Sistim Penanggalan Jawa
Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut :
1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian :
- Kliwon/ Kasih
- Legi / Manis
- Pahing / Jenar
- Pon / Palguna
- Wage / Kresna/ Langking
2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian
- Tungle / Daun
- Aryang / Manusia
- Wurukung/ Hewan
- Paningron / Mina/Ikan
- Uwas / Peksi/Burung
- Mawulu / Taru/Benih.
3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian :
- Minggu / Radite
- Senen / Soma
- Selasa / Anggara
- Rebo / Budha
- Kemis / Respati
- Jemuwah / Sukra
- Setu / Tumpak/Saniscara
4. Hastawara – Padewan, Perhitungan hari dengan siklus 8 harian :
- Sri
- Indra
- Guru
- Yama
- Rudra
- Brama
- Kala
- Uma
5. Sangawara – Padangon, Perhitungan hari dengan siklus 9 harian :
- Dangu / Batu
- Jagur / Harimau
- Gigis / Bumi
- Kerangan / Matahari
- Nohan / Rembulan
- Wogan / Ulat
- Tulus / Air
- Wurung / Api
- Dadi / Kayu
6. Wuku, Perhitungan hari dengan siklus mingguan dari 30 wuku :
1. Sinta
2. Landhep
3. Wukir
4. Kurantil
5. Tolu
6. Gumbreg10
7. Warigalit
8. Warigagung
9. Julungwangi
10. Sungsang
|
11. Galungan
12. kuningan
13. Langkir
14. Mandhasiya
15. Julungpujud
16. Pahang
17. Kuruwelut
18. Marakeh
19. Tambir
20. Medhangkungan
|
21. Maktal
22. Wuye
23. Manahil
24. Prangbakat
25. Bala
26. Wugu
27. Wayang
28. Kulawu
29. Dhukut
30 Watugunung
|
7. Sasi Jawa – ada 12 :
1.
Sura
2.
Sapar
3.
Mulud
4.
Bakdomulud
|
5.
Jumadilawal
6.
Jumadilakhir
7.
Rejeb
8.
Ruwah
|
9.
Poso
10.
Sawal
11.
Dulkangidah
12.
Besar
|
8. Tahun Jawa – ada 8 :
1.
Alip
2.
Ehe
3.
Jimawal
4.
Je
|
5.
Dal
6.
Be
7.
Wawu
8.
Jimakir
|
- Adi / Linuwih
- Kuntara / Ulah
- Sengara / Panjir
- Sancaya / Sarawungan
10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2 :
1. Lambang Langkir
2. Lambang Kulawu.
11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip) :
1.
Senen /Isananiyah
2.
Selasa Salasiyah
3.
Rebo / Arbangiyah
4. Kemis /
Kamsiyah
|
5.
Jemuah / Jamngiyah
6.
Setu / Sabtiyah
7.
Akad / akdiyah
|
12. Mangsa- jumlahnya 12 :
- Kasa / Kartika
- Karo / Pusa
- Katiga / Manggasri
- Kapat / Setra
- Kalima / Manggala
- Kanem / Maya
- Kapitu / Palguna
- Kawolu / Wisaka
- Kasanga / Jita
- Kasepuluh / Srawana
- Kasewelas / Sadha
- Karolas / Asuji
Sistim Penanggalan Jawa disebut juga Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah. namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya juga memperhunakan perhitungan yang rumit oleh para leluluhur kita.
Ada perbedaan yang hakiki antara sistim perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah, perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan.
Candrasangkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.
Mencari hari baik
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan;
Akad
(Minggu)
Senen
(Senin)
Selasa
(selasa)
Rebo
(Rabu)
Kemis
(Kamis)
Jumuah
(Jum’at)
Setu
(Sabtu)
|
jumlah
naptu 5
jumlah
naptu 4
jumlah
naptu 3
jumlah
naptu 7
jumlah
naptu 8
jumlah
naptu 6
jumlah
naptu 9
|
Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
Kliwon
Legi
Pahing
Pon
Wage
|
jumlah
naptunya 8
jumlah
naptunya 5
jumlah
naptunya 9
jumlah
naptunya 7
jumlah
naptunya 4
|
Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
- Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
- Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini Apabila sisa:
- 1 dan 4 : banyak celakanya
- 1 dan 5 :bisa
- 1 dan 6 : jauh sandang pangannya
- 1 dan 7 : banyak musuh
- 1 dan 8 : sengsara
- 1 dan 9 : menjadi perlindungan
- 2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
- 2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
- 2 dan 4 : banyak godanya
- 2 dan 5 : banyak celakanya
- 2 dan 6 : cepat kaya
- 2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
- 2 dan 8 : dekat rejekinya
- 2 dan 9 : banyak rejekinya
- 3 dan 3 : melarat
- 3 dan 4 : banyak celakanya
- 3 dan 5 : cepat berpisah
- 3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
- 3 dan 7 : banyak celakanya
- 3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
- 3 dan 9 : banyak rejeki
- 4 dan 4 : sering sakit
- 4 dan 5 : banyak godanya
- 4 dan 6 : banyak rejekinya
- 4 dan 7 : melarat
- 4 dan 8 : banyak halangannya
- 4 dan 9 : salah seorang kalah
- 5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
- 5 dan 6 : dekat rejekinya
- 5 dan 7 : tulus sandang pangannya
- 5 dan 8 : banyak bahayanya
- 5 dan 9 : dekat sandang pangannya
- 6 dan 6 : besar celakanya
- 6 dan 7 : rukun
- 6 dan 8 : banyak musuh
- 6 dan 9 : sengsara
- 7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
- 7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
- 7 dan 9 : tulus perkawinannya
- 8 dan 8 : dikasihi orang
- 8 dan 9 : banyak celakanya
- 9 dan 9 : liar rejekinya
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
- 1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati
- 2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
- 3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
- 1 = Getho, jarang anaknya,
- 2 = Gembi, banyak anak,
- 3 = Sri banyak rejeki,
- 4 = Punggel, salah satu akan mati
Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :
Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selamat
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik
Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik
HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN
(baik buruknya bulan untuk mantu):
- Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)
- Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
- Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
- Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
- Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
- Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
- Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
- Bulan Jw. Ruwah : selamat
- Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
- Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
- Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)
- Bulan Jw. Besar : senang dan selamat
BULAN TANPA ANGGARA KASIH
Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1.
dalam tahun Alib bulan
2.
dalam tahun ehe bulanl 2
3.
dalam tahun jimawal bulan 2
4.
dalam tahun Je bulan 2
5.
dalam tahun Dal bulan 2
6.
dalam tahun Be bulan 2
7.
dalam tahun wawu bulan 2
8.
dalam tahuin Jimakir bulan 2
|
Jumadilakhir
dan besar
jumadilakhir
Suro
dan rejeb
Sapar
sapar
dan puasa
mulud
dan syawan
Bakdomulud/syawal
Jumadilawal
dan Dulkaidkah
|
SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
- Pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
- Pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
- Pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
- Pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
- Pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.
HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN
Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
- 1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
- 2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
- 3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
- 4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
- 5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
- 6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)
Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri
Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1.
Bulan Sura
2.
Bulan Sapar
3.
Bulan Mulud (Rabingulawal)
4.
Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
5.
Bulan Jumadilawal
6.
Bulan Jumadilakir
7.
Bulan Rejeb
8.
Bulan Ruwah (Sakban)
9.
Bulan Pasa (Ramelan)
10.
Bulan Sawal
11.
Bulan Dulkaidah
12. Besar
|
tidak
baik
tidak
baik
tidak
baik
baik
tidak baik
kurang
baik
tidak
baik
baik
tidak
baik
sangat
tidak baik
cukup
baik
sangat
baik
|
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1.
Sri
2.
Lungguh
3.
Gedhong
4.
Lara
5.
Pati
|
Rejeki
Melimpah
Mendapat
Derajat
Kaya
Harta Benda
Sakit-Sakitan
Mati
dalam arti Luas
|
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
- Hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
- Hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
- Hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
- Hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
- Hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
- Hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
- Hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
- Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,
yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta dihormati.
Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,
Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,
Contoh : Jum’at Pahing
- 20 April 2007
- 07 September 2007
- 21 Desember 2007
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:
1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati
2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa
3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti
4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur
5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra
7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi
9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu
10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana
11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja
12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera
13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala
14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama
15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna
16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu
18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana
19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki
21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera
23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra
24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma
25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma
27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana
29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut. Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
- Orang yang tinggal saling berhadapan
- Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
- Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri
Wedaran Kitab Betaljemur Adammakna
Neptu Dina lan Pasaran Miturut Pitungan Jawa
Wiwit jaman kuna para leluhur kita wus nate nilari ilmu, kang disusun anaing Kitab Betaljemur Adammakna. Salah sawijine ilmu mau yaiku petungan neptu dina lan pasaran. Kagone wong Jawa neptu dina lan pasaran iku duweni wigati kang gede. Ora mung sadremo kango mengerteni jumlahe pitungan neptu, uga saka neptu iku wong Jawa bisa mengerteni sifate, rejekine, apse, lan liya-liyane.
Ing Rubrik Bahasa Jawa, redaksi babareken wedaran Kitab Betaljemur. Kitab punika babon aslinipun kagungan dalem Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat, lajeng kaimpun dening R.Soemodidjojo.
Kitab punika ngemu isi ngewrat ilmu-ilmu Jawi titilaranipun leluhur ing jaman kina. Wajib kita pepetri amargi nyata bilih ilmu-ilmu ingkang kasebut ing primbon punika dados kabetahaning ngagesang ing sadinten-dinten.
Ingkang pembuka bade kawedar babagan neptu dina pasaran miturut petangan Jawi. Inggih punika;
Petangan dina :
- Akad neptu 5
- Senin 4
- Selasa 3
- Rebo 7
- Kamis 8
- Jumat 6
- Setu 9.
Petangan pasaran :
- Kliwon neptu 8
- Legi 5
- Pahing 9
- Pon 7,
- Wage 6.
Petungan sasi lan taun,
- Suro neptu 7
- Sapar 2
- Rabinguawal 3
- Rabiungakhir 5
- Jumadilawal 6,
- Jumadilakhir 1
- Rejeb 2
- Ruwah 4
- Pasa 5
- Sawal 7
- Dulkaidah 1
- Besar 3.
Taun
- Alip neptu 1
- Ehe 5
- Jimawal 3
- Je 7, Dal 4
- Be 2
- Wawu 6
- Jimakir 3.
Dina ala lan ala banget
Dina ala iki ora kena kanggo lelungan lan liya-liyane, yaiku Akad Paing, Setu Pon, Jumuah Wage, Selasa Kliwon, Senin Legi lan Kemis Wage. Dina kang ala banget, Rebo Legi, Akad Paing, Kemis Pon, Selasa Wage lan Setu Kliwon.
Warsa (taun) kang ora kena kanggo mantu lan sapadhane, pitunge ajeg tiba saben tanggal 29 utawa 30 sasi Besar. Yen tiba taun Alip ana ing dina Setu Paing, taun Ehe dinane Kemis Paing, Jimawat dinane Senen Legi, Je dinane Jumuah Legi, taun Dal tiba dina Rebo Kliwon, taun Be tiba dina Akad Wage, taun wawu dinane Kamis Pon, taun Jimakir tiba dina Slasa Pon.
Sangaring warsa (taun)
Uga ora kena kanggo mantu lan sapadhane, pitunge ajeeg tiba tanggaping warsa let 3 dina, (saben sasi Suro tanggal 3). Yen tiba tahun Alip dinane Jumuah Legi, Ehe tiba Slasa Kliwon, Jimawal dinane Akad Kliwon, Je dinane Kemis Wage, taun Dal dinane Senin Pon, Be tiba dina Setu Legi, Wawu Rebo Paing lan Jimakir tiba dina Akad Legi.
Sasi kang rahayu, becik kanggo samubaranggawe kang perlu.
Yen tiba sasi Besar, Sura, Sapar dinane Rebo, Kemis. Sasi Mulud, Rabingulakir lan Jumadilawal dinane Jumuah. Sasi Jumadilakir, Rejeb lan Ruwah dinane Setu, Akad. Sasi Pasa, Sawal, Dulkaidah dinane Senen lan Slasa.
Sasi Sarju, yaiku sasi kang sedeng kanggo samubaranggawe. Yen tiba sasi Besar, Sura, Sapar dinane Jumuah. Mulud, Rabingulakir, Jumadiiilawal dinane Setu, Akad, Jumadiilakir, Rejeb, Ruwah tiba dina Senen, Slasa.. Sasi Pasa, Sawal lan Dulkaidah diinane Rebo, Kemis. (sis)
Sangaring Tanggal
Sangaring tanggal kang prayoga disirik samubarang gawe kang perlu.
Sasi
|
Tanggal
|
Dina
|
Kadadeyane
Taliwangke
|
Sura
|
17,27,11,14
|
Rebo
paing
|
Luwih
gedhe rubedane
|
Sapar
|
12,22, 1,20
|
Kemis pon
|
Sinung lara kesandung
|
Mulud
|
13,23,10,15
|
Jum’ah
wage
|
Sinung
lara weteng
|
Bakdamulud
|
15,25,10,20
|
Saptu kliwon
|
Larane lunga teka
|
Jumadilawal
|
16,26,10,11
|
Senen
kliwon
|
Sinung
lara bebalung
|
Jumadilakir
|
11,21, 3,14
|
Selasa legi
|
Sinung lara owah
|
Rejeb
|
2,22,11,12
|
Rebo
paing
|
Sinung
klebon wisa
|
Ruwah
|
14,24,19,28
|
Kemis pon
|
Kena wisane dhewe
|
Pasa
|
15,25,10,20
|
Jum’ah
wage
|
Sinung
lara mata
|
Sawal
|
17,27, 2,20
|
Saptu kliwon
|
Gung kena perkara
|
Dulkangidah
|
11,21,
6,12
|
Senen
kliwon
|
Sinung
gring kapit
|
Besar
|
13,23, 1,20
|
Selasa legi
|
Gung kasusahan
|
Petung Pasatohan salaki rabi
Petungan panganten lanang lan wadon, neptune dina lan pasaran digunggung banjur kabagi 9, lanang turah pira wadon turah pira.
yen turah :
Turah
|
Keterangan
|
Turah
|
Keterangan
|
1 lan 1
|
becik
kinasih
|
4 lan 4
|
kerep
lara
|
1 lan 2
|
becik
|
4 lan 5
|
akeh
rencanane
|
1 lan 3
|
kuat,adoh
rejekine
|
4 lan 6
|
sugih
rejeki
|
1 lan 4
|
akeh
bihahine
|
4 lan 7
|
mlarat
|
1 lan 5
|
pegat
|
4 lan 8
|
akeh
pangkalane
|
1 lan 6
|
adoh
sandhang pangan
|
4 lan 9
|
kalah
siji
|
1 lan 7
|
sugih
satru
|
5 lan 5
|
tulus
begjane
|
1 lan 8
|
kasurang-surang
|
5 lan 6
|
cepak
rejekine
|
1 lan 9
|
dadi
pangautan
|
5 lan 7
|
tulus
sandang pangane
|
2 lan 2
|
slamet,
akeh rejekine
|
5 lan 8
|
akeh
sambekalane
|
2 lan 3
|
gelis
mati siji
|
5 lan 9
|
cepak
sandang pangane
|
2 lan 4
|
akeh
godang
|
6 lan 6
|
gedhe
bilahine
|
2 lan 5
|
akeh
bilahine
|
6 lan 7
|
rukun
|
2 lan 6
|
gelis
sugih
|
6 lan 8
|
sugih
satru
|
2 lan 7
|
anake
akeh mati
|
6 lan 9
|
kasurang-surang
|
2 lan 8
|
cepak
rejekine
|
7 lan 7
|
ingikum
maring rabine
|
2 lan 9
|
akeh
rejekine
|
7 lan 8
|
nemu
bilahi saka awake dhewe
|
3 lan 3
|
mlarat
|
7 lan 9
|
tulus
palakramane
|
3 lan 4
|
akeh
bilahine
|
8 lan 8
|
kinasih
dening wong
|
3 lan 5
|
gelis
pegat
|
8 lan 9
|
akeh
bilahine
|
3 lan 6
|
oleh
nugraha
|
9 lan 9
|
giras
rejekine
|
3 lan 7
|
akeh
bilahine
|
||
3 lan 8
|
gelis
mati siji
|
||
3 lan 9
|
sugih
rejeki
|
Keterangan :
Saumpama weton panganten lanang Jumuah Kliwon neptune 6 + 8 = 14 , kabagi 9, turah 5. Weton panganten wadon Jumuah Paing, neptune 6 + 9 = 15, kabagi 9 turah 6. Dadi 5 lan 6 tiba cepak rejekine, iku becik.
Petung salaki rabi
Wetone panganten lanang wadon, neptune dina lan pasaran digunggung, banjur kabagi 4, turah pira.
- Yen turah 1 tiba Gentho yaiuku larang anak.
- Yen turah 2 Gembili, sugih anak,
- Yen turah 3 Sri, sugih rejeki lan
- Yen turah 4 tiba Punggel, mati salah siji
Saumpama wetone panganten lanang Jumuah Pon, neptune 6 + 7 = 13.
Penganten wadon Kemis Paing neptune 8 + 9 = 17.
Gunggung 13 + 17 = 30, kabagi 4 turah 2 tiba gembili, sugih anak.
Coba mempelajari
BalasHapusTerima kasih informasina. Kunjungi juga Aplikasi Online Primbon Jawa Untuk Melihat Sifat Karakter , Rejeki sampai Jodoh.
BalasHapus