"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan;"Kami telah beriman,sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang orang yang sebelum mereka,maka sesungguhnya A
llah mengetahui orang orang yg benar dan,sesungguhnya Dia mengetahui orang orang yg dusta." (Surah Al-Ankabut ayat 2-3)
KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAMKAN?
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."(Surah Al-Baqarah ayat 216)
KENAPA UJIAN SEBERAT INI
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."(Surah Al-Baqarah ayat 286)
KENAPA RASA FRUSTASI?!
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati,padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya,jika kamu org2 yg beriman."(Surah Al-Imran ayat 139)
BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?!
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat dan sesungguhnya sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" (Surah Al-Baqarah ayat:45)
Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah semata
APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mu'min,diri,harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka..."(Surah At-Taubah ayat:111)
KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
"Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."Surah At-Taubah ayat 129)
AKU TAK DAPAT TAHAN!!!
"... ..dan janganlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir."(Surah Yusuf ayat 12). inna allaaha ma'a alshshaabiriina"sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."QS:2.153)fa-inna ma'a al'usri yusraan "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"QS.94:5)
Ya اللَّهَ sembahanku, berilah hamba petunjuk agar hamba dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar hamba dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah hamba kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya hamba bertobat kepada Engkau dan sungguh, hamba termasuk orang muslim.
Ya اللَّهَ sembahanku, mudahkanlah segala urusanku didunia karna-Mu, agar baik bagiku, bagi agamaku dan bagi penghidupanku. Jadikanlah hamba seorang hamba-Mu yang soleh, agar bahagia duniaku dan akhiratku. Jadikanlah hamba seorang hamba-Mu yang selalu bertakwa pada-Mu agar hamba terhindar dari murka dan azab-Mu. Ya اللَّهَ sembahanku, ampunilah hamba, sayangilah hamba, rahmatilah hamba, serta jauhkanlah hamba dari kehinaan dunia dan akhirat maupun siksa neraka.
Ujian dan Musibah Tanda Allah Cinta
Inilah yang patut dipahami setiap insan beriman. Bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah dan tanda bahwa Allah semakin menyayangi dirinya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya. Namun ujian terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Sehingga kewajiban kita adalah bersabar. Sabar ini merupakan tanda keimanan dan kesempurnaan tauhidnya.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
Faedah dari dua hadits di atas:
1- Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala yang besar.
2- Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
يا بني الذهب والفضة يختبران بالنار والمؤمن يختبر بالبلاء
“Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”
3- Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan mendapat pahala yang besar.
4- Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.
5- Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
6- Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa.
7- Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)
8- Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”
Jika telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar dan terus bersabar, itu solusinya.
7 Macam Ujian Hidup yang Wajib Diketahui
Dalam menghadapi kehidupan di dunia ini, manusia selalu berhadapan dengan dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan suka, saat lain merasakan duka. Pada saat bahagia, terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya, saat duka mendera, seringkali manusia berkeluh kesah.
Bagi hamba Allah Swt yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji Allah Swt.
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk [67]: 2).
Minimal ada tujuh ujian hidup yang wajib kita ketahui. Insya Allah, Allah Swt luruskan dari ujian-ujian-Nya, sehingga meraih gelar shobirin dan mujahidin. “Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS Muhammad [47]: 31).
- Pertama, ujian berupa perintah Allah, seperti Nabi Ibrahim diperintahkan Allah Swt menyembelih putra tercintanya bernama Ismail.
- Kedua, ujian larangan Allah Swt, seperti larangan berzina, korupsi, membunuh, merampok, mencuri, sogok-menyogok, dan segala kemaksiatan serta kezaliman.
- Ketiga, ujian berupa musibah. “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.” (QS Al-Baqarah [2]: 155).
- Keempat, ujian nikmat, sebagaimana Allah Swt jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 7.“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.”
- Kelima, ujian dari orang zalim buat kita, baik kafirun (orang yang tidak beragama Islam), musyrikun (menyekutukan Allah Swt), munafiqun, jahilun (bodoh), fasiqun (menentang syariat Allah), maupu hasidun (dengki, iri hati).
- Keenam, ujian keluarga, suami, istri, dan anak. Keluarga yang kita cintai bisa menjadi musuh kita karena kedurhakaanya kepada Allah Swt.
- Ketujuh, ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, tempat dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan/negara.
Subhanallah, Allah amat sayang kepada kita. Allah Swt tunjukkan cara menjawab ujian itu semua. “Dan minta pertolonganlah kamu dengan kesabaran dan dengan shalat, dan sesungguhnya shalat sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk tunduk jiwanya.” (QS Al-Baqarah [2]: 48). Semoga kita dijadikan Allah Swt, hamba-Nya yang lulus dari ujian.
Ujian Kehidupan Desain Allah SWT
Sungguh, konsep dasar kehidupan sesuai desain Allah, adalah ujian pilihan terhadap perintah Kebajikan atau larangan Kemungkaran. Dan ujian pilihan untuk berdzikir saat mendapat musibah atau untuk bersyukur kala memperoleh nikmat. Al-Quran menjelaskannya sebagai berikut:
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, tanpa tujuan, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” [QS Al-Mukminun (23):115-116].
“...Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan orang-orang yang dusta” [QS Al 'Ankabut (29):1-3].
Nabi Adam, diuji Allah dengan perintah tinggal di surga dan larangan mendekati sebuah pohon di dalamnya [QS Al Baqarah (2):35].
Nabi Ibrahim diuji Allah dengan nikmat Iman dan perintah pengorbanan (penyembelihan) jiwa anaknya, Ismail [QS Ash Shaffat (37):102].
Ujian Rasulullah lebih substantif dan meliputi. Yaitu ujian kehidupan yang terjadi dalam 3 periode.
- Sebelum lahir sampai umur balita. Rasulullah ditinggalkan oleh ayahanda, Abdullah bin Abdul al-Muththalib, saat beliau masih dalam kandungan ibunda. Dan ibunda wafat saat beliau berumur 4 tahun.
- Periode sepuluh tahun pertama kerasulan beliau di Makkah. Berupa wafatnya Abu Thalib, paman dan pelindung beliau; dan disusul dengan wafatnya Siti Khadijah, istri beliau 3 bulan kemudian. Keduanya meninggal dunia, saat-saat beliau sangat membutuhkan dukungan keluarga guna menunjang misi kerasulan.
- Periode sepuluh tahun kedua kerasulan beliau di Madinah. Berupa perlawanan bersenjata dari kaum kafir yang berasal dari suku Quraisy, Arab Badui, Yahudi Madinah dan bangsa-bangsa Arab di wilayah Timur Tengah. Perlawanan yang harus dihadapi dengan pengorbanan pikiran, tenaga, harta dan jiwa, melalui perang senjata.
Dalam konteks ujian menghadapi perlawanan orang-orang kafir ini, diriwayatkah Rasulullah ikut serta dalam 7 perang besar dalam periode 10 tahun terakhir kerasulan beliau. Yaitu perang Badar, Uhud, Ghatafan, Khandaq, Khaibar, Mu’tah, dan Hunain (Ratna Ajeng Tejomukti, Republika. co.id).
Sedangkan ujian dengan nikmat, terjadi saat Rasulullah menunaikan ibadah haji terakhir yang ditandai dengan deklarasi Allah atas kemenangan perjuangan beliau bersama umatnya dalam menghadapi perlawanan dari orang-orang kafir tersebut.
“...Orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu...” [QS Al Ma-idah (5):3].
Itulah contoh-contoh ujian kehidupan dalam sejarah para nabi dan rasul yang di jelaskan Al-Quran, untuk menjadi suri teladan dan pembelajaran bagi setiap umatnya.
Maka dalam setiap diri manusia telah tersedia secara default dua kekuatan berlawanan.
- Ruhani (kata hati), yang berasal dari Ruh Allah yang telah ditiupkan dalam dirinya.
- Hawa nafsu yang menjadi entry point godaan syaitan, lalu berkembang menjdi arogansi diri.
Dua kekuatan inilah yang bekerja dalam setiap pilihan manusia dalam ujian kehidupannya.
Karena konsep dasar kehidupan adalah ujian bagi manusia, maka ujian itu melekat (built in) dalam setiap langkah hidup yang kita lalui, yang dapat kita sederhanakan menjadi dua konteks.
- Di tengah keluarga, di tempat kerja dan di lingkungan masyarakat, kita diuji melalui pilihan-pilihan keputusan yang kita ambil saat kita berinteraksi antar sesama terkait dengan berbagai persoalan yang kita hadapi. Apakah keputusan-keputusan yang kita ambil sudah berdasarkan kebenaran (kebajikan) ? Atau sebaliknya, justru merujuk pada ketidakjujuran (kemungkaran)? Inilah pertanyaan ruhaniyah yang seyogyanya kita ajukan setiap kita akan mengambil keputusan. Dan jawaban dari ruhani kita tidak akan pernah salah.
- Ujian saat kita mendapat musibah atau memperoleh nikmat dari Allah. Musibah adalah semua hal yang kita tidak inginkan dan membuat kita sedih, seperti kehilangan jiwa, harta atau jabatan. Sedangkan nikmat adalah kebalikannya.
Maka saat kita mendapat musibah, Al-Quran mengajarkan kita untuk meresponnya dengan berdzikir: “Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" [QS Al Baqarah (2):156].
Sebaliknya, saat kita diuji dengan kenikmatan, kita dituntun dengan untuk bersyukur: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu mengucapkannya (dengan bersyukur) “ [QS Adh Dhuha (93):11].
Maka, alternatif jawaban dalam semua ujian kehidupan itu hanya terdiri dari enam pilihan jawaban. Tiga jawaban positif dan tiga jawaban negatif.
Yaitu pilihan kebenaran atau pilihan ketidakbenaran saat kita mengambil setiap keputusan; respon dengan berdzikir atau tidak dengan berdzikir saat kita mendapat musibah; dan respon dengan bersyukur atau tidak dengan bersyukur tatkala kita mendapat nikmat dalam perjalanan hidup kita.
Maka, akan luluslah orang-orang yang selalu memberikan jawaban positif dalam ujian kehidupan mereka.
Allahu a’lamu bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar