinya tiba-tiba terjaga
Al hasan berkata, 
“Orang mukmin di dunia bagai tawanan yang berusaha melepaskan diri dari jeratannya, yang tidak akan pernah merasa tenang sampai bertemu dengan Allah
Ibnu Mas’ud mengatakan, di dunia orang itu tak lebih dari seorang tamu, yang barangya didapat dari pinjaman, Disaat sang tamu mohon pamit tentu uangnya harus dikembalikan

Umar bin Khatab berkata, 
“Celaka orang yang keinginannya adalah dunia, besar perutnya sedikit kecerdasannya. Tahu perkara dunia tapi buta perkara akhirat. Umar pernah menulis surat kepada Abu Musa, “Sesungguhnya anda tidak akan mendapatkan amalan akhirat dengan sesuatupun yang lebih mulia dari zuhud di dunia”
Abu Hazim beliau mengatakan : 
Seandainya kahidupan dunia hanya dapat dimasuki sesorang yang meninggalkan semua kesenangan dunia niscaya akan sangat mudah menjauhinya. Tapi bagaiamana, terkadang bisa masuk surga dengan meninggalkan sebagian dari seribu kesenangan dan terkadang bisa selamat dari api neraka hanya dengan mempertahankan satu bagian dari seribu yang sangat dibenci.
Al-Hasan mengatakan, “Sesungguhnya orang yang paling gampang hisabnya kelak pada hari kiamat adalah orang-orang yang selalu menghitung-hitung diri mereka sendiri semasa di dunia karena Allah, sehingga mereka hanya berpikir tentang kehendak dan amalnya. Bila yang mereka kehendaki karena Allah semata, dikerjakan. Tapi bila berdasarkan dunia mereka menahan diri, Sedangkan hisab yang berat adalah atas orang-orang yang mengerjakan amalan-amalan dunia dengan serampangan, dikerjakan begitu saja tanpa dihitung-hitung kembali. Tapi ternyata Allah telah menghitung timbangan biji-biji dzarr kemudian membacakan, 
“Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula ) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya, dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis) Dan Rabbmu tidak menganiaya seorangpun (Al-Kahfi : 49)
Ikatlah jiwa kalian dengan tali kekang, halualah dosa-dosa dari hati kalian dan bacalah lembaran-lembaran ibrah dengan lisan pemahaman. Wahai orang yang ajalnya selalu mengikuti dan yang harapannya telah dari hadapan, berhati-hatilah! Wahai orang yang gemar tidur, berapa tahun telah kalian habiskan? Dunia seluruhnya adalah mimpi belaka. Yang termanis dari dunia adalah rangkain mimpi (Ibnu Qoyim)

Ibnu qoyim berkata : Ketika orang-orang yang sadar tahu nilai kehidupan dunia dan kedudukanya yang rendah, mereka mematikan hawa nafsu untuk mencari kehidupan yang abadi. Takala bangun tidur mereka langsung bersemangat (untuk beribadah) seperti menghadapi musuh di zaman perang, ketika jalan yang mereka tempuh sudah jauh, tampaklah apa yang mereka tuju, sehingga jarak yang tadinya jauh menjadi dekat. Setiap kali mereka mearasakan pahitnya kehidupan, mereka menghibur diri dengan firman Allah, 
“Mereka tiadak disusahkan oleh kedashatan yang besar (pada hari kiamat) dan mereka disambut oleh para melaikat. (malaikat berkata), Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu
Tahukah anda bahwa dunia sementara, kenikmatannya akan berubah menjadi kepanasan dan gemerlapan adalah kerugian. Agama akan berkurang setiap kali istana bertambah. Jangan kalian terperdaya karena sudah banyak orang yang tertipu oleh mewahnya kendaraan. Putuskan cinta anda terhadap dunia dan katakan bahwa aku telah membunuhnya (Ibu Jauzi)

Ibnu Qoyim berjata,
”Siapa yang tidak menangisi dunia yang ada padanya, maka akhirat tidak akan tertawa kepdanya
Ibrahim At-Taimi berkata,
”Betapa jauh perbedaan antara kalian dan para salaf? Keduniawian mendatangi mereka lalu mereka lalai, sementara kalian ditinggalkan dunia, tetapi malah mengikutinya
Anak paman Muhanmad bin wai’ berkata, Empat tanda kesenggaraan : 

  1. Hati yang keras, 
  2. Mata yang jumud, 
  3. Panjang angan 
  4. Tamak dunia
Kata orang shaleh,”Tinggalkan dunia untuk penggemarnya sebagaimana mereka membiarkan akhirat untuk penggermanya. Jadilah kamu didunia seperti lebah jika makan dia memakan makanan yang baik dan jika jatuh diatas sesuatu dia tidak merusak dan tidak menghancurkan

Abu Abdullah al_Tirmidzi dalam AL-Amtsal min Al-Kitab wa al snnah mengutip perumpamaan dari kelangan selafussalih tentang keterpedayaan seseorang terhadap pesona dunia :
”Perumpamaan dunia dan tertipunya orang-orang bodoh olehnya adalah layaknya bayi dalam ayunan yang disusui ibunya yang ditutupi selimut sambil didendangkan senandung yang membobokannya hingga dia tertidur lelap. 
Begitulah dunia yang kenikmatan dan kelezatannya akan menyusui orang yang mengejarnya, hawa nafsnuya akan menutupinya, membuainya dengan harapan-harapan, menina bobokannya lalu ia tertidur dan lalai dari urusan akhirat. Bila angan-anganya semakin panjang, tidurnya semakin nyenyak pula. Dalam tidurnya itu, dia akan disiram racun yang ganas, yaitu cinta keapda dunia sehiangga dia akan mabuk kepayang dengan kelezatannya. Pada saat yang bersamaan kerakusannya bergolak sehingga merusak agamnya, sebagaimana seorang ibu memberi anaknya dengan khamar sehingga tidurnya semakin nyenyak dan menjadi seperti orang yang sedang mabuk. Jika dia tidak diobati maka anak itu akan mati

Dunia adalah fatamorgana yang tak berujung dan malam yang pekat. Orang yang mencari kehidupan dunia seperti orang yang minum air laut, setiap kali bertambah air yang direguk setiap itu pula bertambah haus

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus