Setiap hari pasti kita melakukan ritual bercermin demi mempercantik diri,dengan memperhatikan dengan seksama,jengkal demi jengkal wajah kita,menata rambut agar tidak acak-acakan atau bagi yang wanita di tambah polesan sana sini di setiap sudut muka biar terlihat cantik dan menawan . tapi apakah kita setiap hari melakukan ritual bercermin diri tentang perilaku kita yang kita lakukan sebelumnya,apakah kita melakukan introspeksi diri sebelum tidur malam tentang mengingat apa-apa yang kita lakukan sepanjang hari.
Kita kadang lupa untuk menginstrospeksi diri kita sendiri,tentang segala sesuatu ke hilafan kita yang kadang kita juga tidak sadar tentang kesalahan kita, yang kita ingat hanyalah kesalahan orang lain yang ada di otak kita. perlu kita sadari bercermin diri tentang perilaku kita sebelum mata terpejam di malam hari adalah sesuatu yang perlu kita lakukan agar kita bisa menjaga hubungan dengan orang lain juga bisa menjaga hubungan kita dengan Tuhan kita.
Di saat kita capek seharian melakukan aktifitas,ada saatnya kita meng istirahatkan tubuh kita dengan tidur,tapi sebelum kita larut dalam alunan irama mimpi ada baiknya kita merenung diri,mencoba mencari kesucian hati agar mendapatkan ketenangan jiwa yang hakiki. merenung kan diri kita tentang perbuatan kita selama sepanjang hari,paling tidak kita mencoba merenungkan empat hal yang perlu kita introspeksikan kepribadian kita yang bisa kita audit setiap hari.
1. mengelola ibadah kepada sang pencipta
apakah selama ini ibadah kita sudah terkontrol dengan baik? menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan laranga-Nya,beribadah tepat waktu atau justru kita malah lupa mengerjakannya atau bahkan selama ini meninggalkannya.padahal dengan beribadah membuat jiwa kita tenang dan merasa mudah dalam melakukan aktifitas kita,tapi kadang kita malas untuk melaksanakan ibadah itu sendiri,padahal kita tercipta ke dunia ini karena adanya Tuhan yang menciptakan kita yang di karuniai akal sehingga kita dapat berpikir mana yang baik dan yang buruk.
2. perilaku kita
apakah hari ini kita telah berkata jujur sepanjang hari kepada orang lain,tidak berkata kotor,bergosip keburukan orang,korupsi waktu,berbuat baik pada orang,bersedekah pada fakir miskin,berbakti pada orang tua,dengan merenungkannya agar kitabisa berbuat baik untuk esok hari.
3. menimbang ilmu kita
kata peribahasa “tuntutlah ilmu sampai kenegeri cina”,”Rajin pangkal Pandai”,ya……sudah seberapa seriuskah kita mencari atau menambah ilmu?buku atau website apa saja yang telah kamu baca hari ini? ketrampilan atau keahlian apa yang kita miliki atau kita tingkatkan selama sehari ini?.belajar tidaklah harus selalu di sekolah atau di tempat kerja tapi belajar bisa di mana saja asal kita benar-benar mau mempelajarinnya.
4. kesiapan bila ajal menjemput kita
apakah anda sudah siap bila ajal menjemput kita?ih…..serem ah ngomongnya,tapi kita tidak mungkin kan hidup selamanya.kita dan semua orang yang ada di dunia ini tidak tahu kapan akan mati.apakah kita sudah mempersiapkan amalan perbuatan kita sebelum ajal menjemput kita. “muda foya-foya,tua bahagia,mati masuk sorga”, weeedeehhh…..siapa lagi yang tidak mau,tapi apakah kita selama ini amal ibadah kita sudah cukup untuk perjalanan ke surga atau kita malah justru menimbun pundi-pundi dosa dalam diri kita yang akan terjerumus dalam jurang neraka.
setelah semuanya sudah kita renungkan ,kita mesti punya tekad untuk melaksanakan introspeksi dalam diri kita.jadi tidak hanya gosok gigi,cuci kaki,baca doa sebelum terlena oleh kasur dan bantal tapi perlu merenungkan dulu perilaku kita agar kita “naik kelas”.
Bercerminlah dan Jangan Putus Asa
Hadist yang dikutip oleh ‘Aidh al-Qarni dalam bukunya La-Tahzan (jangan bersedih) sungguh sangat menyejukkan kepada mereka yang giat berdakwah di jalan Alloh. Hadist tersebut juga bisa menenangkan kepada para pejalan spiritual yang kerap mendapat tentangan dan cercaan di tengah masyarakat.
Hadist tersebut berbunyi seperti ini :
”Barangsiapa membuat Alloh Ridha namun orang-orang tidak menerima, maka Alloh akan ridha kepadanya dan akan menjadikan orang-orang itu ridha kepadanya. Dan, barangsiapa membuat Alloh tidak menerima namun orang-orang ridha kepadanya , maka Alloh akan tidak menerimanya dan membuat orang-orang itu tidak menerimanya”.
Jangan pernah berputus asa atas perjuangan di jalan-Nya dan jangan pernah merasa bahwa anda sudah kehabisan jalan dan sudah tidak ada jalan lagi untuk mendakwahkan pesan-pesan-Nya, jangan pernah berpikir buruk –bersu’udhon--bahwa orang-orang disekitar anda tidak mau diajak untuk berada di jalan-Nya. Karena pikiran semacam itu sama artinya anda meragukan firman Alloh :
“Barang siapa bertakwa kepada Alloh, maka Alloh akan membuatkan jalan keluar kepadanya dan akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”.
Yang harus diketahui bahwa tidak ada kewajiban sama sekali bagi anda untuk merubah masyarakat menjadi merah, hijau atau seperti yang anda inginkan. Anda tidak akan dimintai tanggung jawab atas keadaan mereka yang tidak mau berubah , kendatipun mereka tetap dalam perbuatan maksiat, asalkan berbagai upaya semampu anda telah dilakukan untuk menyadarkan mereka.Lain halnya kalau anda diam seribu bahasa tanpa pernah berupaya dengan kemungkaran-kemungkaran, dengan kemalasan yang ada di masyarakat sekitar anda, maka akan ada pertanyaan kelak untuk apa ilmu anda digunakan.
Dan yang harus dicatat, bahwa jika Alloh menghendaki masyarakat di sekitar anda menjadi orang-orang yang beriman, maka mereka pasti akan menjadi orang-orang mu’min lantaran ceramah anda.
“Innal Huda, Hudalloh” , petunjuk itu milik Alloh semata. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada seorangpun yang sanggup menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disestkan Alloh maka tidak ada yang sanggup untuk memberikan petunjuk.
Yang menjadi pertanyaan justru, sudahkah anda menyampaikan pesan-pesan-Nya atas izin dan rekomendasi-Nya. Sudahkah anda mengantongi Ridha-nya ? Jangan-jangan malah diri kita yang menjadi penyebab semuanya, jangan-jangan diri kita yang masih terhalang akan rahmat-Nya, karena kesombongan, ke-egoan dan perasaan paling bener.
Adakalanya bertafakkur itu lebih berharga dan utama ketimbang ibadah lainnya. Maka bertafakur tentang diri ini amatlah penting, masyarakat yang sulit diajak bicara atau kita yang keras kepala. Atau mungkin kita sendiri dulu yang sesungguhnya perlu membenarkan langkah-langkahnya secara benar baik dihadapan-Nya maupun di hadapan mereka.
Kayunya yang memang keras, ataukah senjata pemotongnya yang tumpul. Kayu jati memang keras dan karenanya akan kesulitan kalau menggunakan pedang yang tumpul apalagi memakai pisau cukur , tapi kerasnya kayu jati menjadi tak berarti kalau kita gunakan gergaji mesin yang tajam.Namun betapaun lemah dan lembeknya batang pisang anda tetap akan mendapatkan kesulitan kalau senjata yang digunakan sejenis silet atau besi tumpul.
Hidts ini harus diyakini betul, “Jika kamu menolong Alloh, maka Alloh pun akan menolongmu,dan Alloh akan memantapkan langkah-langkahmu”
Adakalanya kita lupa diri dan terbawa emosi, nafsu. Telitilah diri kita sendiri, sedang berdakwah mencari perhatian-Nya ataukah sibuk mencari sanjungan orang-orang? Sedang berusaha disanjung oleh-Nya atau sibuk mencari popularitas ? Sedang mencari kehormatan di sisi-Nya ataukah sedang gila hormat, sehingga orang-orang semuanya merasa wajib menghormati anda karena anda ustdaz .
Cermin pasti sangat berguna bagi kita. Kita tidak akanmengetahui pakaian belakang kita rapih atau tidak kalau tidak bercermin. Masukan orang lain pun bisa dijadikan cermin. Jadikanlah hinaan dan cercaan mereka sebagai cermin berharga. Justru kalau anda dipuja terus menerus dan anda merasa suka karenanya maka anda sudah menjadi orang yang terlena dan tertipu.
Bersihkan hati , agar menjadi cermin yang terang dan mampu melihat jelas benda-benda didepannya.
Alloh Maha Suci. Berusahalah terus mensucikan hati . Perbanyaklah dzikir kepada-Nya agar kesucian Rabbani bertemu dan menyapa hati anda. Karena anda tau pasti bahwa air akan bercampur dengan air , dan tidak akan bisa bersatu dengan minyak.
Hadits Qudsi ini pun sangat menyejukkan,
“Barang siapa mendekat kepadaKu dengan berjalan makan Aku akan mendekatinya sambil berlari”,
Jangan ragukan Kasih sayAng-Nya, Ia Maha Rahman Rahiem, tapi janganlah disalahgunakan, kerana dia juga punya sifat Syadiidul’Ngiqob (Penghukum yang keras).
“Ya, Alloh kuatkanlah kami untuk selalu berada di Jalan-MU. Jadikanlah kami sebagai orang-orang pemberi petunjuk yang mendapatkan petunjuk dari-MU”. Hasbunalloh wa ni’mal wakil, Cukuplah Alloh sebagai pelindung dan pemberi petolongan kepada kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar