Olah rasa berhubungan dengan kepekaan rasa batin dan indra ke 6 manusia. Dengan rasa, orang akan lebih peka terhadap sesuatu yang bersifat gaib, dapat mendeteksi / merasakan keberadaan sesuatu gaib, dapat mendeteksi apakah sakit yang diderita oleh seseorang merupakan sakit biasa ataukah karena adanya pengaruh energi negatif dari suatu sosok mahluk halus (ketempelan gaib, kesambet, disantet, guna-guna, dsb), dapat mengetahui cara penyembuhannya dan dapat merasakan sesuatu yang akan terjadi (feeling / intuitif). Dan dalam tingkatan kemampuan kebatinan yang tinggi kekuatan rasa ini digunakan untuk segala perbuatan yang berhubungan dengan kegaiban, untuk mengobati seseorang, mengusir / menyerang / menundukkan mahluk halus tingkatan rendah sampai yang kelas atas, atau untuk memusnahkan keilmuan gaib, khodam dan tenaga dalam seseorang, dan untuk menerima pengetahuan spiritual tingkat tinggi yang mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita.
Di dalam semua jenis keilmuan, ada satu hal mendasar yang seringkali pengertiannya dikesampingkan orang, yaitu adanya unsur kebatinan. Unsur kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan manusia, termasuk di dalam aktivitas manusia dalam mempelajari dan menekuni berbagai jenis keilmuan. Unsur kebatinan itu adalah apa yang biasa disebut sebagai penjiwaan atau penghayatan, yang sangat erat hubungannya dengan rasa dansugesti.Di dalam aktivitas manusia berolah raga, kanuragan, mengolah tenaga dalam, maupun ilmu gaib dan ilmu khodam, atau olah spiritual, atau dalam hal pekerjaan teknis modern sekalipun, selalu terkandung di dalamnya unsur kebatinan berupa penjiwaan dan penghayatan pada masing-masing hal yang dijalani, yang seringkali kualitas penjiwaan dan penghayatan seseorang akan sangat membedakan hasil dan prestasi yang diraihnya dibandingkan orang lain yang sama-sama melakukan aktivitas yang sama.
Secara umum unsur kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan manusia, tidak hanya dalam hal keilmuan, tetapi dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk di dalam pekerjaan-pekerjaan teknis di jaman modern ini, tetapi istilah kebatinan sendiri seringkali secara dangkal dikonotasikan sebagai kegiatan klenik. Namun di luar itu memang ada orang-orang tertentu yang secara khusus mempelajari keilmuan kebatinan, bukan hanya pada aspek yang bersifat umum, tetapi juga secara khusus dan mendalam mengenai keilmuan kebatinan itu sendiri.
Kemampuan menayuh gaib (baca: Ilmu Tayuh / Menayuh Keris) dan kemampuan olah rasa kami harapkan dapat anda kuasai, karena ini akan berguna sebagai kemampuan dasar dan dapat menjadi dasar untuk kemampuan yang lebih tinggi lagi bagi anda yang berinteraksi atau interest dengan hal-hal kegaiban, atau jika anda memiliki benda-benda gaib dan khodam pendamping.
Kepekaan dan kekuatan rasa adalah dasar dari kebatinan dan kekuatan batin / spiritual. Kekuatan yang dibangun dalam olah rasa adalah kekuatan rasa (bersifat gaib), dihasilkan oleh cakra tubuh di bagian dada. Tetapi pembukaan cakra energi di dada tidak ditujukan untuk yang bersifat gaib, biasanya untuk tujuan kanuragan. Begitu juga dengan pengolahannya. Untuk tujuan kebatinan dan kegaiban, cakra energi di dada tidak diolah dengan teknik pernafasan, tetapi dengan cara olah rasa dan kebatinan (ada juga yang menyebut sebagai ilmu rahsa atau ilmu rasa sejati).
Pada orang awam, kekuatan rasa biasanya timbul secara spontan, misalnya saat panik, histeris atau lari ketakutan, dan kekuatannya bisa berkali-kali lipat dibandingkan kemampuannya dalam kondisi normal. Dalam hal ini kekuatan rasa muncul sebagai kekuatan bawah sadar manusia. Kekuatan bawah sadar ini tidak sengaja terjadi, tetapi bagi yang terbiasa peka rasa dan batin, kekuatan seperti itu dapat dengan sengaja dimunculkan.
Pada orang awam, sebagian kekuatan rasa muncul tidak disengaja, misalnya dalam kondisi ketakutan yang sangat, panik, histeris, dsb. Kekuatan rasa juga bisa muncul dalam kondisi gembira dan bersemangat, sehingga saat seseorang beraktivitas berat akan terasa lebih ringan dan tidak cepat lelah (banyak dialami manusia pada masa kanak-kanak, yang pada saat bergembira bermain berlari-larian tidak cepat merasa lelah. Sekalipun lelah, akan cepat pulih kembali. Berbeda dengan yang sudah dewasa, biasanya akan cepat lelah dan kalau sudah lelah akan lebih lama pulihnya, karena di dalam aktivitasnya banyak menggunakan pikiran, bukan rasa). Sebagian lagi kekuatan rasa muncul dalam kondisi marah dan benci, sehingga perbuatan yang dilambari perasaan marah dan benci kekuatannya akan menjadi berlipat-lipat.
Inti dari kekuatan rasa adalah kekuatan yang dilambari rasa hati, spontan, tidak dipikir-pikir dulu, sehingga perbuatan yang dilakukan dengan sepenuh rasa (sepenuh rasa bukan sepenuh hati) akan berlipat-lipat kekuatannya, tidak cepat lelah, dan kelelahannya akan cepat pulih kembali. Kekuatan rasa yang dilatih dengan sengaja kekuatannya akan lebih besar daripada kekuatan rasa manusia biasa.
Seseorang yang sudah melatih olah nafas, biasanya juga akan merasakan bagian dari olah rasa (kepekaan rasa), walaupun hanya dasarnya saja. Saat menggunakan energi dari olah pernafasan biasanya juga dilakukan dengan ‘rasa’, bukan lagi dengan pikiran atau perasaan.
Dalam mempelajari olah rasa biasanya dilakukan cara yang mirip dengan olah batin, yaitu banyak menyepi / tirakat, puasa, laku prihatin, meditasi, membaca amalan-amalan, dsb. Dalam kehidupan jaman sekarang cara-cara tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Bila anda ingin mencoba mempelajarinya, ada beberapa cara praktis yang bisa anda lakukan tanpa perlu banyak mengganggu aktivitas anda sehari-hari sbb :
- Menyepi, Pengertian menyepi ini bukan berarti anda harus pergi menyepi ke tempat-tempat sepi di gunung, dsb. Cukup anda luangkan waktu untuk berdiam diri, di rumah, di kantor atau di manapun anda berada, untuk merasakan suasana batin anda (lebih baik bila dilakukan di tempat terbuka pada malam hari). Biarkan ilham mengalir dalam pikiran anda. Perhatikan, mungkin akan ada ide-ide tertentu atau jawaban-jawaban dari masalah anda yang tidak terpikirkan sebelumnya. (Secara sederhana proses ini mirip seperti orang merenung). Menyepi ini juga bisa anda lakukan di tempat yang ramai. Artinya anda belajar menemukan suasana sepi (hening) di dalam keramaian tanpa harus pergi keluar dari keramaian. Tujuan dari menyepi ini adalah untuk membiasakan diri menciptakan suasana hening di dalam rasa dan pikiran, sebagai dasar untuk peka batin, untuk memperhatikan ide / ilham, dsb, yang mengalir dari batin anda sendiri.
- Peka suasana batin, Belajar peka terhadap bisikan-bisikan hati dan nurani, firasat, dsb. Jangan mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan mengada-ada, jangan ber-ilusi. Peka terhadap ilham yang mengalir di dalam pikiran dan rasa. Kalau bisa, carilah sumbernya darimana ilham itu berasal. Cara ini bermanfaat untuk "mendengarkan" mengalirnya ide dan ilham, yang dapat bermanfaat untuk membantu pemecahan masalah-masalah yang sedang dihadapi, atau informasi tentang kondisi keluarga anda, dsb, yang sebelumnya anda tidak tahu.
- Peka suasana alam., Belajar peka terhadap suasana alam di manapun anda berada. Cobalah sesekali pergi ke tempat yang wingit atau angker. Rasakan suasana kegaiban di tempat tersebut. Bila merasakan keberadaan sesuatu roh halus atau energi gaib, dengan getaran di dada atau dengan merasakan getaran di telapak tangan, cobalah tentukan dimana posisinya berada. Kalau bisa, coba rasakan / bayangkan seperti apa wujudnya. Bila anda sudah dapat merasakan suasana alam di suatu tempat, mungkin anda juga akan dapat merasakan bila ada sesuatu yang mengancam, dimana pun anda berada, misalnya ada mahluk halus atau binatang berbahaya, ada orang jahat yang sedang mengincar anda, dsb, akan menambah kebijaksanaan anda untuk bersikap hati-hati tidak sembrono di tempat-tempat yang "sensitif", atau anda juga dapat merasakan sesuatu kejadian yang akan terjadi di suatu tempat (misalnya di rumah anda, mungkin anda akan bisa merasakan bahwa akan ada anggota keluarga yang akan mengalami musibah, akan ada kebakaran, dsb).
Ke 3 cara di atas dapat diterapkan bukan hanya di tempat sepi, tetapi juga di tempat ramai, di manapun anda berada, tanpa harus banyak membuang ongkos, tenaga dan waktu. Bila anda sudah terbiasa melakukan ke 3 cara di atas, berarti anda sudah melakukan olah rasa dan dasar-dasar kebatinan. Belajarlah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari anda dalam berbagai bidang. Rasa / feeling / intuisi anda akan lebih tajam, dapat mengira-ira hasil (berhasil atau tidak) dari sesuatu yang anda lakukan, atau merasakan sesuatu kejadian (baik atau buruk) yang akan terjadi, dan akan lebih mudah mendapatkan ide-ide / ilham atas jawaban permasalahan yang sedang anda hadapi.Dalam semua proses meditasi dan perenungan usahakan supaya tidak mengedepankan pikiran. Biarkan ide / ilham / bisikan gaib mengalir sampai lengkap, jangan bereaksi dengan berpikir yang dapat menyebabkan aliran ide / ilham itu terputus.Dalam kehidupan manusia sehari-hari, apalagi dalam kehidupan modern ini, rasa dan firasat seringkali diabaikan. Namun bila seseorang memperhatikan rasa dan firasatnya, dia sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya. Rasa dan firasat seringkali muncul berupa perlambang rasa. Misalnya, seseorang yang akan bepergian ke luar kota, karena merasa tidak enak hati kemudian membatalkan keberangkatannya. Ternyata kemudian dia mendapat berita bahwa kendaraan yang seharusnya ditumpanginya mengalami kecelakaan. Untunglah dia tidak jadi berangkat. Apakah ini kebetulan saja?
Mungkin kita tidak akan terburu-buru berangkat kerja, walaupun sudah terlambat / kesiangan, seandainya saja sebelumnya kita tahu atau dapat merasakan bahwa pada hari itu ada anggota keluarga kita yang akan mengalami musibah.
Kadangkala mungkin kita mengalami suatu kejadian yang persis sama seperti yang dahulu sudah pernah terjadi. Tetapi kita tidak tahu kejadian yang dahulu itu apakah kejadian nyata ataukah kejadian di dalam mimpi. Biasanya kejadian yang dahulu itu adalah kejadian di dalam mimpi. Sedulur Papat kita sendiri yang memberikan mimpi tersebut. Kita saja yang tidak tanggap.
Kadangkala kita melamun atau ilham mengalir begitu saja, hanya kita saja yang tahu, atau mungkin secara spontan kita mengucapkan sesuatu tanpa dipikir dahulu, tentang sesuatu kejadian yang akan datang atau tentang seseorang (biasanya seorang tokoh manusia) yang akan mengucapkan / berbuat sesuatu, dan ternyata kemudian kejadian tersebut benar-benar terjadi. Dalam hal ini, Sedulur Papat kitalah yang memberitahukan hal tersebut. Sayang sekali kalau kita tidak mengasah kedekatan dengan para sedulur tersebut. Kedekatan itu juga dapat merupakan suatu potensi besar kemampuan kebatinan yang sayang sekali jika tidak diasah dengan benar. Mungkin potensi untuk bisa meramal, atau merasakan suatu kejadian yang akan terjadi, atau potensi kemampuan mengobati, dsb, akan dilewatkan begitu saja.
Beberapa tanda yang bila dilatih / dipertajam akan menjadi suatu potensi kemampuan tersendiri :
- Merasa tahu apa yang akan dikatakan seseorang saat mendengarkan seseorang sedang berbicara.
- Cepat mengenal kepribadian terdalam seseorang walaupun baru kenal.
- Banyak ilham tentang kejadian yang akan terjadi (kejadiannya kemudian benar-benar terjadi).
- Mengenal firasat, atau bisa membedakan suatu kejadian yang merupakan tanda dari akan terjadinya suatu kejadian lain yang entah baik atau buruk. Dan ketika kejadian itu terjadi dia tahu bahwa sebelumnya dia sudah menerima tanda tentang akan terjadinya kejadian itu.
Kemampuan-kemampuan di atas sering disebut sebagai daya linuwih yang merupakan dasar-dasar dari kemampuan seseorang yang waskita.
Dalam halaman ini digunakan beberapa istilah sbb :Rasa adalah sesuatu yang langsung dirasakan, berdasarkan kepekaan rasa / batin, dan tidak melalui proses perenungan atau analisa.
- Batin lebih dalam lagi, ada proses mengendapkan, merenungkan dan menganalisa.
- Rasa berhubungan dengan kepekaan rasa batin dan indra ke 6 manusia.
- Rasa adalah awal sebelum masuk ke proses yang lebih dalam untuk direnungkan atau dianalisa secara kebatinan.
Misalnya kita kedatangan orang sakit yang minta disembuhkan sakitnya.Pada pertemuan pertama kita sudah langsung bisa me-rasa-kan bahwa sakitnya bukanlah sakit biasa, sakitnya berhubungan dengan gaib. Sesudah itu barulah di-batin, direnungkan, dianalisa, apa yang menjadi penyebabnya, apakah sakitnya yang karena pengaruh gaib itu adalah karena ketempelan mahluk halus, ataukah kesambet, ataukah karena diguna-guna. Kalau diguna-guna, apa penyebab awalnya, apakah orang itu menyalahi orang lain ?Siapakah yang menjadi lawannya itu ? Apakah obatnya ?
Contoh lain, ada orang yang sudah berbulan-bulan sakit kepala berat, vertigo, Sudah bolak-balik ke dokter dan ke rumah sakit, tapi tidak sembuh juga. Pada pertemuan pertama kita sudah ada rasa, sudah bisa mendeteksi, berdasarkan kepekaan rasa, bahwa sakitnya adalah karena pengaruh gaib. Sesudah itu barulah dilakukan proses lebih lanjut, dianalisa dengan batin, ternyata sakitnya adalah karena ada sesosok gondoruwo yang bersemayam di kepalanya.
Jadi rasa adalah proses awal yang dirasakan, sebelum masuk proses selanjutnya untuk dianalisa secara batin.
Begitu juga bedanya antara kekuatan rasa dan kekuatan kebatinan. Misalnya penggunaan secara fisik :
Kekuatan rasa dilakukan secara spontan setelah merasakan ada desakan kekuatan di dada. Kekuatan batin dilakukan setelah menghimpun kekuatan kebatinan, sampai terasa energinya seperti aliran tenaga dalam atau tubuh terasa tebal berselimut energi, dan setelah mantap batinnya barulah kekuatan kebatinan itu digunakan. Jadi, rasa adalah proses awal sebelum proses selanjutnya secara batin.
Ilham itu seperti ide-ide pemikiran yang terbersit di dalam pikiran, yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan. Tapi ide-ide pemikiran itu bisa juga merupakan jawaban dari suatu permasalahan.
Firasat adalah rasa tentang suatu kejadian yang merupakan pertanda akan terjadinya kejadian yang lain. Biasanya ditandai dengan rasa enak atau tidak enak di hati ketika kejadian pertanda itu terjadi. Jadi suatu kejadian yang merupakan pertanda / firasat ini bukanlah sekedar pengkultusan yang menyama-ratakan bahwa terjadinya suatu kejadian pasti berarti akan terjadi suatu kejadian yang lain.
Misalnya akan berangkat ujian pendidikan. Ketika sedang berbenah, pulpen kita jatuh. Seketika itu juga muncul rasa tidak enak di hati. Ternyata kemudian kita memang tidak lulus ujian.Dalam hal ini, kejadian pulpen jatuh itu menjadi pertanda bahwa usaha kita akan gagal. Rasa tidak enak di hati merupakan sebuah tanda / firasat bahwa kita akan mengalami kejadian yang tidak mengenakkan.Tetapi jangan dijadikan pengkultusan bahwa kalau pulpen kita jatuh berarti ujian kita akan gagal, sehingga kita akan berusaha supaya pulpen kita tidak jatuh.
Firasat itu ditandai dengan rasa di hati, bukan sekedar pada kejadiannya. Diperlukan kepekaan rasa untuk bisa merasakan kejadian yang merupakan sebuah pertanda. Firasat ini menjadi bentuk peringatan supaya kita lebih berhati-hati dan waspada dan mengusahakan yang terbaik, supaya kejadian yang tidak mengenakkan tidak sampai benar-benar terjadi pada kita.
Intuisi adalah keseluruhan ide dan ilham, firasat, feeling, insting, wangsit, prediksi, dsb, yang mengalir di dalam pikiran yang biasanya digunakan untuk mengambil keputusan tertentu. Ada tipe orang-orang tertentu yang dalam mengambil keputusan tertentu lebih mengandalkan feeling / insting, yang keseluruhannya disebut intuisi, dan tidak mempertimbangkan bukti-bukti lain atau perhitungan tertentu sebagai dasar pertimbangan.
Wahyu, dalam bahasa sehari-hari di masyarakat ada yang diartikan sama dengan wangsit, yaitu suatu bentuk pemberitahuan / bisikan gaib kepada seseorang tentang akan terjadinya suatu kejadian tertentu.
Pengertian Wahyu secara umum adalah diturunkannya restu Tuhan (Dewa) kepada seseorang yang kewahyon sesuai tujuan wahyunya. Wahyu ini hanya diturunkan kepada orang-orang tertentu yang para Dewa berkenan, bukan kepada sembarang orang, sehingga walaupun seseorang melakukan tapa brata atau bertirakat di tempat yang wingit, tidak pasti kemudian orang itu akan mendapatkan wahyu.
Rasa dan firasat seringkali dianggap tahyul dan klenik, karena itu kita harus bisa membedakan sesuatu rasa, apakah itu hanya rasa biasa saja ataukah rasa yang merupakan suatu pertanda tentang suatu kejadian. Belajarlah peka terhadap bisikan-bisikan nurani. Jangan mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan mengada-ada, jangan melebih-lebihkan, jangan ber-ilusi. Kekuatan batin dan kepekaan rasa berguna juga untuk mendeteksi keberadaan mahluk gaib, bukan untuk melihat gaib. Kalau terbiasa mengasah kepekaan rasa batin, biasanya sukma kita juga akan bekerja, sehingga kita dapat mendeteksi keberadaan sesuatu gaib dan bisa juga terbayang sosoknya seperti apa. Kalau fokus kita bisa kuat dan lama dengan kepekaan rasa, maka gambaran gaib yang kita terima juga akan lebih jelas. Dengan cara ini kita menjalin komunikasi dengan sukma kita, sehingga pemberitahuan dari mereka berupa ilham dan gambaran-gambaran gaib bisa kita terima dengan baik sinyalnya.
Dalam proses pembelajaran kebatinan dan spiritual, yang pertama dan yang utama harus dimiliki dahulu adalah kepekaan rasa batin, bukan kemampuan melihat gaib, bukan juga pembukaan cakra-cakra tubuh. Kepekaan rasa itu juga yang nantinya akan berlanjut dengan ide-ide / ilham yang mengalir di dalam pikiran yang mengantarkan pada pengetahuan yang lebih tinggi. Setelah dengan kepekaan rasa seseorang dapat merasakan sesuatu yang bersifat gaib, yang tidak dapat diinderai dengan mata fisik, barulah kemudian dipertegas dengan cara melihat gaib, atau dengan cara-cara kebatinan yang lain. Kalau terbiasa mengasah kepekaan rasa batin, biasanya sukma kita juga akan bekerja, sehingga walaupun tidak bisa melihat gaib, tetapi kita dapat juga mendeteksi keberadaan sesuatu gaib dan bisa terbayang sosoknya seperti apa, termasuk sosok gaib yang berdimensi tinggi.
Walaupun tidak harus, tetapi kepekaan rasa seringkali harus diasah melalui perkumpulan kebatinan / spiritual atau berkumpul dengan orang-orang yang gemar dengan hal-hal gaib.
Belajar Olah Rasa
Berikut ini kami tuliskan cara olah rasa sederhana yang diawali dengan meditasi sederhana untuk mempertajam kepekaan rasa pada ujung-ujung jari tangan kita. Meditasi ini untuk belajar merasakan adanya setruman listrik halus pada benda jimat / mustika / pusaka sebagai tanda bahwa benda itu berpenghuni gaib (ada kandungan energinya). Ini adalah cara sederhana untuk mendeteksi apakah sebuah benda ada isi gaibnya ataukah kosong, bukan untuk mengetahui gambaran sosok gaibnya atau kegunaannya. Tetapi bila kepekaan batin / rasa sudah terbentuk, biasanya juga dapat terbayang sosok gaib dan kegunaan / tuahnya.
Meditasinya bisa dilakukan dengan duduk di kursi ataupun duduk bersila, bisa 5 menit atau lebih (terserah anda) dan bisa dilakukan sambil berdoa / zikir :
- Duduklah dengan santai, tetapi tidak terlalu santai. Kedua tangan diletakkan di atas paha dan terbuka menghadap ke atas. Ujung ibu jari (jempol) ditempelkan dengan ujung jari tengah. Pejamkan mata. Dalam kondisi terpejam, pandangan mata diarahkan santai ke bawah.
- Tariklah nafas panjang dengan halus dan lepaskan juga dengan halus. Lakukan dengan rileks. Rasakan jalannya nafas. Rasakan detak jantung anda.
- Tenangkan hati dan pikiran anda. Sekalipun suasana tempat anda ramai, usahakan dapat mencari keheningan di dalam keramaian. Bisa juga sambil berdoa / zikir.
- Ulangi langkah-langkah di atas sampai anda dapat merasakan ketenangan dan keheningan dan bisa merasakan setruman listrik halus di ujung ibu jari dan ujung jari tengah. Bila setruman itu sudah dapat dirasakan, teruskan saja sampai setrumnya terasa kencang di jari-jari tangan anda. Jari tengah kemudian bisa diganti dengan jari telunjuk atau jari manis atau tangan mengepal, supaya semua jari dan kepalan tangan mendapatkan ketajaman rasa yang sama.
- Sebagai penutup, bentangkan kedua tangan ke samping dan hiruplah udara bersih yang panjang beberapa kali dan rasakan energi alam yang segar mengisi tubuh, hati dan pikiran anda dan setelah itu anda merasa bersih, sehat dan segar dan siap kembali beraktivitas.
Penggunaannya sebagai berikut :
Tahap 1.
Tahap-tahap latihan olah rasa berikut ini bisa dilakukan sambil bermeditasi atau bisa juga sambil fokus bersugesti / membayangkan benda gaibnya / lokasinya. Benda yang akan kita rasakan keberadaan gaibnya kita pegang dengan ujung ibu jari dan jari tengah, atau digenggam. Untuk benda keris atau tombak dan sejenisnya, sentuhannya harus dilakukan di bagian logam kerisnya, bukan di gagang kayunya. Lakukan dengan cara santai dan sopan. Pegangan tangan rileks, tidak kaku / keras menggenggam. Tenangkan hati dan pikiran. Gunakan kepekaan rasa, fokus pada benda yang sedang dipegang.
Bila benda tersebut berpenghuni gaib di dalamnya, biasanya akan terasa di tangan kita rasa setruman tipis. Bila rasa setrum itu kurang terasa, anda dapat berkata dalam hati tetapi diarahkan kepada benda tersebut, kontak batin, seolah-olah anda berkomunikasi dengannya : " Jika batu / keris ini ada isi gaibnya, tolong berikan getaran kencang di tangan saya ". Lakukan sugesti tersebut beberapa kali sampai anda yakin dengan rasa getaran di tangan anda.
Jika benda tersebut ada berpenghuni gaib, biasanya akan dapat dirasakan setruman energinya di tangan anda, bahkan ada yang sampai membuat genggaman tangan seperti terasa keras kesemutan. Bila kosong tidak berpenghuni gaib, maka tidak akan ada rasa setrumannya. Dalam hal ini kita harus teliti menentukan apakah rasa setruman yang kita rasakan di tangan kita, jika ada, apakah benar berasal dari benda tersebut ataukah berasal dari tangan kita sendiri, jangan sampai keliru. Dalam hal ini kita harus fokus pada setruman yang berasal dari benda tersebut, bukan sekedar pada rasa setruman di tangan kita.
Masing-masing benda yang berpenghuni gaib, akan memberikan rasa setruman yang berbeda-beda. Ada yang setrumannya halus tipis, ada yang keras terasa. Halus atau kerasnya rasa setruman itu tidak menandakan tingkat kesaktian atau kekuatan gaib di dalamnya, tetapi hanya menandakan perangainya yang halus ataukah berwatak keras.
Cara ini juga dapat digunakan untuk merasakan posisi keberadaan suatu mahluk gaib di dalam suatu ruangan atau lokasi tertentu. Dengan telapak dan ujung-ujung jari tangan kita merasakan posisi tempat keberadaan gaibnya.
Cara ini juga dapat digunakan untuk merasakan keberadaan suatu mahluk gaib di dalam tubuh seseorang untuk mengetahui apakah sakit yang diderita oleh seseorang adalah sakit biasa ataukah karena adanya pengaruh energi negatif dari suatu sosok gaib di tubuhnya. Dengan telapak dan ujung-ujung jari tangan kita merasakan posisi tempat keberadaan gaibnya. Bila cara ini dilakukan terhadap bagian tubuh seseorang, lakukanlah pendeteksian pada jarak beberapa sentimeter dari kulitnya.
Pada bagian yang berpenghuni gaib kita akan merasakan bukan hanya rasa panas / hangat / dingin dari hawa energi si mahluk gaib, tetapi juga rasa setruman dari energinya di tangan kita. Cobalah beberapa kali di posisi lain di sekitarnya. Posisi dimana suatu mahluk halus berada akan memberikan rasa yang berbeda dengan posisi lain yang tidak berpenghuni mahluk halus.
Bila kepekaan batin / rasa sudah terbentuk, biasanya juga dapat terbayang sosok wujud gaibnya dan tujuan keberadaannya disitu dan anda juga dapat merasakan adanya rasa tertekan di dada.
Harus diperhatikan : cara ini termasuk berbahaya. Lakukanlah secara hati-hati dan sopan. Pada saat kita latihan tersebut, jangan berpikir dan bersikap bahwa kita akan melawan mahluk halus tersebut atau adu kuat dan tidak takut, apalagi menantang, tetapi tanamkan dalam hati bahwa kita hanya berusaha untuk belajar mendeteksi. Jika selama berada di tempat tersebut kita merasakan rasa merinding dan rasa takut yang mencekam, itu berarti ada mahluk halus yang tidak suka dengan kehadiran kita. Untuk amannya, sebaiknya kita menyingkir saja. Yang penting: sama-sama selamat.
Tahap 2.
Bila kita sudah cukup mahir melakukan cara-cara di atas dan dapat mengsugesti diri kita sendiri untuk dengan pasti menemukan posisi keberadaan suatu mahluk halus, cara deteksi ini dapat ditingkatkan dengan melakukannya dari jarak yang cukup jauh dari target sasaran yang akan kita deteksi, tidak harus kita datang mendekat dan menyentuhnya.
Sebagai awal latihan tahap kedua ini, kita lakukan dahulu cara pertama di atas sampai mahir, yaitu mendeteksi keberadaan suatu mahluk gaib dengan mencari setrumannya di tangan kita. Cobalah kita bedakan dengan lokasi lain di dekatnya sampai kita yakin bahwa disitu benar terdapat sesuatu yang "gaib".
Kemudian kita coba dari jarak beberapa meter dari lokasi tersebut, julurkan tangan anda dan sugestikan atau bayangkan dalam pikiran bahwa tangan anda terjulur dan bisa mencapai target sasaran dan bisa merasakan keberadaan energi gaibnya dan bandingkan dengan posisi lain di sekitarnya.
Perhatikan rasa di tangan dan rasa di dada mengenai jawaban keberadaan mahluk halus tersebut. Pada tempat yang berpenghuni gaib kita akan merasakan ada setruman halus di jari-jari tangan kita dan adanya rasa berat tertekan di dada kita. Rasa itu tidak akan kita dapatkan dari lokasi / posisi lain yang tidak berpenghuni gaib.
Bila telah mendapatkan suatu posisi yang berpenghuni gaib, cobalah untuk membayangkan sosok gaibnya seperti apa (biarkan ilham mengalir sendiri memberikan suatu bayangan gaib, jangan kita membayang-bayangkan sosoknya atau ber-ilusi). Latihlah terus sampai anda yakin berhasil menguasai tahap kedua ini.
Tahap 3.
Setelah cukup mahir dengan tahapan pertama dan kedua di atas, cobalah tahapan ketiga.
Pada tahapan ketiga ini cobalah untuk memperhatikan rasa di dada ketika anda melakukan cara pertama dan kedua di atas. Jika kita sudah dapat merasakan rasa berat tertekan di dada, jika kita berada di dalam suatu ruangan atau lokasi yang berpenghuni gaib, biasanya secara otomatis kita akan merasakan rasa berat tertekan di dada. Kendalikan rasa tertekan di dada itu dengan cara menekan nafas (bukan dengan cara mengatur nafas, tetapi dengan menekan nafas) dan otot perut ditegangkan. Setelah kondisi anda normal kembali, latihan berikutnya dapat dimulai kembali.
Tahapan ketiga dilakukan dengan tidak menjulurkan tangan. Cukup sugestikan / bayangkan tangan anda terjulur mencapai target sasaran dan bisa merasakan keberadaan energi gaibnya dengan memperhatikan rasa di dada (cara ini bisa juga dilakukan dengan mengedepankan rasa di dada, dengan membusungkan dada seolah-olah membenturkan rasa di dada dengan keberadaan energi mahluk halus di hadapan kita).
Dengan cara ini kita belajar peka terhadap suasana alam di sekitar kita. Ketika konsentrasi anda terfokus pada posisi yang berpenghuni gaib, anda akan merasakan getaran dan rasa berat di dada. Coba juga dibayangkan sosok gaibnya seperti apa.
Setelah anda cukup mahir dengan tahapan ketiga ini, anda akan dapat mendeteksi keberadaan mahluk gaib di sekitar anda, atau mendeteksi keberadaan mahluk halus di suatu tempat hanya dengan berdiam diri saja, atau dengan melihat lokasinya saja dari jauh, atau hanya dengan melihat fotonya saja, atau hanya dengan membayangkan suatu lokasi yang sudah pernah anda lihat sebelumnya, atau membayangkan lokasi yang disebutkan oleh orang lain yang bertanya kepada anda, dengan mengsugesti diri untuk kontak batin atau kontak rasa dengan mahluk gaibnya atau dengan lokasinya.
Tahap 4.
Pada tahapan ini kita tingkatkan kualitas kemampuan kita di atas, yaitu selain mempertajam kepekaan rasa tentang posisi keberadaan suatu mahluk halus dengan rasa tertekan di dada, juga mempertajam kepekaan rasa untuk mendapatkan informasi mengenai seperti apa wujud sosok gaibnya (melalui ilham gambaran gaib yang mengalir dalam benak kita) dan belajar berkomunikasi langsung dengan sosok gaibnya.
Usahakan untuk tidak mengedepankan pikiran, tetapi satukan rasa dengan keberadaan sosok gaibnya. Jika gambaran sosok gaibnya sudah didapatkan, terbayang di dalam pikiran anda, walaupun samar, fokuskan batin anda untuk memperjelas gambaran sosok gaib itu. Jika dalam proses ini anda merasa takut, atau merasakan rasa yang tidak baik, sebaiknya jangan diteruskan. Mungkin kondisinya memang berbahaya.
Cara yang lebih aman adalah menerawang sosok gaib dari sebuah benda gaib, seperti keris, batu akik atau mustika, atau bisa juga dilakukan kepada sosok khodam pendamping, jika anda memilikinya. Usahakan untuk tidak mengedepankan pikiran, tetapi satukan rasa dengan keberadaan energi dan sosok gaibnya. Jika gambaran sosok gaibnya sudah didapatkan, walaupun samar, fokuskan batin anda kepada sosok gaib itu untuk mempertajam penglihatan batin anda.
Sambil kita fokuskan batin kepada sosok gaib itu sampaikan pertanyaan-pertanyaan kita mengenai benda gaib itu kepada sosok gaib itu, apa tuahnya, bagaimana kecocokkannya dengan seseorang, dsb, dengan cara berkata-kata di dalam hati tetapi ditujukan kepadanya. Dengan cara ini juga kita belajar "mendengar" secara kontak batin jawaban komunikasi dari sosok gaib itu berupa ilham yang mengalir dalam benak kita. Lakukanlah dengan hormat.
Dalam semua laku kebatinan dan spiritual kita harus mengedepankan batin, bukan pikiran. Karena itu dalam proses latihan di atas kita harus mengedepankan batin, bukan pikiran. Biarkan ilham dan gambaran gaib mengalir di pikiran kita. Jika dalam kondisi itu kita beralih menggunakan pikiran, maka kemudian aliran kontak batin itu akan terputus, sehingga terpaksa kita harus mengulang lagi dari awal.
Bila kita berhasil menguasai tahapan ini berarti kita sudah belajar mempertajam kepekaan rasa batin, sehingga walaupun keberadaan suatu sosok mahluk halus tidak terasakan / terdeteksi kehadiran energinya dan tidak dapat dilihat dengan kemampuan melihat gaib (karena mahluk halus yang berdimensi tinggi semakin sulit dirasakan keberadaan energinya dan semakin sulit dilihat dengan penglihatan gaib mata ketiga), tetapi kita bisa mendeteksi keberadaannya dengan adanya rasa berat di dada pada jarak yang cukup jauh (sebelum muncul rasa merinding) dan bisa juga terbayang sosoknya seperti apa. Selain itu kita juga sudah belajar mengetahui tujuan keberadaan suatu mahluk halus, sifatnya berbahaya atau tidak, dsb.
Bila anda cukup mahir dengan tahapan keempat ini, berarti anda sudah melatih kepekaan dan ketajaman rasa batin, dan bila dengan cara ini anda juga dapat mengetahui wujud sosok-sosok gaib yang anda temui (dengan ilham gambaran gaib yang mengalir di pikiran anda), berarti anda sudah memasuki tahapan cara melihat gaib dengan batin. Setelah anda mahir dengan semuanya itu, intuisi anda akan tajam dalam banyak hal. Anda juga dapat berperan sebagai konsultan supranatural untuk teman-teman anda.
Kelemahan melihat gaib secara batin adalah sifat penglihatannya yang tidak langsung, dan seringkali terjadi pada para pemula, penglihatannya hanya bisa dibatin saja, mengawang-awang, tidak bisa dipastikan apakah yang dilihatnya itu sungguhan atau hanya halusinasi saja. Kelemahan ini bisa diatasi kalau saja kita dapat berinteraksi langsung secara energi dengan sosok-sosok gaib yang kita lihat seperti dengan cara-cara di atas, sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok itu benar ada di tempat keberadaannya yang kita lihat.Pada orang-orang kebatinan jaman dulu, kegaiban batin dan sukma mereka selain bisa untuk mendeteksi suasana gaib di lingkungan mereka, mereka juga dapat menggerakkan kekuatan batin dan sukma mereka untuk mengusir / menyerang / menarik / menundukkan atau berkomunikasi dengan sosok-sosok gaib, sehingga kelemahan melihat gaib secara batin itu tidak berlaku bagi mereka. Kelemahan itu hanya terjadi pada orang-orang yang hanya mengandalkan kepekaan rasa dan batin saja, dan tidak mempunyai kemampuan lain yang lebih dari itu.
Karena itu sebaiknya kita melatih olah energi, dengan latihan tenaga dalam murni atau meditasi energi (baca: Meditasi dan Terapi), atau cara-cara kebatinan yang ada. Satu hal yang harus diperhatikan, gunakan selalu sebelumnya untuk pagaran diri, dan jika naluri anda merasakan hal berbahaya, sebaiknya jangan diteruskan. Yang penting : sama-sama selamat.
Bagi anda yang sudah mengikuti pelatihan tenaga dalam murni, maka dalam rangka mendeteksi keberadaan mahluk halus di atas anda dapat memancarkan energi anda melalui telapak tangan dan usahakan peka rasa untuk merasakan adanya benturan energi anda dengan energi sosok mahluk halusnya (sugestikan bahwa energi anda tidak bersifat menyerang atau mengganggunya, hanya bersentuhan saja). Dari rasa benturan energi itu cobalah untuk menentukan bentuk wujud mahluk halus tersebut, besar-kecilnya, dsb.
Dalam penggunaan sehari-hari kepekaan rasa dapat digunakan untuk merasakan suasana alam di sekitar anda. Misalnya ada teman anda yang sedang sakit. Dengan kepekaan rasa anda bisa mengetahui apakah teman anda itu sakit biasa ataukah sakit karena gangguan / ketempelan mahluk halus. Rumah anda atau di suatu tempat lain anda bisa merasakan bila tempat tersebut berpenghuni gaib. Sama dengan melihat orang lain atau fotonya, kita bisa merasakan apakah orang tersebut berwatak baik atau jahat. Begitu juga dengan mahluk halus dan khodam, kita bisa merasakan hawa teduh, atau panas, baik atau jahat, berbahaya atau tidak, dsb. Begitu juga dengan suasana alam di sekitar kita, rasanya akan berbeda kalau ada keberadaan sosok kuntilanak, atau jin, atau gondoruwo, atau ada keberadaan mustika dan pusaka di alam gaib, dsb. Sosok-sosok halus yang kita rasakan keberadaannya juga bisa dikenali perwatakannya, apakah berwatak baik atau jahat, dari golongan putih ataukah hitam.
Berarti tinggal ditambah lagi melatih kepekaan rasa supaya bisa juga mengenali hawa / rasa masing-masing sosok halus, karena masing-masing sosok halus mempunyai rasa sendiri-sendiri mengenai hawa / aura energinya, sesudah itu barulah dipertegas dengan melihat gaib untuk melihat rupa sosoknya.
Cara lain mengolah kepekaan rasa dan bagi anda yang memiliki benda-benda gaib, khodam pendamping atau ketempatan khodam leluhur, ada beberapa panduan yang berguna untuk mengoptimalkan fungsinya, seperti yang tertulis dalam :
- Ilmu Tayuh / Menayuh Keris
- Menyatukan Keris dgn Pemilik.
- Mengoptimalkan Fungsi Keris
Kekuatan Rasa Olah rasa berhubungan dengan kepekaan rasa batin dan indra ke 6 manusia. Dengan rasa, orang akan lebih peka terhadap sesuatu yang bersifat gaib, dapat mendeteksi / merasakan keberadaan sesuatu gaib, dapat mendeteksi apakah sakit yang diderita oleh seseorang merupakan sakit biasa ataukah karena adanya pengaruh energi negatif dari suatu sosok mahluk halus (ketempelan gaib, kesambet, disantet, guna-guna, dsb), dapat mengetahui cara penyembuhannya dan dapat merasakan sesuatu yang akan terjadi (feeling / intuitif). Setelah dengan cara-cara latihan kepekaan rasa di atas anda juga dapat merasakan rasa tekanan / desakan di dada, berarti anda sudah mulai dapat merasakan kekuatan rasa di dada. Latihlah terus cara-cara di atas untuk membangkitkan dan menghimpun kekuatan rasa di dada. Kekuatan rasa adalah dasar dari tenaga batin (dasar dari kekuatan sukma yang mengisi tubuh seseorang).
Kekuatan rasa dapat anda manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Cara menggunakan kekuatan itu tidaklah dengan dipikirkan dahulu atau dengan mengempos seluruh tenaga, tetapi harus dilakukan secara spontan bersamaan dengan rasa desakan nafas di dada (ada timing waktunya).
Misalnya akan mengangkat beban yang berat, maka mengangkatnya harus dilakukan secara spontan bersamaan dengan adanya rasa desakan nafas di dada. Dengan cara itu bebannya akan terasa lebih ringan. Kekuatan pukulan yang dilambari kekuatan rasa efeknya juga berkali-kali lipat dibandingkan pukulan biasa sepenuh tenaga (ada efek gaibnya). Jika anda dapat menyatukan kekuatan rasa ke seluruh tubuh, menjadikan tubuh terasa tebal bertenaga, hasilnya akan luar biasa, kekuatan anda akan sama seperti 10 orang sekaligus. Apalagi kalau anda juga mema
"RASA JATI" merupakan daya dukung kehidupan lahir batin...
- Perasaan labil-stabil, susah-senang, duka- gembira saling bergantung secara 'inheren' dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan hidup bukan untuk 'in akumulasi kebahagiaan' dan 'meminimalisasi kesedihan', yang pada dasarnya hal itu tidak akan mungkin.
- Untuk menuju pencapaian tujuan hidup kita perlu mengendalikan hawa nafsu, sehingga mampu mengerti 'perasaan yang bisa mendeteksi benar-salah, baik-buruk'. Harapannya adalah PADHANGING MANAH, RESEPING PANDULU. kedamaian, ketenangan, dan ketentraman dalam hati.
- Di balik ekspresi lahiriah, tedapat perasaan dasar yang murni, yang merupakan jatidiri seorang individu dan merupakan manifestasi ke Illahian dalam individu ybs. Disadari atau tidak, terdapat kecenderungan bahwa ada tujuan "tersembunyi" untuk mengetahui atau me 'rasa' kan rasa tertinggi dalam masing-masing pribadi. Prestasi demikian, akan membawa pada KEPEKAAN DAN KEKUATAN SPIRITUAL, sebagai modal awal untuk mendeteksi SINYAL dariNya.
- Pengakuan rasa tertinggi ini bisa dicapai dengan cara memiliki "kehendak yang murni dari diri sendiri" untuk 'memusatkan' kehidupan batiniahnya, mengintensifkan dan memusatkannya pada titik yang kecil seperti suryakonta menghasilkan panas maximum pd suatu titik fokus.
- Kecuali disiplin spiritual dan meditasi (nyuwung-kosong), studi empiris terhadap kehidupan emosional (puasa, ngurang-ngurangi, melek malam, sholat malam dll), akan sampai pd kondisi psikologi metafisik, yang akan menimbulkan suatu pengertia dan pengalaman mengenai "rasa jati, sejatining rasa, ros ing rasa, AS".
- Karena seseorang berbeda-beda dalam kesanggupannya melaksanakan disiplin spiritual, maka sangat mungkin suatu keadaan akan meletakkan sesorang oada tingkatan yang berbeda-beda menurut kesanggupan dan prestasi spiritualnya (inilah yg mungkin sering kita sebut "durung wayahe"...padahal yg dimaksud meletakkan scr proporsional).
- Pada tingkat 'pengalaman' dan 'eksistensi tertinggi', semua orang adalah satu, sama dan tidak ada individualitasnya, karena rasa 'aku' pada masing-masing individu sama (hardware n softwarenya sama), pemberdayaannya yang beda.
- Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan semua manusia dari demensi spiritual adalah sama, yaitu untuk mengalami rasa jati sebagai rasa tertinggi, maka idealnya sistem religi dan kepercayaan, seharusnya hanyalah merupakan sarana untuk mencapai tujuan itu dengan segala variasi opersionalnya. Hal ini menimbulkan pandangan yang 'realistis' terhadap sistem serupa, sehingga, adanya "toleransi" mutlak diperlukan.....dan ini adalah pra kondisi terciptanya......GUYUB RUKUN SAK PADHA PADHANE TUMITAH.....
Ijin nyimak min
BalasHapusTest
BalasHapusMantap
BalasHapus